Tuesday, July 31, 2007

Selingkuh dengan Ayah Tiri

PERSELINGKUHAN AKU & AYAH TIRIKU.......

Your Ad Here

Kalau kini kuungkapkan kisah kehidupan asmaraku, itu berarti aku sudah tidak mampu lagi menyimpan rahasia ini seorang diri. Aku tahu, aku telah bermain api dengan berselingkuh dengan ayah tiriku. tetapi aku benar-benar telah tenggelam di dalam pesona permainan seks ayah tiriku.


Semuanya berawal ketika aku kehilangan ayah kandungku pada usia 18 tahun. Ketika itu, roda ekonomi keluarga kami tidak terlalu terguncang, karena Ibu pandai mencari uang. Semasa ayah masih hidup, Ibu sudah menopang ekonomi keluarga dengan bisnis kateringnya. Oleh karena itu, sepeninggal Ayah,Ibu tidak berpikiran untuk mencari penggantinya, lantaran terlalu sibuk mengurusku dan kedua adik laki-lakiku.


Dua tahun berselang setelah kematian Ayah, tiba-tiba kami dikejutkan dengan perkataan Ibu yang mohon restu untuk menikah kembali dengan Pak Juwono(45). Kami memang sudah mengenalnya dengan baik, karena dia sering bertandang kerumah kami. Namun, kami berpikir Pak Juwono hanyalah teman baik Ibu. Sebab Pak Juwono bertamu ke rumah kami seperti halnya tamu-tamu yang lain. Lebih-lebih Ibu juga bersikap biasa-biasa saja. Ibu tidak menunjukkan dalam kondisi tengah jatuh cinta.


Kami semua merestui keinginan Ibu untuk menikah lagi. Pertama, karena usia Ibu masih tergolong muda, 38 tahun, untuk mengarungi hidup ini sendirian. Kedua, karena kami tahu bahwa Pak Juwono berstatus duda tanpa anak. Pak Juwono adalah pria yang matang, penyayang,dan bertanggung jawab. Aku dan kedua adikku sudah cukup dekat dengannya.


Masuknya Pak Juwono sebagai anggota baru keluarga kami memang membawa warna-warna lain dalam kehidupan keluarga kami. Aku pribadi sangat senang dengan adanya figur seorang ayah pengganti. Terus terang, sebagai anak perempuan satu-satunya aku haus akan perhatian dan kasih sayang seorang ayah. Apalagi di usia 20 tahunan aku ingin ada yang menuntunku dalam urusan cinta dan berhubungan dengan pria. Aku harap bisa menimba pengalaman dari ayah tiriku ini.


Kedekatanku dengan ayah tiriku membuat Ibu bangga. Beliau senang melihat kami semua akrab dengan suami barunya. Bahkan, boleh dikatakan aku bersikap agak manja kepadanya. Setiap pulang sekolah, aku pasti segera mencari ayah tiriku untuk menceritakan pengalamanku di kampus. Beliau akan dengan sabar mendengar ceritaku, kemudian dengan bijak menasihatiku bila ada hal-hal yang dianggapnya tidak 'sesuai'.


Kadang-kadang atas ijin Ibu, aku mengajak ayah tiriku berjalan-jalan ke mall. Setelah mencicipi hidangan fast food kami mampir untuk nongkrong di toko buku. Aku mempunyai hobi membaca buku filsafat dan psikologi, sama seperti beliau.

Tanpa kusadari aku semakin dekat dan semakin akrab kepada ayah tiriku, aku sudah semakin cuek aja dan tidak malu lagi semisalnya keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan handuk mandi sebagai penutup bagian-bagian tubuhku yang vital dihadapan ayahku. Dan kadangkala ayahku pula yang menggendongku ke tempat tidurku apabila aku kedapatan ketiduran di ruang tamu karena ketiduran akibat mataku yang kelelahan karena membaca buku ataupun menonton telivisi.

Lama-kelamaan aku semakin mengagumi sifat-sifat kedewasaan yang dimiliki oleh ayah tiriku, dan ada rasa perasaan khusus tertentu yang tidak bisa kuterjemahkan, entahlah apakah itu adalah perasaan cinta? Mungkin itulah alasannya aku selalu menampik setiap pernyataan cinta yang dilontarkan oleh teman-teman priaku. Terus terang aku tidak tertarik dengan teman-teman pria sebayaku yang cenderung manja dan kekanak-kanakan. Sebaliknya aku mengagumi pria-pria yang dewasa dan matang. Rasanya aku betah berada disisi mereka untuk mendengar cerita ataupun nasehat-nasehatnya, dan itu semuanya kudapatkan penuh dari ayah tiriku ini.

Rupanya gejala ini juga dirasakan dan ditangkap oleh ayah tiriku. Kalau sebelum pergi ke suatu tempat, aku biasa mencium pipi Ibu dan Ayah tiriku. Sekarang bila ibu tidak ada, Ayah akan membalas mencium pipiku. Semula aku merasa kaget dan ada sedikit perasaan malu, bukan kenapa-kenapa ini adalah ciuman pertama dari seorang laki-laki kepadaku dan sekaligus adalah ayahku. Bahkan pernah suatu waktu aku terperangah ketika ayah tidak hanya membalas mencium pipiku, melainkan juga bibirku. Melihat wajahku memerah, karena aku belum pernah pacaran, Ayah hanya tersenyum simpul.

Kejadian seperti itu terus berulang ketika ibuku ada di dapur dan kebetulan aku berpamitan mau ke kampus. Dan akupun mulai terbiasa dengan 'pamitan' gaya baru dari ayah tiriku. Semakin lama kami berani melakukannya lebih lama, kami pernah melakukannya selama beberapa menit dengan panasnya. Kalau tidak mengingat Ibu yang ada di dapur yang sewaktu-waktu bisa memergoki mungkin ayahku tidak akan melepaskanku dari pagutannya.

Beberapa waktu berselang, suatu saat Ibu harus menjenguk salah satu keponakannya yang dirawat di rumah sakit di Bogor. Kebetulan kedua adikku telah memasuki masa liburan sekolah dan keduanya mengantar dan menemani ibu selama di Bogor. Alhasil hanya aku dan Ayah tiriku yang ada di rumah sekarang ini. Menyadari tidak ada orang lain, sebenarnya hatiku berdegup kencang menyadari saat-saat yang tidak terduga tinggal berdua saja dengan Ayah tiriku yang amat kukagumi.

Ketika aku pulang kuliah menjelang sore hari, beliau sudah menungguku di teras rumah dan terlihat kegembirannya yang terbias di matanya ketika menyambut kepulanganku.

"Pulangnya kog malam, Non?" tanya ayah dengan senyum khasnya.

Aku menjawab dengan santai, "Tadi jalan-jalan dengan teman Yah. "Senyumnya mendadak agak hilang ketika keceritakan aku berjalan-jalan dengan teman-teman cowok kampusku. Aku tertawa dalam hati melihat sikap ayah tiriku yang terlihat sedikit menyimpan rasa cemburu.

Sehabis mandi seperti biasanya aku tetap hanya menggunakan handuk melalui ayah menuju ke arah kamarku.
"Nia, apakah cowok yang menemani kamu adalah pacar kamu?", selidik ayah tiriku.
"Sebentar ayah, Nia mau berpakaian dulu, dan nanti akan Nia ceritakan seluruhnya ke Ayah", jawabku sambil tetap menuju ke arah kamarku, sepintas kulihat ayahku seperti berdiri dari sofa tempat duduknya. Aku menutup pintu kamar dan mulai mengeringkan rambutku dengan menggunakan kipas angin yang kunyalakan.

Tiba-tiba aku mendengar suara derit pintu kamarku terbuka dan kulihat ayah tiriku berjalan masuk menghampiriku. Karena aku masih terbalut dengan handuk aku cuek saja menerima kehadiran ayah tiriku meskipun sesungguhnya hatiku terasa dag dig dug.

"Aduhh.., ayah nih kog penasaran amat sih, dibilang entar juga pasti diceritain", kataku menggoda sembari tetap mengeringkan rambutku yang masih agak basah.
"Nia, kamu serius yah berpacaran dengan cowo yang tadi itu?", masih dengan penasaran ayahku terus menanyaiku.
"Hmm..., Kalo ya kenapa..., kalo tidak juga kenapa?" tanyaku memancing perasaan ayah tiriku.
"Kamu bandel yahh..., udah main rahasia-rahasiaan" ucapnya seraya tiba-tiba tangannya menggelitik pinggulku.

Aku tergelitik kegelian sambil meronta-ronta kecil untuk melepaskan dari gelitikan tanggannya. Ayahku tetap menguber-uberku sambil tetap menggelitik seluruh tubuhku, sampai akhirnya kita berdua jatuh ke ranjang dan ayah tetap saja menggelitik seluruh badanku. Sampai akhirnya kita berdua cekakak cekikikan dan akihirnya aku berteriak-teriak kecil minta ampun supaya Ayah menghentikan gelitikannya. Begitu ayah menghentikan gelitikannya tubuhku terasa lemas dan kami berdua ngos-ngosan akibat kehabisan nafas. Ayah tiduran disampingku di atas ranjang sambil tetap memperhatikan wajahku yang masih bersimbah peluh. Aku mencoba menarik napas panjang sambil memejamkan mata untuk menghilangkan rasa lemas yang kurasakan.

Tiba-tiba aku merasakan ciuman lembut menempel di bibirku, namun aku merasakan pagutan ciuman kali ini lebih terasa dan lebih rileks, mungkin karena Ibu tidak ada di rumah. Akupun membiarkan bibirku dilumat dengan lembut, baru kali ini ciumannya membuatku terasa terbang diawang-awang. Tanpa disadari tangan ayah yang tadi mengelus lembut pinggulku..., telah melepas handuk penutup tubuhku. Akupun baru sadar bahwa aku telah tidak berpakaian. Sebelum aku sempat berpikir banyak, ayahku sudah memelukku kembali dengan eratnya seraya mengelus-elus rambutku yang panjang. Terus terang aku sangat terlena dengan sentuhan kasih sayangnya ini.

Ketika ia mengangkat wajahku, aku menundukkan wajahku yang bersemu merah. Aku bisa mendengar suara detak jantung ayah yang berdegup kencang saat matanya menyapu dengan bersih seluruh lekuk-lekuk tubuhku yang sudah tidak terlindung apapun. Ayah mengelus bibirku dan tiba-tiba memagutnya kembali dengan penuh nafsu. Aku hanya bisa pasrah dibawah kenikmatan yang baru kurasakan ini. Bahkan aku mulai berani membalas pagutannya. Ayah kemudian menyeretku kedalam pangkuannya di atas ranjang. Kami terus berciuman, hingga tangannya mulai bergerak mengelus ke daerah-daerah tubuhku yang paling sensitif.

Aku menjerit kecil ketika kurasakan tangannya yang nakal menyentuh dan meremas-remas dengan lembut payudaraku. Sambil melumat bibirku, ayahku secara perlahan-perlahan berusaha melepaskan seluruh pakaiannya. Aku menjerit kecil tertahan tatkala penis ayahku keluar dari celana dalamnya dan dalam keadaan sangat panjang dan 'tegak', baru kali ini aku menyaksikan secara dekat penis seorang lelaki, bentuknya panjang mengeras dan dibagian ujung kepala penis ayah membesar dan berkilat-kilat bagai jamur. Belum sempat logikaku berjalan,ayah sudah kembali memeluk dan mencumbuku kembali, kini kami sama-sama bergumul dengan panasnya tanpa sehelai benangpun menempel di tubuh kami.

Mataku terpejam rapat sambil berteriak tertahan saat ayah tiriku mencumbui organ kewanitaanku. Ada rasa nikmat luar biasa yang kurasakan, hingga setiap beberapa saat badanku menggelinjang-gelinjang tak kuasa menahan hentakan-hentakan kenikmatan yang keluar dari seluruh sendi-sendi tubuhku. Sampai akhirnya aku merasakan benda panjang dan hangat menyeruak memasuki vaginaku. Saat itulah aku mempersembahkan keperawanan, kehormatan, jiwa ragaku kepada ayah tiriku. Kami bersetubuh tanpa mempedulikan waktu, terus berpacu dan berpacu meliwati klimaks demi klimaks hingga hampir menjelang subuh badan kami sama-sama lemas karena merasakan klimaks yang berkali-kali hingga akhirnya kami rubuh dan tidur berpelukan dalam satu ranjang dengan perasaan puas.

Terus terang pengalaman pertamaku berhubungan seks membawa kesan yang luar biasa dalam hidupku. Aku sama sekali tidak merasakan kesakitan karena ayahku tahu persis bagaimana menjalankan permainan seks kami dengan sebaik mungkin. Malam pertama kami, kami lewatkan dengan mengulang permainan seks hingga tiga kali. Ketika tak berdaya lagi, kami baru berhenti. Seminggu ditinggal Ibu dan adik-adik membuat aku dan Ayah benar-benar menikmati petualangan asmara

Selama hampir setahun menjalin asmara diam-diam dengan ayah, Ibu mulai curiga. Apalagi, Ibu mengetahui kalau sampai berusia 21 tahun aku belum juga mau punya pacar. Padahal aku terhitung cantik dan supel. Apalagi ketika aku sudah menamatkan D-ii bahasa inggrisku, Ibu mendesakku untuk mulai mencari pasangan hidup.

Ketika diam-diam kudiskusikan hal ini kepada Ayah, dia sangat mendukungku menjalin hubungan dengan pria lain. Soalnya, Ayah mulai mencium tanda-tanda kecurigaan di mata Ibu melihat hubunganku dengan Ayah semakin lengket aja.

Maka ketika Wahyu,kakak kelasku yang paling gencar mendekatiku. Kupikir apa salahnya aku membina hubungan dengannya. Apalagi wajahnya lumayan ganteng, postur tubuhnya atletis, dan otaknya encer pula. Singkat cerita aku kemudian serius menjalin hubungan dengannya. Sementara itu, kisah cintaku dengan Ayah terus berlanjut. Kali ini kami lebih banyak melakukan persetubuhan kami di luar rumah. Kadang-kadang kami janji bertemu di hotel A atau B yang letaknya agak jauh dari kota tempat tinggalku.

Enam bulan setelah berpacaran dengan Wahyu, keluarganya datang melamarku. Aku menerima lamarannya dengan perasaan biasa-biasa saja. Terus-terang perasaan cintaku telah kepersembahkan seutuhnya kepada ayah tiriku. Aku menikah hanya untuk menutupi perselingkuhanku dengan ayah.

Untungnya, Wahyu adalah orang yang tidak mempersoalkan keperawananku ketika kami melewatkan malam pertama. Menghadapi permainan seks Wahyu yang tergolong pemula, aku merasa tidak puas. Kadang-kadang aku membayangkan sedang berhubungan badan dengan ayah tiriku yang macho dan berpengalaman. Akhirnya, aku tetap sering menelepon ayah untuk saling bertemu di luar rumah. Usianya yang telah berkepala empat telah mengetahui secara betul segala bentuk permainan seks yang dapat memberikan kepuasan klimaks terhadap gadis-gadis muda seusiaku.


Your Ad Here

Bercinta dengan ayah tiriku, aku mendapatkan klimaks yang berulang-ulang, hal yang tidak dapat kudapatkan apabila aku berhubungan badan dengan suamiku sendiri. Aku tahu perbuatanku adalah keliru. Namun aku tidak dapat menghapus sosok Ayah tiriku dalam kehidupanku. Aku tidak tahu sampai kapan aku bisa menghentikan perselingkuhanku ini. Aku hanyalah seorang wanita yang menginginkan adanya figur pria matang disisiku.

Bisnis Luar Biasa====> http://www.dt88-network.info

Friday, July 20, 2007

Gadis Sampul

GADIS SAMPUL........

Siang itu panas sekali ketika aku melangkah keluar dari kampus menuju ke mobilku di tempat parkir. Segera kupacu pulang mobilku, tapi sebelumnya mampir dulu beli es dawet di kios di pinggir jalan menuju arah rumahku. Setelah sampai rumah dan kumasukkan mobil ke garasi, segera kuganti baju dengan seragam kebesaran, yaitu kaos kutang dengan celana kolor. Kucuci tangan dan muka, kemudian kuhampiri meja makan dan mulai menyantap makan siang lalu ditutup dengan minum es dawet yang kubeli tadi, uaaaah... enak sekali... jadi terasa segar tubuh ini karena es itu.

Setelah cuci piring, kemudian aku duduk di sofa, di ruang tengah sambil nonton MTV, lama kelamaan bosan juga. Habis di rumah tidak ada siapa-siapa, adikku belum pulang, orang tua juga masih nanti sore. Pembantu tidak punya. Akhirnya aku melangkah masuk ke kamar dan kuhidupkan kipas angin, kuraih majalah hiburan yang kemarin baru kubeli. Kubolak-balik halaman demi halaman, dan akhirnya aku terhanyut.

Tiba-tiba bel pintu berbunyi, aku segera beranjak ke depan untuk membuka pintu. Sesosok makhluk cantik berambut panjang berdiri di sana. Sekilas kulihat wajahnya, sepertinya aku pernah lihat dan begitu familiar sekali, tapi siapa ya..?

"Cari siapa Mbak..?" tanyaku membuka pembicaraan.
"Ehm... bener ini Jl. Garuda no.20, Mas..?" tanya cewek itu.
"Ya bener disini, tapi Mbak siapa ya..? dan mau ketemu dengan siapa..?" tanyaku lagi.
"Maaf Mas, kenalkan... nama saya Rika. Saya dapat alamat ini dari temen saya. Mas yang namanya Adi ya..?" sambil cewek itu mengulurkan tangan untuk bersalaman.

Segera kusambut, aduuuh... halus sekali tanganya.

"Eng... iya, emangnya temen Mbak siapa ya..? kok bisa tau alamat sini..?" tanyaku.
"Anu Mas, saya dapat alamat ini dari Bimo, yang katanya temennya Mas Adi waktu SMA dulu..." jelas cewek itu.

Sekilas aku teringat kembali temanku, Bimo, yang dulu sering main kemana-mana sama aku.
"Oooh... jadi Mbak Rika ini temennya Bimo, ayo silahkan masuk... maaf tadi saya interogasi dulu."

Setelah kami berdua duduk di ruang tamu baru aku tersadar, ternyata Rika ini memang dahsyat, benar-benar cantik dan seksi. Dia saat itu memakai mini skirt dan kaos ketat warna ungu yang membuat dadanya tampak membusung indah, ditambah wangi tubuhnya dan paha mulus serta betis indahnya yang putih bersih menantang duduk di hadapanku. Sekilas aku taksir payudaranya berukuran 34B.

Setelah basa-basi sebentar, Rika menjelaskan maksud kedatangannya, yaitu ingin tanya-tanya tentang jurusan Public Relation di fakultas Fisipol tempat aku kuliah. Memang Rika ini adalah cewek pindahan dari kota lain yang ingin meneruskan di tempat aku kuliah. Aku sendiri di jurusan advertising, tapi temanku banyak yang di Public Relation (yang kebanyakan cewek-cewek cakep dan sering jadi model buat mata kuliah fotografi yang aku ambil), jadi sedikit banyak aku tahu.

Kami pun cepat akrab dan hingga terasa tidak ada lagi batas di antara kami berdua, aku pun sudah tidak duduk lagi di hadapannya tapi sudah pindah di sebelah Rika. Sambil bercanda aku mencuri-curi pandang ke wajah cantiknya, paha mulusnya, betis indahnya, dan tidak ketinggalan dadanya yang membusung indah yang sesekali terlihat dari belahan kaos ketatnya yang berleher rendah. Terus terang saja si kecil di balik celanaku mulai bangun menggeliat, ditambah wangi tubuhnya yang membuat terangsang birahiku.

Aku mengajak Rika untuk pindah ke ruang tengah sambil nonton TV untuk meneruskan mengobrol. Rika pun tidak menolak dan mengikutiku masuk setelah aku mengunci pintu depan. Sambil ngemil hidangan kecil dan minuman yang kubuat, kami melanjutkan ngobrol-ngobrol. Sesekali Rika mencubit lengan atau pahaku sambil ketawa-ketiwi ketika aku mulai melancarkan guyonan-guyonan. Tidak lama, adik kecilku di balik celana tambah tegar berdiri. Aku kemudian usul ke Rika untuk nonton VCD saja. Setelah Rika setuju, aku masukkan film koleksiku ke dalam player. Filmnya tentang drama percintaan yang ada beberapa adegan-adegan ranjang. Kami berdua pun asyik nonton hingga akhirnya sampai ke bagian adegan ranjang, aku lirik Rika matanya tidak berkedip melihat adegan itu.

Kuberanikan diri untuk merangkul bahu Rika, ternyata dia diam saja tidak berusaha menghindar. Ketika adegan di TV mulai tampak semakin hot, Rika mulai gelisah, sesekali kedua paha mulusnya digerak-gerakkan buka tutup. Wah, gila juga nih cewek, seakan-akan dia mengundang aku untuk menggumulinya. Aku beranikan diri untuk mengelus-elus lengannya, kemudian rambutnya yang hitam dan panjang. Rika tampak menikmati, terbukti dia langsung ngelendot manja ke tubuhku. Kesempatan itu tidak kusia-siakan, langsung kupeluk tubuh hangatnya dan kucium pipinya. Rika tidak protes, malah tangannya sekarang diletakkan di pahaku, dan aku semakin terangsang lalu kuraih dagunya. Kupandang mata bulat indahnya, sejenak kami berpandangan dan entah siapa yang memulai tiba-tiba, kami sudah berpagutan mesra. Kulumat bibir bawahnya yang tebal nan seksi itu dan Rika membalas, tangannya yang satu memeluk leherku, sedang yang satunya yang tadinya di pahaku sekarang sudah mengelus-elus yuniorku yang sudah super tegang di balik celanaku.

Lidah kami saling bertautan dan kecupan-kecupan bibir kami menimbulkan bunyi cepak cepok, yang membuat semakin hot suasana dan seakan tidak mau kalah dengan adegan ranjang di TV. Tanganku pun tidak mau tinggal diam, segera kuelus paha mulusnya, Rika pun memberi kesempatan dengan membuka pahanya lebar-lebar, sehingga tanganku dengan leluasa mengobok-obok paha dalamnya sampai ke selangkangan. Begitu bolak-balik kuelus dari paha lalu ke betis kemudian naik lagi ke paha. Sambil terus melumat bibirnya, tanganku sudah mulai naik ke perutnya kemudian menyusup terus ke dadanya. Kuremas dengan gemas payudaranya walau masih tertutup kaos, Rika merintih lirih. Lalu tanganku kumasukkan ke dalam kaosnya dan mulai meraba-raba mencari BH-nya. Setelah ketemu lalu aku meraih ke dalam BH dan mulai meremas-remas kembali buah dadanya, kusentuh-sentuh putingnya dan Rika mendesah. Seiring dengan itu, tangan Rika juga mengocok yuniorku yang masih tertutup celana dalam, dan mulai dengan ganas menyusup ke dalam celana dalam meraih yuniorku dan kembali mengocok dan mengelus.

Aku yang sudah mulai terbakar birahi, kemudian melepaskan kaos Rika dan BH-nya hingga sekarang nampak jelas payudaranya yang berukuran 34B semakin mengembang karena rangsangan birahi.

Langsung aku caplok buah dadanya dengan mulutku, kujilat-jilat putingnya dan Rika mendesis-desis keenakan, "Sssh... aaauuh... Mass Adiii... ehhh... ssshhh..." sambil tangannya mendekap kepalaku, meremas-remas rambutku dan membenamkannya ke payudaranya lebih dalam.

Kutarik kepalaku dan kubisikkan ke telinga Rika, "Rika sayang, kita pindah ke kamarku aja yuuk..! Aman kok nggak ada siapa-siapa di rumah ini selain kita berdua..."

Rika mengangguk, lalu segera kupeluk dan kugendong dia menuju ke kamar. Posisi gendongnya yaitu kaki Rika memeluk pinggangku, tangannya memeluk leherku dan payudaranya menekan keras di dadaku, sedangkan tanganku memegang pantatnya sehingga yuniorku sekarang sudah menempel di selangkangannya.

Sepanjang perjalanan menuju kamar, kami terus saling berciuman. Sesampainya di kamar, kurebahkan tubuhnya di tempat tidur, Rika tidak mau melepaskan pelukan kakinya di pinggangku malahan sekarang mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya.

"Sayang... sabar dong.., lepas dulu dong rok sama celana kamu..." kataku.
"Oke Mas... tapi Mas juga harus lepas baju sama celana Mas, biar adil..!" rajuk Rika.

Setelah kulepas baju dan celanaku hingga telanjang bulat dan yuniorku sudah mengacung keras tegak ke atas, Rika yang juga sudah telanjang bulat kembali merebahkan diri sambil mengangkangkan pahanya lebar-lebar, hingga kelihatan bibir vaginanya yang merah jambu itu.

Aku pun segera menindihnya, tapi tidak buru-buru memasukkan yuniorku ke vaginanya, kembali aku kecup bibirnya dan kucaplok dan jilat-jilat payudara serta putingnya. Jilatanku turun ke perut terus ke paha mulusnya kemudian ke betis indahnya naik lagi ke paha dalamnya hingga sampai ke selangkangannya.

"Auuww... Mas Adiiii... ehhmm... shhh... enaaaakkk Masss..." ceracau Rika sambil kepalanya menggeleng-geleng tidak karuan dan tangannya mencengkeram sprei ketika aku mulai menjilati bibir vaginanya, terus ke dalam memeknya dan di klitorisnya.

Dengan penuh nafsu, terus kujilati hingga akhirnya tubuh Rika menegang, pahanya mengempit kepalaku, tangannya menjambak rambutku dan Rika berteriak tertahan. Ternyata dia telah mencapai orgasme pertamanya, dan terus kujilati cairan yang keluar dari lubang kenikmatannya sampai habis.

Aku bangun dan melihat Rika yang masih tampak terengah-engah dan memejamkan mata menghayati orgasmenya barusan. Kukecup bibirnya, dan Rika membalas, lalu aku menarik tangannya untuk mengocok penisku. Aku rebahkan tubuhku dan Rika pun mengerti kemauanku, lalu dia bangkit menuju ke selangkanganku dan mulai mengemut penisku.

"Oooh... Rik... kamu pinter banget sih Rik..." aku memuji permainannya.

Kira-kira setengah jam Rika mengemut penisku. Mulutnya dan lidahnya seakan-akan memijat-mijat batang penisku, bibirnya yang seksi kelihatan semakin seksi melumati batang dan kepala penisku. Dihisapnya kuat-kuat ketika Rika menarik kepalanya sepanjang batang penis menuju kepala penisku membuatku semakin merem-melek keenakan.

Setelah bosan, aku kemudian menarik tubuh Rika dan merebahkannya kembali ke tempat tidur, lalu kuambil posisi untuk menindihnya. Rika membuka lebar-lebar selangkangannya, kugesek-gesekkan dulu penisku di bibir vaginanya, lalu segera kumasukkan penisku ke dalam lubang senggamanya.

"Aduuh Mas... sakiiit... pelan-pelan aja doong... ahhh..." aku pun memperlambat masuknya penisku, sambil terus sedikit-sedikit mendorongnya masuk diimbangi dengan gerakan pinggul Rika.

Terlihat sudut mata Rika basah oleh air matanya akibat menahan sakit. Sampai akhirnya, "Bleeesss..." masuklah semua batang penisku ke dalam liang senggama Rika.

"Rika sayang, punya kamu sempit banget sih..? Tapi enak lho..!" Rika cuma tersenyum manja.

"Mas juga, punya Mas besar gitu maunya cari yang sempit-sempit, sakit kaan..!" rajuk Rika.

Aku ketawa dan mengecup bibirnya sambil mengusap air matanya di sudut mata Rika sambil merasakan enaknya himpitan kemaluan Rika yang sempit ini. Setelah beberapa saat, aku mulai menggerakkan penisku maju mundur dengan pelan-pelan.

"Aaah... uuuhhh... oooww... shhh... ehhmmm..." desah Rika sambil tangannya memeluk erat bahuku.

"Masih sakit Sayaaang..?" tanyaku.

"Nggak Mas... sedikiiitt... auuoohhh... shhh... enn.. ennnaakk.. Mas... aahh..." jawab Rika.

Mendengar itu, aku pun mempercepat gerakanku, Rika mengimbangi dengan goyangan pinggulnya yang dahsyat memutar ke kiri dan ke kanan, depan belakang, atas bawah. Aku hanya bisa merem melek sambil terus memompa, merasakan enaknya goyangan Rika. Tidak lama setelah itu, kurasakan denyutan teratur di dinding vagina Rika, kupercepat goyanganku dan kubenamkan dalam-dalam penisku.

Tanganku terus meremas-remas payudaranya. Dan tubuh Rika kembali menegang, "Aaah... Masss Adiiii... teruuus Maass... jangan berentiii... oooh... Maasss... aaahhh... akuuuu mauuu keluaaar... aaawww..."

Dan, "Cret... cret... crettt..." kurasakan cairan hangat menyemprot dari dalam liang senggama Rika membasahi penisku.

Kaki Rika pun memeluk pinggangku dan menarik pinggulku supaya lebih dalam masuknya penisku ke dalam lubang kenikmatannya. Ketika denyutan-denyutan di dinding vagina Rika masih terasa dan tubuh Rika menghentak-hentak, aku merasa aku juga sudah mau keluar.

Kupercepat gerakanku dan, "Aaah... Rikaaa... aku mau keluar Sayaaang..." belum sempat aku menarik penisku karena kaki Rika masih memeluk erat pinggangku, dan, "Crooot... crooot... crooott..." aku keluar di dalam kemaluan Rika.

"Aduuhhh enakkknyaaa..."

Dan aku pun lemas menindih tubuh Rika yang masih terus memelukku dan menggoyang-goyangkan pinggulnya.

Aku pun bangkit, sedangkan penisku masih di dalam liang senggama Rika dan kukecup lagi bibirnya.

Tiba-tiba, "Greeekkk..." aku dikejutkan oleh suara pintu garasi yang dibuka dan suara motor adikku yang baru pulang.

Aku pun cepat-cepat bangun dan tersadar. Kulihat sekeliling tempat tidurku, lho... kok... Rika hilang, kemana tuh cewek..? Kuraba penisku, lho kok aku masih pake celana dan basah lagi. Kucium baunya, bau khas air mani. Kulihat di pinggir tempat tidur masih terbuka majalah hiburan khusus pria yang kubaca tadi. Di halaman 68, di rubrik wajah, kulihat wajah seorang cewek cantik yang tidak asing lagi yang baru saja kutiduri barusan, yaitu wajah Rika yang menggunakan swimsuit di pinggir kolam renang.

Yaaa ampuun... baru aku sadar, pengalaman yang mengenakkan tadi bersama Rika itu ternyata cuma mimpi toh. Dan Rika yang kutiduri dalam mimpiku barusan adalah cover girl cantik dan seksi majalah yang kubaca sebelum aku tertidur tadi, yang di majalah dia mengenakan swimsuit merah. Aku pun segera beranjak ke kamar mandi membersihkan diri. Di dalam kamar mandi aku ketawa sendiri dalam hati mengingat-ingat mimpi enak barusan. Gara-gara menghayal yang tidak-tidak, jadinya mimpi basah deeh.

Bisnis Luar Biasa====> http://www.dt88-network.info


Sunday, July 8, 2007

Jessica Alba Bikini Picture

Jessica Alba Bikini Pictures



Your Ad Here

Being a Jessica Alba fan, I expect a lot from her. So when she’s on a beach in a bikini, I want be excited to the point where walking upright in tight jeans could get me arrested for indecency. Unfortunately, these pictures are as lame as it gets. Not to fret. We still have our trusty 2005 Jessica Alba Bikini Pictures to keep our blood pumping in all the right places.

Jessica Alba Bikini Pictures Jessica Alba Bikini Pictures Jessica Alba Bikini Pictures

Jessica Alba Bikini Pictures Jessica Alba Bikini Pictures

I know I just posted some Jessica Alba bikini shots but, admittedly, they were kind of lame and really not up to Hollywood Tuna standards. Here are some better ones. Much much better ones… That’s right, it’s Jessica Alba, half-naked with her beautiful ass in the air! Oh it’s gonna be a great new year…


Bisnis Luar Biasa====> http://www.dt88-network.info

Wednesday, July 4, 2007

SEKS KILAT DI KANTOR

SEKS KILAT DI KANTOR BERSAMA.......


Namaku Surya. Aku adalah seorang manajer di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Walaupun aku sudah lama bekerja tetapi aku masih melajang. Kisah ini diawali saat aku bertemu seorang mahasiswi yang sedang magang di kantorku. Mahasiswi tersebut bernama Dini. Aku tidak begitu tahu kuliah apa yang ia ambil, tetapi ia bekerja sebagai sekretaris di kantorku.

Adapun Dini adalah gadis yang sangat manis, berkulit putih layaknya wanita keturunan Chinese, memiliki tubuh langsing bak gitar, rambutnya berwarna hitam kecoklatan dgn panjang sebahu, dan raut wajahnya mirip-mirip Dian Sastrowardoyo. Penampilan Dini sangat menarik perhatian pria2 di kantorku, karena dia berpenampilan layaknya mahasiswi di kampus. Ini menjadi angin segar tersendiri untuk kami para pria di kantor .

Suatu hari Dini datang ke ruanganku untuk meminta tanda tanganku. Aku terkejut melihat penampilannya yang seksy sekali. Ia mengenakan kaos hitam lengan pendek yg sangat ketat, rok mini berbahan jeans yg di atas lutut, dan sepasang sepatu hak tinggi. Aku bisa melihat bentuk payudaranya yg membusung dari balik kaos ketat itu dgn jelas dan juga pahanya yg putih mulus itu bisa kupandangi sepuasku.

Dini masuk ke ruanganku dan menyerahkan beberapa dokumen untuk kutandatangani. Saat ia berada di dekatku, tercium harum semerbak dari tubuhnya yang sedikit2 mulai merangsang penisku. Kulihat Dini agak tegang, jadi kupersilakan ia duduk di depan mejaku. Sambil pura2 baca dokumen, aku mulai sedikit2 bicara dengannya, basa basi layaknya atasan dan bawahan, sambil saling berkenalan.

"Kamu kok sering banget pakai baju itu sih?" tanyaku pada Dini.

Dini jadi tersipu malu mendengar pertanyaanku seraya menjawab,

"Habisnya kata temen2 aku keliatan cantik kayak model kalo aku pakai baju ini. Memangnya kenapa pak?".

"Ngga apa2 kok, saya juga suka ngeliat kamu berpakaian seperti ini, betul2 cantik kayak model.", ujarku padanya.

"Bapak bisa aja ah" tukas Dini sambil tersipu malu.


Kuberanikan diri bertanya lebih jauh padanya,

"Din...kamu udah punya pacar belum?".

"Sudah pak."jawab Dini.

Aku agak kecewa mendengarnya, tapi aku terus berusaha memancingya untuk bicara ttg seks.

"Beruntung sekali orang yg jadi cowo kamu, dia pasti bahagia sekali bisa berhubungan seks dengan cewe seseksy kamu" ujarku sambil bercanda.

Dini tiba2 terlihat sedih, ternyata dia belum pernah sekalipun berhubungan seks dgn pacarnya dan hal itu membuatnya malu di hadapan teman2nya di kampus yg sudah pernah berhubungan seks dgn pacar masing2 dan pacar Dini juga orangnya sangat alim shg sulit diajak ngeseks. Aku hanya menggangguk saja mendengar penuturannya. Terlihat hasrat Dini utk merasakan nikmat duniawi, tetapi pengetahuannya ttg seks juga masih tergolong dangkal.

"Pak, temen2 saya bilang seks itu nikmat. Bener ga sih?", tanya Dini padaku.

Aku sempet terkejut mendengar pertanyaannya, lalu kujawab,

"Bener, temen2 kamu itu bener. Seks itu mang nikmat kok, temen2 saya juga bilang begitu. Saya sendiri juga blom pernah nyoba sih".

Dini terlihat makin sedih, menyadari ketidak mampuan dirinya dalam berhubungan seks. Kuhibur ia sejenak, sambil kuajak bercanda dan berkata,

"Gimana klo kamu coba ML sama saya skrng disini, nanti saya ajarin teknik2nya deh biar cowo kamu bisa tunduk ama kamu di atas ranjang, bahkan bisa aja cowo kamu yang ketagihan nanti" .

Dini terlihat gelisah, "Gimana nanti klo ketauan/diintip orang2 sini pak?", tanyanya padaku.

"Tenang, kita seks kilat aja, sekitar 10-15 menitan", ujarku.

Dini pun menerima tawaranku, dan akupun bersorak kegirangan dalam hati.

"Kesempatan bagus nih", ujarku dalam hati. Kebetulan setiap ruang untuk direktur dan manajer di kantorku ada toilet pribadi yang terpisah dgn toilet umum. Kutuntun Dini masuk ke dalam toilet pribadi dalam ruanganku, dgn maksud agar suara kami tak terdengar ke luar.

Aku segera mengunci pintu toilet dari dalam, seraya mulai memeluk Dini. Lalu aku duduk di atas kloset dan kusuruh Dini duduk di atas pangkuanku, dgn posisi payudaranya menghadap wajahku. Sejenak kunikmati harum tubuhnya, sambil menjamah2 kaos ketatnya yg hitam legam itu. Lalu aku menyibakkan rok mininya yg terbuat dr jeans itu, shg terlihatlah paha putih mulus dan CD Dini yang berwarna hitam. Karena ini seks kilat, maka aku hanya memelorotkan CD Dini sedikit, lalu kuselipkan penisku pada CD Dini, menuju vaginanya yang masih berbulu jarang itu.

Tanpa kesulitan, aku berhasil mencapai 'target', penisku sudah menancap pd vagina Dini. Kedua tanganku memegang pinggul Dini dan menggerakkannya ke atas-bawah. Nikmat sekali rasanya, dan raut wajah Dini menunjukkan bahwa ia sangat menikmati perhelatan ini, padahal ini pertama kali untuknya. Desahan2 Dini menjadi makin tak terkendali, pertanda dirinya sudah tenggelam dalam nikmat duniawi. Sekali2 ia menjambak rambutku dan menekan kepalaku shg wajahku menempel di atas payudaranya, sambil kujilati dan kuhisap payudara yg tertutup kaos ketat itu. Kulumat bibir Dini dengan maksud utk meredam suara desahannya, sengaja kulepaskan kedua tanganku dari pinggulnya, dan pinggul Dini sudah bergerak naik turun dgn sendirinya. Lama kelamaan pinggul Dini bergerak tak beraturan, seperti penyanyi dangdut lagi goyang pinggul.

Kuselipkan kedua tanganku ke dalam kaos ketat Dini, melewati BH nya, dan akhirnya memegang payudaranya yang kencang dan tanpa dilapisi apapun. Nikmatnya rasanya sewaktu kuremas payudara dan putting-nya yang menegang, sepertinya Dini juga terbawa sansasi kenikmatan permainan cinta kilat ini. Tarikan nafasnya semakin tidak karuan dan semakin kencang. Tak lupa tanganku menjamah bagian2 tubuh Dini yg lain seperti pantat, paha, kaki, dll. Kuangkat kaki kiri Dini dgn tanganku sekitar 60 drajat, lalu kujilati pahanya yg mulus. Kadang aku kembali melumat bibirnya bila ia mulai mendesah tak karuan.

"ahh..uhhh...ohhh..pak nikmatya......", Dini menjerit kecil saat penisku semakin cepat bergerak keluar masuk kedalam vaginanya. Penisku sudah becek sekali krn terus berada dlm vagina Dini yg basah dan nikmat itu.

Tak terasa 15 menitpun sudah berlalu. kami belum sempat orgasme, tetapi paling tidak bisa merasakan nikmat duniawi dlm sekejap mata. Kusadarkan Dini yang sudah larut dlm nikmat duniawi itu. Dini yg tersadar jadi tersipu malu krn sadar dirinya sudah seperti wanita murahan saja. Kucoba mancabut penisku yg dijepit vagina Dini dr tadi. Awalnya sulit krn godaan utk terus lanjut, tetapi akhirnya bisa setelah berhasil melemaskan penisku. Dini buru2 mengencangkan celana dalamnya dan aku merapikan celana panjangku ,lalu kubantu mengeringkan kaos ketat Dini yg basah krn ludahku tadi. Untung saja ludahku yg menempel pada paha Dini sudah kering.

Aku pun keluar lebih dulu dr toilet untuk mengecek keadaan di luar ruang kantorku. Kebetulan banyak karyawan sedang makan siang, jadi keadaan relatif aman.

"Kapan2 kita lanjutin lagi deh yg tadi, tapi di luar kantor. Gimana, seks itu nikmat kan?", ujarku pada Dini.

Dini hanya mengangguk sambil tersenyum malu. Lalu Dini pun segera keluar dr ruanganku dan kembali ke meja kerjanya. Sejak kejadian ini, aku dan Dini sering curi2 kesempatan di kantor untuk melakukan seks kilat, mumpung Dini masih magang di kantorku.

Bisnis Luar Biasa====> http://www.dt88-network.info

Seks Kilat 15 Menit

SEKS KILAT 15'


Tanpa kesulitan, aku berhasil mencapai 'target', penisku sudah menancap pd vagina Dini. Kedua tanganku memegang pinggul Dini dan menggerakkannya ke atas-bawah. Nikmat sekali rasanya, dan raut wajah Dini menunjukkan bahwa ia sangat menikmati perhelatan ini, padahal ini pertama kali untuknya. Desahan2 Dini menjadi makin tak terkendali, pertanda dirinya sudah tenggelam dalam nikmat duniawi. Sekali2 ia menjambak rambutku dan menekan kepalaku shg wajahku menempel di atas payudaranya, sambil kujilati dan kuhisap payudara yg tertutup kaos ketat itu. Kulumat bibir Dini dengan maksud utk meredam suara desahannya, sengaja kulepaskan kedua tanganku dari pinggulnya, dan pinggul Dini sudah bergerak naik turun dgn sendirinya. Lama kelamaan pinggul Dini bergerak tak beraturan, seperti penyanyi dangdut lagi goyang pinggul.

Kuselipkan kedua tanganku ke dalam kaos ketat Dini, melewati BH nya, dan akhirnya memegang payudaranya yang kencang dan tanpa dilapisi apapun. Nikmatnya rasanya sewaktu kuremas payudara dan putting-nya yang menegang, sepertinya Dini juga terbawa sansasi kenikmatan permainan cinta kilat ini. Tarikan nafasnya semakin tidak karuan dan semakin kencang. Tak lupa tanganku menjamah bagian2 tubuh Dini yg lain seperti pantat, paha, kaki, dll. Kuangkat kaki kiri Dini dgn tanganku sekitar 60 drajat, lalu kujilati pahanya yg mulus. Kadang aku kembali melumat bibirnya bila ia mulai mendesah tak karuan.

"ahh..uhhh...ohhh..pak nikmatya......", Dini menjerit kecil saat penisku semakin cepat bergerak keluar masuk kedalam vaginanya. Penisku sudah becek sekali krn terus berada dlm vagina Dini yg basah dan nikmat itu.

Tak terasa 15 menitpun sudah berlalu. kami belum sempat orgasme, tetapi paling tidak bisa merasakan nikmat duniawi dlm sekejap mata. Kusadarkan Dini yang sudah larut dlm nikmat duniawi itu. Dini yg tersadar jadi tersipu malu krn sadar dirinya sudah seperti wanita murahan saja. Kucoba mancabut penisku yg dijepit vagina Dini dr tadi. Awalnya sulit krn godaan utk terus lanjut, tetapi akhirnya bisa setelah berhasil melemaskan penisku. Dini buru2 mengencangkan celana dalamnya dan aku merapikan celana panjangku ,lalu kubantu mengeringkan kaos ketat Dini yg basah krn ludahku tadi. Untung saja ludahku yg menempel pada paha Dini sudah kering.

Aku pun keluar lebih dulu dr toilet untuk mengecek keadaan di luar ruang kantorku. Kebetulan banyak karyawan sedang makan siang, jadi keadaan relatif aman.

"Kapan2 kita lanjutin lagi deh yg tadi, tapi di luar kantor. Gimana, seks itu nikmat kan?", ujarku pada Dini.

Dini hanya mengangguk sambil tersenyum malu. Lalu Dini pun segera keluar dr ruanganku dan kembali ke meja kerjanya. Sejak kejadian ini, aku dan Dini sering curi2 kesempatan di kantor untuk melakukan seks kilat, mumpung Dini masih magang di kantorku.


Baca Selengkapnya.........

SEKS KILAT 10 MENIT

SEKS KILAT

Namaku Surya. Aku adalah seorang manajer di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Walaupun aku sudah lama bekerja tetapi aku masih melajang. Kisah ini diawali saat aku bertemu seorang mahasiswi yang sedang magang di kantorku. Mahasiswi tersebut bernama Dini. Aku tidak begitu tahu kuliah apa yang ia ambil, tetapi ia bekerja sebagai sekretaris di kantorku.

Adapun Dini adalah gadis yang sangat manis, berkulit putih layaknya wanita keturunan Chinese, memiliki tubuh langsing bak gitar, rambutnya berwarna hitam kecoklatan dgn panjang sebahu, dan raut wajahnya mirip-mirip Dian Sastrowardoyo. Penampilan Dini sangat menarik perhatian pria2 di kantorku, karena dia berpenampilan layaknya mahasiswi di kampus. Ini menjadi angin segar tersendiri untuk kami para pria di kantor .

Suatu hari Dini datang ke ruanganku untuk meminta tanda tanganku. Aku terkejut melihat penampilannya yang seksy sekali. Ia mengenakan kaos hitam lengan pendek yg sangat ketat, rok mini berbahan jeans yg di atas lutut, dan sepasang sepatu hak tinggi. Aku bisa melihat bentuk payudaranya yg membusung dari balik kaos ketat itu dgn jelas dan juga pahanya yg putih mulus itu bisa kupandangi sepuasku.

Dini masuk ke ruanganku dan menyerahkan beberapa dokumen untuk kutandatangani. Saat ia berada di dekatku, tercium harum semerbak dari tubuhnya yang sedikit2 mulai merangsang penisku. Kulihat Dini agak tegang, jadi kupersilakan ia duduk di depan mejaku. Sambil pura2 baca dokumen, aku mulai sedikit2 bicara dengannya, basa basi layaknya atasan dan bawahan, sambil saling berkenalan.

"Kamu kok sering banget pakai baju itu sih?" tanyaku pada Dini.

Dini jadi tersipu malu mendengar pertanyaanku seraya menjawab,

"Habisnya kata temen2 aku keliatan cantik kayak model kalo aku pakai baju ini. Memangnya kenapa pak?".

"Ngga apa2 kok, saya juga suka ngeliat kamu berpakaian seperti ini, betul2 cantik kayak model.", ujarku padanya.

"Bapak bisa aja ah" tukas Dini sambil tersipu malu.


Kuberanikan diri bertanya lebih jauh padanya,

"Din...kamu udah punya pacar belum?".

"Sudah pak."jawab Dini.

Aku agak kecewa mendengarnya, tapi aku terus berusaha memancingya untuk bicara ttg seks.

"Beruntung sekali orang yg jadi cowo kamu, dia pasti bahagia sekali bisa berhubungan seks dengan cewe seseksy kamu" ujarku sambil bercanda.

Dini tiba2 terlihat sedih, ternyata dia belum pernah sekalipun berhubungan seks dgn pacarnya dan hal itu membuatnya malu di hadapan teman2nya di kampus yg sudah pernah berhubungan seks dgn pacar masing2 dan pacar Dini juga orangnya sangat alim shg sulit diajak ngeseks. Aku hanya menggangguk saja mendengar penuturannya. Terlihat hasrat Dini utk merasakan nikmat duniawi, tetapi pengetahuannya ttg seks juga masih tergolong dangkal.

"Pak, temen2 saya bilang seks itu nikmat. Bener ga sih?", tanya Dini padaku.

Aku sempet terkejut mendengar pertanyaannya, lalu kujawab,

"Bener, temen2 kamu itu bener. Seks itu mang nikmat kok, temen2 saya juga bilang begitu. Saya sendiri juga blom pernah nyoba sih".

Dini terlihat makin sedih, menyadari ketidak mampuan dirinya dalam berhubungan seks. Kuhibur ia sejenak, sambil kuajak bercanda dan berkata,

"Gimana klo kamu coba ML sama saya skrng disini, nanti saya ajarin teknik2nya deh biar cowo kamu bisa tunduk ama kamu di atas ranjang, bahkan bisa aja cowo kamu yang ketagihan nanti" .

Dini terlihat gelisah, "Gimana nanti klo ketauan/diintip orang2 sini pak?", tanyanya padaku.

"Tenang, kita seks kilat aja, sekitar 10-15 menitan", ujarku.

Dini pun menerima tawaranku, dan akupun bersorak kegirangan dalam hati.

"Kesempatan bagus nih", ujarku dalam hati. Kebetulan setiap ruang untuk direktur dan manajer di kantorku ada toilet pribadi yang terpisah dgn toilet umum. Kutuntun Dini masuk ke dalam toilet pribadi dalam ruanganku, dgn maksud agar suara kami tak terdengar ke luar.

Aku segera mengunci pintu toilet dari dalam, seraya mulai memeluk Dini. Lalu aku duduk di atas kloset dan kusuruh Dini duduk di atas pangkuanku, dgn posisi payudaranya menghadap wajahku. Sejenak kunikmati harum tubuhnya, sambil menjamah2 kaos ketatnya yg hitam legam itu. Lalu aku menyibakkan rok mininya yg terbuat dr jeans itu, shg terlihatlah paha putih mulus dan CD Dini yang berwarna hitam. Karena ini seks kilat, maka aku hanya memelorotkan CD Dini sedikit, lalu kuselipkan penisku pada CD Dini, menuju vaginanya yang masih berbulu jarang itu.

Bisnis Luar Biasa====> http://www.dt88-network.info
Bersambung...................

Tuesday, July 3, 2007

Cameron Diaz Bikini Pictures

Cameron Diaz Bikini Pictures

Cameron Diaz Bikini Picture Cameron Diaz Bikini Picture

It’s no secret that I’m not a huge fan of Cameron Diaz. Face it folks, most media reports say she’s not a very nice person, so why should I like her? Well I hate to admit it, but I think I found a reason. That reason being the sight of her, from behind, in a bikini, as pictured above. Wow! It looks like her breakup with Justin Timberlake has kicked her body back into gear, because when she was dating him I seem to remember her jiggle factor being much higher. I wonder why most women let their bodies go when they get into long term relationships anyway? Oh yeah, now I remember. The only exercise they get ends up being sex once every 3 months – motionless sex.

Cameron Diaz Bikini Picture Cameron Diaz Bikini Picture Cameron Diaz Bikini Picture Cameron Diaz Bikini Picture

Cameron Diaz Bikini Picture Cameron Diaz Bikini Picture Cameron Diaz Bikini Picture Cameron Diaz Bikini Picture

Related Articles:

Just In! Cameron Diaz And Drew Barrymore Like To Smoke In Their Bikinis!!!
Cameron Diaz Shows Off Her Best Angle. Her Ass


Photos: PacificCoastNews

Paris Hilton’s Public Bikini

Paris Hilton’s Public Bikini Shower Scene

Paris Hilton Bikini Pictures Paris Hilton Bikini Pictures

It’s always easy to spot celebrities. Just looks for the largest, most ridiculous pair of overpriced sunglasses, and there you go. Which brings me to Paris Hilton, seen here hanging out at Bondi Beach in Australia with her friend Kim Kardashian. Is it me, or is does it look like she’s posing for the paparazzi while showering? It’s like she has no concept of how real people are supposed to act in public.

Anyway, I’ve actually been to that beach when I visited Sydney a few years back, and let me tell you those waves were pretty powerful. I remember getting thrown around like a rag doll in the surf. I hope that Paris met the same fate when she had a dip. Why not? We’d all like to see her get a good spanking, but she’s too old for that now, so hopefully nature can do the job for us.

Paris Hilton Bikini Pictures Paris Hilton Bikini Pictures Paris Hilton Bikini Pictures

Paris Hilton Bikini Pictures Paris Hilton Bikini PicturesParis Hilton Bikini Pictures

Related Articles:

Pamela Anderson, Adriana Lima, Jessica Alba

Paris Hilton Bikini Picture


Paris Hilton's Pictures

Paris Hilton Bikini Pictures

Paris Hilton Bikini Pictures Paris Hilton Bikini Pictures

Paris Hilton was just released from jail and what better way to do some fundraising for one of her new “charitable causes” than to head out to the beach in a tiny bikini. This is the new and improved Paris Hilton people! OK, I don’t really care what Paris does. All I care about are celebrities who show some skin and look good while doing it. And bottom line Paris looks good in a bikini. I hate to admit it but trust me, she’s better off slutting it up in a bikini than out saving the world.

Paris Hilton Bikini Pictures Paris Hilton Bikini Pictures Paris Hilton Bikini Pictures

Paris Hilton Bikini Pictures Paris Hilton Bikini Pictures Paris Hilton Bikini Pictures

Paris Hilton Bikini Pictures Paris Hilton Bikini Pictures Paris Hilton Bikini Pictures

Paris Hilton Bikini Pictures Paris Hilton Bikini Pictures Paris Hilton Bikini Pictures

Related Articles: