Ak lugu dan polos, mungkin ini kelemahan ku saat aku tidur dengan sopirku. Cerita seks ini ak share aja disini.
untuk para pembaca sensor , kisah ini nyata dan tidak ada rekayasa...sengaja saya kepingin curhat lewat cerita ini soalnya untuk terus terang ke temen atau saudara atau ortu, ga bisa.. namaku Dita Putri ,usia saat ini 20 asli Bandung,tinggal di daerah Setiabudi Regency, dan saat ini kuliah sastra inggris semester 4 di salah satu pts Bandung, kata temen2 kampusku aku termasuk cewek cantik dan beruntung, kenapa? karena bentuk tubuhku(kata temen)bisa dibilang proporsional dan bikin terangsang kaum cowo(semua ini kata temen2 deketku seperti si Nita,Asni,Ruri) tapi sampai sekarang aku belum punya pacar karena ga boleh sama ortu.o ya,di rumah kami tinggal berlima aku dua bersaudara adikku cewek dan aku dan kedua orang tuaku satu lagi pembantu sekaligus sopir pribadi keluargaku sebut saja mang Sardi(maaf,nama samaran)(dia itu usia nya hampir seusia papahku yaitu sekira 50 tahunan)jadi genap berlima semuanya..
kejadian aneh dan mengasikan itu terjadi kira2 beberapa bulan lalu saat bulan puasa, waktu itu hari jum'at (tanggalnya lupa) kami di rumah hanya berdua yaitu saya sama mang Sardi, sedangkan mamah-papah sama si Danti(nama adikku yg masih smp itu) sedang ke Bogor (berangkat hari jum'at subuh setelah makan sahur) karena papah serah terima jabatan di Pemda Bogor dan mereka menginap selama 3 hari,sedangkan saya mesti kuliah semester pendek, jadi ga bisa ikut, dan di rumah ditemani supir kami mang Sardi karena disuruh papah jagain aku. Jadi resmi di rumah yg besar ini(karena saat nulis email ini lagi dirumah) kami berdua, saya dan mang Sardi di ruang bawah. setelah keberangkatan mereka dan makan sahur saya kembali lanjutkan tidur sementara mang Sardi beres2 ruang bawah, nah kejadian anehnya ini berawal ketika saya mau mandi di ruang bawah (karena sowernya deket ruang tamu) saat itu saya mau kuliah jam 8.00, sedangkan saat bangun jam 7.00 saya agak santai saat itu karena selain jarak kampusku deket juga ada mobil civic grand kesayanganku itu yg selalu menemani kemanapun.
saat mau mandi saya langsung buka daster seperti biasa kalo pake daster saya selalu tidak pake BH dan CD, jadi hanya baju tidur aja, demi kesehatan, begitu menurut mamaku...asal tau aja kalo tubuhku seperti yg dikatakan temen2ku itu betul2 proporsional dg ukuran BH 34A dan pinggul yg agak bulat serta kulitku yang putih mulus tanpa cacat kalo disamain, kata teman2ku aku ini mirip2 sedikit dengan Putri Patricia artis sinetron itu(bukan geer lho) , setelah telanjang gitu saya mencoba buka kran sower tapi ga keluar air alias macet dan saya agak jengkel sambil setengah teriak panggil mang Sardi....."mang Sardiiii....kesini cepat",dan dg spontan dia datang tergopoh2, saya lupa saat itu udah telanjang dan pintu ga dikunci, begitu dateng dia, langsung mukanya merah padam karena melihat saya telanjang bulat di hadapannya, saya pun malu spontan tanganku menyambar kain daster di gantungan dan bilang ke dia kalo sower ga jalan, lalu dia terbata2 bilang gini "maaf neng,mamang lupa bukain jet pump di dapur, lalu saya suruh dia "cepet mang bukain udah dingin nih!!"
lalu dia menganguk dan setengah berlari dia ke dapur, setelah menyala sowernya itu lalu aku semprotkan sower air panas ke bathtub dan aku langsung agak loncat ke bathtub tanpa ada rasa lupa mengunci pintu toilet tersebut, dan setelah aku selesai mandi aku lupa kalo aku juga ga bawa handuk lalu aku panggil mang Sardi tapi saat itu posisiku masih didalam bathtub berbusa tentu saja telanjang, tak lama dia datang dan dengan meminta ijin dia masuk ke toilet dengan hati2 sekali, "mang tolong bawain handuk bunga2 yg warna merah di kamar" begitu kataku saat itu, dia menganguk dan langsung ke kamarku lalu saya tersenyum sendirian melihat tingkah laku mang Sardi barusan yg hati2 sekali dan malu2 tertunduk itu, sekilas ada hasrat untuk mengerjainya waktu itu, ga berapa lama dia muncul bawa handuk lalu aku keluar dari bathtub dengan posisi membelakangi dia sehingga yg dia lihat punggung mulusku saat itu(tentu saja saat itu saya masih telanjang bulat) dengan suara agak gemetar dia bilang gini "sudah ya neng ini handuknya!" lalu saya bilang "bentar dulu mang, mendingan mamang yg menghanduki saya biar tahu sekali2 rasanya menghanduki cewe(begitu awalnya saya mengerjainya,o ya asal tau aja kalo mang Sardi itu adalah duda tanpa anak sejak 7 tahun lalu)
semula dia keliatan kikuk dan ragu2 melakukannya (saya tahu karena liat cermin didepanku walaupun membelakangi dia) dengan wajah tertunduk dan mimik muka yg malu2 lalu dia mengusapkan handuk ke punggungku yg masih berbusa sabun, dan cukup lama dia mengusap2 punggungku...lalu saya bilang "seluruhnya donk mang, dari rambut ke kaki paling bawah" dan "iya...eee..iya neng sebentar" dia terbata2 jawabnya. Sekilas saya sempet tertawa kecil karena merasa seneng udah kerjain dia, lalu dia mengusapkan handuk dari rambut ke leher, lembut sekali, bahu punggung dan di posisi pinggang dan bokong (belahan anus) agak lama menghandukinya, sekilas terasa seperti diusap2 lembut dan ada rasa enak ketika dia menghanduki daerah deket anus, lalu ke paha belakang dan terakhir di kaki bawah. Saat itu terlintas saya mau menyudahinya karena mungkin waktu sudah jam 7.30 pikirku, namun entah setan apa yg merasuki aku saat itu sehingga ada pikiran nakal lagi mau mengerjainya lebih, dan secara refleks aku berbalik badan dan saat itu kontan dia terbelalak kaget dengan posisi tubuh telanjangku menghadap dia yg masih memegang handukku itu lalu dia tertunduk dan aku langsung berkata seperti ini "mamang sekarang membersihkan dan menghanduki bagian depan ya mang!!" begitu suruhku sambil agak setengah ketawa(habis ga tahan tingkah laku dia yg kikuk itu)
lalu diapun menghanduki badan bagian depanku mulai dari rambut lalu wajah (aku tertawa kecil saat dia handuki wajahku) tapi yg aku tahu dia tetap tertunduk, dan setelah wajah ke leher lalu (aku agak deg2an saat itu)dia menghanduki bagian dada kiri kananku agak lama(sejenak dia agak terhenti saat menghanduki daerah dada) dan saat itu juga aku berhenti ketawa2 kecil dan ada rasa aneh yg belum pernah dirasakan saat mang Sardi menghanduki dadaku, soalnya selama ini kalo sama sendiri rasanya biasa2 aja, tapi pas sama orang lain yg menghandukinya jadi agak lain rasanya, ada perasaan enak dan nikmat sementara saya seperti dibius saja terpejam beberapa saat tanpa sadar berkata seperti ini "hmmm....hmmm...hmmm" kontan saja mang Sardi bertanya "kenapa neng?neng Dita marah ya sama mamang?"...dia mencoba untuk menegakan kepalanya yang agak melihat ke wajahku yg lebih jangkung dari dia, dan dia semakin berani malah saat itu menatap wajahku ,aku menggeleng dan berkata "ngga mang...saya ga marah cuman..." aku ga meneruskan kata2ku saat itu....lalu dia tanya lagi "cuman apa neng? bilang sama mamang?" suaranya seperti ketakutan kalo2 saya akan memarahinya..lalu saya teruskan kata2ku "cuman ada perasaan enak di elus2 gitu mang!!" jawabku polos saat itu tanpa ada rasa malu kalo ternyata saat itu adalah pertama kali terangsang secara seksual, gilanya lagi oleh pembantu sekaligus sopirku mang Sardi!!!
Mang Sardi malah senyum setelah saya ungkapkan kepolosanku itu lalu berkata gini "nah...neng...mamang tau sebenarnya kalo neng Dita ini mau mengerjain mamang ya...dan ternyata malahan neng Dita sendiri yang mulai terangsang!!!" begitu katanya dengan logat sunda yang kental sambil tetap tangannya memutar-mutar dadaku kiri kanan dengan handuk, padahal kalo saya lihat udah kering dadaku itu, justru yg masih basah adalah bagian perut dan kemaluanku yg agak masih jarang bulu2nya hanya bulu halus seperti rambut, lalu saya memegang tangan mang Sardi dua2nya dan berkata "cukup mang, Dita kesiangan nih kuliah udah telat dari tadi", lalu mamang menganguk dan melilitkan handuk itu ke tubuh saya seperti saat dia melilitkan handuk ke tubuh saya saat SD.....dan sebelum dia keluar saya menarik tangan kirinya sambil berkata "jangan bilang sama mamah-papah ya, diem aja nanti deh pulang kuliah dihandukin lagi sama mamang seperti tadi, mau ga?" kataku cepet2, dia cuman menganguk.
Lalu pas di tempat kuliah saya ga bisa konsentrasi, kepengen cepet pulang selain lapar karena puasa juga kepengen cepet mandi dan dihanduki lagi sama mang Sardi.. Setelah selesai kuliah kira2 jam 12.30 aku bergegas pulang dan sampe di rumah jam 13.00 langsung menuju kamar dan ganti pake daster dengan maksud mau mandi siang sambil membawa handuk saya lihat mang Sardi terbengong-bengong dengan tingkah lakuku itu dan sambil tersenyum saya berkata seperti ini ke dia "mamang handukin lagi Dita ya mang?" dia menganguk setengah tersenyum dan bilang gini "neng Dita mandi aja dulu nanti kalo udah selesai panggil mamang, pasti deh mamang nyamperin ke toilet" saya menganguk dan mandi, setelah selesai mandi saya panggil dia dan langsung masuk ke toilet tanpa permisi dan sepintas dia menyambar handukku dan tanpa basa basi saya keluar dari bathtub dan dia menghampiri, kali ini saya langsung menghadapnya dengan telanjang badan tanpa membelakanginya seperti pagi hari tadi, lalu dia langsung menghanduki rambutku yg basah kuyup oleh air dan saat itu kami tidak bicara satu sama lain hanya mungkin kata hati kami masing2 bicara sementara dia handukin rambut leher dan pundak saya , malah terpejam(mungkin saya sedikit menikmatinya) dan yg paling mendebarkan saat mang Sardi menghanduki dadaku kiri kanan itu benar2 lebih mendebarkan ketimbang di pagi hari itu.
Dan saat bermenit-menit mang Sardi mengusap dadaku kiri kanan dengan handuk tiba2 dia nyeletuk seperti ini "neng Dita, kalo diusapnya tidak pake handuk seperti ini akan lebih nikmat!!!" lalu aku jawab "maksud mamang???langsung pake tangan mamang gitu!!!" dia menganguk seolah minta restu dariku, lalu saya pun menganguk tanda setuju....dan ternyata jauh dari pikiranku lebih nikmat langsung dielus pake tangan mang Sardi ketimbang dielus memakai handuk, sesaat tangan kiri dulu lalu kemudian tangan kanannya menyusul meremas lembut sambil sesekali melintir seperti memainkan volume radio tapeku. Dan benar saja nikmat sekali rasanya apalagi ini baru pertama kalinya seorang laki2 menyentuh langsung dengan telapak tangan ke dadaku dan lama-lama makin mengeras saja payudaraku saat itu, tidak sadar ternyata seperti mau pipis rasanya dan geli, nikmat, asik, enak campur aduk jadi satu saat mang Sardi terus mengelus buah dadaku yg belum pernah dielus itu, ternyata kejadianya hampir 1/4 jam kala dia mengelus dadaku ini. Semakin lama semakin tak sadar sambil terpejam saya merapatkan badan ke tubuh mang Sardi dan dia mundur ke belakang, punggungnya menyentuh dinding toilet dan saya terus semakin merapatkannya sambil tetap dia mengelus2 halus buah dada ini kiri kanan, dan posisi itu yang saya ingat, menimbulkan semacam gesekan benda yang mengeras hangat di balik sarungnya(o ya, saya lupa saat itu dia memakai kaos oblong dan kain sarung karena pulang Jum'atan di masjid depan rumahku) mungkin dia ga pake celana kolor karena dari gesekan tubuhku ini terasa sekali semacam kemaluan laki2(yg selama ini saya tau dari film dan cerita2 temen2)
saat saya terpejam begitu lama2 dia berani menjulurkan lidahnya ke leher saya waktu itu, semula saya mau menghindar tapi tak kuasa untuk menghindarinya dan mencoba untuk menikmatinya, agak geli karena berkumis tapi lucunya posisi dia mendongkak ke atas karena saya lebih jangkung dari dia dan agak berjinjit kakinya dan dia menjilati leher kebawah lalu pundak dan akhirnya di dada, ini lebih nikmat rasanya ketimbang pake tangan dan ga sadar saya mengeluarkan suara"SSSSTT...AHHH... AHHH.... HMMMMMM"mungkin begitu seingatku saat itu.dan itu adalah nikmat dari segala nikmat menurutku saat itu, lalu lama2 dia seperti mau berjongkok dan ternyata berjongkok lidahnya menciumi perutku, udel, lalu ke kemaluan ku yang masih jarang berbulu ini,dan ahhhhh....saya tak sadar bersuara agak keras saat dia menciumi kemaluanku ini, karena saat itu benar2 baru pertama kali diciumin seperti itu sama laki2.nikmat sekali rasanya....Lalu terdengar telepon berdering, buru2 saya melepaskan pelukan mang Sardi di pinggang dan berlari ke ruang tengah sambil telanjang bulat dan agak basah tubuhku saat itu, basah karena air mandi dan liur mang Sardi, ternyata papah dari Bogor telepon mengabari kalo beliau sudah sampe disana, dan setelah telepon ditutup saya membalikan badan ternyata mang Sardi sudah ada dibelakangku, dia mengikutiku sejak tadi berlari ke ruang tamu ini, dan dia bertanya dari siapa teleponnya,saya jawab dari papah di Bogor, lalu mang Sardi menyuruh saya berpakaian lagi sambil menyodorkan daster yang tadi ditanggalkan di toilet, lalu aku pakaikan dasterku saat itu dan masuk kamar.
Sepintas saya liat jam 3.30 sore hari lalu aku tertidur di kasur sampe terbangun dengan ketukan di pintu kamar "neng bangun neng udah magrib"begitu terdengar suara mang Sardi di balik pintu kamar, lalu aku ke bawah dan makan di meja makan sementara mang Sardi di dapur, lalu aku panggil, untuk makan sama2 di meja makan, semula dia menolak tapi akhirnya mau juga. Setelah makan, badan merasa gerah dan aku bermaksud untuk mandi lagi tepat jam 7.00 malam hari, lalu aku lihat mang Sardi sedang nonton tivi dan aku sengaja ajakin dia untuk sama2 ke toilet, semula dia menolak dengan alasan kalo nanti ketauan sama papah, tapi aku jawab papah di Bogor ini, jadi ga usah takut, akhirnya dia mau juga aku ajak ke toilet, entah kenapa saat itu pikiranku bener2 ngeres sejak mang Sardi siang harinya menciumi sekujur tubuhku.Setelah berada di toilet langsung saja aku masuk ke bathtub sementara mang Sardi saya suruh semburin air hangat yg keluar dari sower untuk disiramin ke sekujur tubuhku (tentu saja aku dalam keadaan telanjang bulat saat itu, ga ada suara , hening, yg terdengar hanya gemericik air disiramin diatas tubuh ini, sambil aku tiduran di bathub menikmati aliran air mang Sardi sepintas terlihat hanya memandang tubuh telanjangku, tapi aku pura2 ga liat, khawatir dia kabur ke luar toilet kalo tahu saya pandangin dia.
Dan entah kenapa setelah air itu penuh di bathtub, aku punya ide gila untuk mengajak dia mandi bareng2, tapi tentu saja dia menolak(asal tau saja kalo mang Sardi ini orangnya loyal bgt sama keluarga kami)setelah tau dia menolak secara halus akhirnya saya ga kehabisan akal, saya menyuruh dia untuk menyabuni seluruh badan ini, seperti yg dilakukan mang Sardi disaat saya kecil, dan dia setuju. Lalu mulailah dia menyabuni mulai dari rambut,leher,bahu,punggung dada kiri kanan,dan berhenti di pinggang, saya tanya "kenapa mamang berhenti??"lalu dia jawab "takut dosa neng,neng Dita kan anak majikan saya neng!!!, nanti saya dikejar2 perasaan itu terus" saya mengerti dari raut mukanya dan menjawab seperti ini "mamang ga usah takut, kan kita cuman berdua, lagipula kalo Dita lakukan sama orang lain ga mungkin, soalnya mamang tau sendiri sifat mamah seperti apa ke Dita!!,sejak mamang ciumin tubuh Dita tadi siang jadi suka terbayang2 sama Dita mang" begitu penjelasanku polos saat itu, dan dia berkata"iya neng, mamang juga tadi siang bener2 khilaf, dan mamang pun udah lama ga seperti ini apalagi neng Dita sekarang ini tambah cantik,putih mulus jauh sekali dibandingkan dengan istri mamang dulu"katanya sedih"lalu tanpa sadar saya berusaha untuk menghiburnya dengan refleks memeluknya dan ga terasa saya malah memegang kemaluannya diluar celananya dan terasa sekali sudah mengeras,tidak terlalu besar tapi saat itu benar2 pertama kali saya memegangnya, walaupun mang Sardi itu usianya 50 tahunan tapi masih keras sekali kemaluannya itu, terasa saat dipegang.
Dan dia malah balas memelukku saat itu dalam keadaan basah kuyup dengan siraman sower kami saling memeluk sehingga baju oblong yang dipake sama mang Sardi ikut basah juga akhirnya secara diam2 saya bukakan kaos oblongnya sementara dia diam saja, dan terlihatlah dadanya yang berbulu dan kelihatan masih tegap, lebih tegap dibandingkan dengan tubuh papah, dia diam saja saat saya mencoba mengelus dadanya itu(seperti pada film2 porno yang saya tonton sama temen2 kampus) saya sempat bergetar kala mengelus dada yg berbulu itu, lalu secara spontan dia membelai rambut saya yg basah dan tangannya itu dua2nya mengelus pipiku lembut sekali saya cuman terpejam seakan dielus sama papah yg selama ini sibuk dengan pekerjaan kantornya. Dan sesaat terdiam saat dia memegang bahu saya dan turun tangannya ke dada yg kiri sementara tangan kanannya mengelus paha dan kemaluan saya, saya sempat diam dan malah memaju mundurkan tubuh saat itu seakan menikmati setiap belaiannya itu, sambil tetap mata ini terpejam dan secara refleks malah saya memeluknya erat sekali.
Dan tak lama dengan posisi memeluk sambil berdiri itu saya secara perlahan membuka gesper kulitnya seraya menurunkan celana panjang mang Sardi saat itu, dan setelah saya menurunkan celananya yg basah tersiram sower itu kemudian saya juga menurunkan celana kolor nya itu perlahan dan terlihatlah kemaluan laki2nya begitu mengkilat yang baru pertama kali saya lihat secara nyata dan asli di usia saya yang saat itu 19 tahun(sekarang udah 20 tahun), dan setelah terlihat itu dadaku tambah bergetar tak karuan ketika saya mencoba untuk memegangnya secara perlahan, dan dalam gengnggaman saya saat itu begitu hangat kemaluannya dan berdenyut seperti seekor burung, tapi menambah penasaran untuk berbuat lebih jauh tanpa memikirkan lagi yang namanya logika mana majikan mana pembantu.
Mang Sardi saat itu juga sepintas saya lihat memejamkan mata yang pada akhirnya kami saling membelai, dimana mang Sardi membelai kemaluan saya yg semakin basah dan hangat, sementara saya pun membelai kejantanan mang Sardi yg hangat itu, lama2 saya secara naluri mengocok2nya seperti di film dan mang sardi seperti menikmati kocokan itu hampir sekira 15 menit saya mengocoknya sementara saya telah mencapai puncak kenikmatan ketika mang Sardi memasukan jarinya maju mundur ke dalam kemaluan saya. Dan seperti mau pipis tapi enak dan nikmat rasanya ketika tubuh saya bergetar dan mengeluarkan suara mungkin seperti ini ini yang saya ingat "AAAhhhhhh..mmmmm.m.mmmmm..mm. .ennaakk mmaamang"sambil terus tanganku mengocok2 kejantanannnya itu, dan beberapa saat setelah saya merasa di puncak kenikmatan mang Sardi mengeluarkan pipis berwarna putih kental dan hangat belepotan di tanganku waktu itu yg akhirnya saya tau dari buku kalo itu adalah cairan sperma laki-laki, setelah itu dia melepaskan tangannya dari kemaluanku dan saya pun melepaskan kocokan di burungnya dan membersihkan tanganku yg penuh sperma dengan air sower, lalu mang Sardi menyuruhku memakai handuk dan tidur. Akupun naik ke atas dan ganti daster lalu tidur.
Selintas di jam dinding kamarku jam 9.30 malam, saya ga bisa tidur sama sekali, yg terlintas di bayanganku saat itu hanyalah kejadian demi kejadian hari itu yang betul2 pengalaman mengasikan yg dilakukan kami berdua yaitu saya dengan mang Sardi, dan setelah kejadian itu kami seringkali melakukannya disaat adeku dan ortuku tidak ada di rumah, terkadang mang Sardi saya ajak pura2 mengantarku pake mobil kesayanganku atau mobil papah dan kami melakukannya di berbagai tempat seperti dago, Lembang, Pangalengan dan tempat2 sejuk lainnya, tentu saja cari tempat yang aman tidak diketahui banyak orang, tapi sampai saat ini saya masih tulen perawan karena menurut mang Sardi, asal jangan dimasukin burungnya mamang, neng Dita akan tetap perawan, demikian tuturnya, lama-kelamaan saya jadi jatuh cinta sama mang Sardi yang terpaut jauh usia diatasku, karena mungkin saya mencari figur papah yg selama ini kerap sibuk dinas di pekerjaannya. terserah pembaca mau percaya atau tidak tapi yg saya ceritakan ini benar adanya , sudah dulu ya... ya Dita mau bobo nihh udah jam 01.30.. byeee
Thursday, June 25, 2009
Bayar Hutang Dengan Istri
Ini cerita dewasa yang terjdi setahun lalu. Saat temenku menikah dadakan dan ga punya stok uang sedikitpun. Hingga akhirnya ak pun kasihan, dan meminjakan duit pada temenku
Aku sebenarnya tidak tega menagih utang pada kawanku yang satu ini. Namun, karena keadaanku juga sangat mendesak, aku memberanikan diri dengan harapan temanku bisa membayar; minimal separuhnya dulu. Sayang sekali, Darta, kawanku yang baru menikah enam bulan yang lalu ini, tak bisa membayar barang sedikit pun. Memang aku mengerti keadaannya. Ia menikah pun karena desakan orang tua Mila, yang kini jadi istrinya. Darta sendiri, sampai saat ini belum punya pekerjaan.
Karena hari sudah larut, aku tahu diri, segera permisi pada Darta.
"Gua jadi enggak enak nih.."
"Sudahlah Ta. Gua gak apa-apa koq. Gua cuma nyoba aja, barangkali ada," aku menukasnya, takut membuatnya jadi beban pikiran.
"Ma, gua mau bisikin sesuatu..' tiba-tiba Darta mendekatkan mulutnya ke arah telingaku. Dan aku benar-benar terkejut, ketika Darta menawarkan istrinya untuk kutiduri.
"Gila lu.. Sialan.." ucapku.
"Sstt.. Jangan berisik. Gua juga kan ingin balas budi sama elu. Soalnya eu udah banyak berbuat baik sama gua. Gak ada salahnya kan, kalau kita saling berbagi kesenangan.." begitulah ucap Darta dengan serius.
http://hanya-cerita-dewasa.blogspot.com/
Memang diam-diam sudah sejak lama aku selalu memperhatikan Mila. Bahkan aku pun memuji Darta, bisa mendapatkan gadis secantik Mila. Selain posturnya yang tinggi, Mila memiliki kulitnya yang putih dan mulus. Tubuhnya menggairahkan. Memang selalu terbungkus rapat, dengan baju yang longgar. Namun aku dapat membayangkan, betapa kenyalnya tubuh Mila.
Baru melihat wajah dan jemari tangannya pun, aku memang suka langsung berpantasi; membayangkan Mila jika berada di hadapanku tanpa busana. Lalu Mila kugumuli dengan sesuka hati. Namun untuk berbuat macam-macam, rasanya kubuang jauh-jauh. Karena aku sangat tahu, Mila itu orang baik-baik, dan keturunan orang baik-baik pula. Lihat saja penampilannya, yang selalu terbungkus sopan dan rapi.
"Lu serius, Ta? Bagaimana dengan Mila? Apa dia mau?" aku pun akhirnya mulai terbuka.
"Kita pasang strategi, donk! Kalau secara langsung, jelas istri gua kagak bakalan mau," jawabnya.
"Gimana caranya?" aku penasaran.
Darta kembali membisikan lagi rencana gilanya. Aku memang sangat menginginkan hal itu terjadi. Sudah kubayangkan, betapa nikmatnya bersetubuh dengan perempuan aduhai seperti Mila.
"Mila..! Mila..! Milaa..!" Darta memanggil istrinya.
Dan tanpa selang waktu lama, Mila ke luar dari dalam kamarnya dengan dandanan yang tetap rapat.
http://hanya-cerita-dewasa.blogspot.com/
"Ada apa, Bang?" tanya Mila.
"Tolong belikan rokok ke warung..!" kata Darta sambil merogoh uang ribuan ke dalam sakunya.
"Baik, Bang," Mila menerima uang itu, lalu ke luar.
Darta segera menyuruhku masuk ke dalam kamarnya, seraya masuk ke kolong ranjang. Aku mau saja, berbaring di tembok dingin, di bawah ranjang. Lalu Darta ke luar lagi. Pintu kamar, tampak masih terbuka.
Tidak lama kemudian, terdengar suara Mila yang datang. Mereka bercakap-cakap di ruang tamu. Dan Darta mengatakan kalau aku sudah pulang, karena ada ditelepon sama bos-ku. Mila kedengarannya tidak banyak tanya. Dia tak terlalu mempedulikan kehadiranku. Hingga suara pintu yang dikunci pun, bisa terdengar dengan jelas.
Kulihat dua pasang kaki memasuki kamar. Pintu ditutup. Dikunci pula. Bahkan termasuk lampu pun dimatikan, sehingga mataku tak melihat apa-apa lagi. Yang kudengar hanya suara ranjang yang berderit dan suara kecupan bibir, entah siapa yang mengecup. Lalu ada juga yang terdengar suara seleting celana, dan nafas Mila yang mulai tak beraturan. Pluk, pluk, pluk.. Sepertinya pakaian mereka mulai dilemparkan ke lantai, satu persatu.
"Emh.. Ah.. Uh.. Oh.." Jelas, itu suara milik Mila.
"Euh.. He.. Euh.." nah kalau itu, suara Darta.
Tampaknya mereka sudah mulai bercumbu dengam hebatnya. Ranjang pun sampai bergoyang-goyang begitu dahsyat.
"Emh.. Akh.. Ayo Bang.. Aduuh ss.." suara Mila membuat nafasku bergerak lebih kencang dari biasanya.
Aku bisa merasakan, Mila sedang ada dalam puncak nafsunya. Aku sudah tidak tahan mendengar suara dengusan nafas kedua insan yang tengah memadu berahi ini. Hingga aku mulai membuka celanaku, bajuku dan celana dalamku. Aku sudah telanjang bulat. Lalu aku bergerak perlahan, ke luar dari tempat persembunyian, kolong tempat tidur.
Meski keadaan sangat gelap, namun aku masih bisa melihat dua tubuh yang bergumul. Terutama tubuh Mila, yang putih mulus. Darta sudah memasukan penisnya, dan sedang memompanya turun naik, diiringi desahan nafas yang tersengal-sengal. Konvensional. Mila sepertinya lebih menikmati berada di posisi bawah, sambil kedua tangannya memeluk erat tubuh Darta, dan kakinya menjepit pantat Darta. Aku mulai tidak tahan.
Tiba-tiba Darta semakin mempercepat pompaannya. Ranjang bergoyang lebih ganas lagi. Dan suara erangan tertahan Mila semakin menjadi-jadi.
"Emh, emh, emh, emh.. Ah.. Oh.." Hanya itu yang keluar dari mulut Mila, karena mulutnya disumpal oleh mulut Darta. Dan akhirnya.
"Agh.. Agh..!" suara Darta mengakhiri pendakian itu.
Namun tampaknya Mila belum selesai. Terbukti, kakinya masih menyilang erat, mengunci paha Darta, agar tak segera mencabut penisnya. Tetapi apa hendak dikata, Darta sudah lemas. Ia tergolek dengan nafas yang lemah-lunglai.
Kesempatan inilah, saatnya aku harus masuk. Demikian yang direncanakan Darta tadi. Maka tanpa ragu lagi, aku segera melompat ke atas ranjang. Meraih tubuh Mila dan langsung menindihnya. Tentu saja Mila terpekik kaget.
"Siapa Kau..! Kurang ajar..! Pergi..! Ke luar..! jangan..! setaan..!" Mila berontak. Ia sangat marah tampaknya.
"Mila, aku punya hutang pada kawanku. Berilah ia sedikit kesempatan.." Darta yang menjawab, sambil mengelus rambutnya.
"Biadab..! Aku tidak mau..! Lepaskan..! *******..!" Mila mendorong tubuhku.
Namun karena nafsuku sudah memuncak, aku tak mungkin menyerah. Kutekan lebih keras tubuhnya, sambil tanganku berusaha menuntun agar penisku segera masuk. Mila tetap meronta. Mila berkali-kali meludahi mukaku. Tetapi aku diam-diam menikmatinya. Bahkan ludahnya malah kusedot dari bibirnya, dan kutelan.
Meskipun liang vagina Mila sudah licin, namun penisku tetap agak seret untuk segera menembusnya. Mila terpekik, ketika aku menekan dan memaksakannya sekaligus. Bles..! Akhirnya masuk juga. Kudiamkan beberapa saat, karena aku ingin mencumbu dulu bibirnya. Mila tetap berontak, sampai akhirnya kehabisan tenaga. Akhirnya ia hanya diam.
Kurasakan ada air mata yang mengalr dari kedua kelopak matanya. Tetapi aku semakin bernafsu. Kuremas-remas payu daranya yang ternyata memang cukup besar dan begitu kenyal. Lalu aku mulai memompa penisku. Mila terpekik kembali. Kasihan juga, aku melihatnya. Sehingga aku bergerak perlahan-lahan, sampai akhirnya vagina Mila bisa beradaptasi dengan penisku. Mila tidak bereaksi. Ia diam saja. Namun aku sangat menikmatinya.
Walaupun Mila diam, tentunya jauh lebih nikmat dari pada melakukannya dengan patung. Aku terus memompanya, sampai napasku mulai ngos-ngosan. Kucoba menyalurkan nafasku ke arah telinga Mila. Dan hasilnya cukup bagus. Lama kelamaan, di sela isakan tangisnya, diam-diam kurasakan vaginanya diangkat, seakan Mila ingin menerima hunjaman penisku lebih dalam. Tentu saja aku semakin bersemangat. Kupompa lebih cepat lagi. Tiba-tiba isakan tangisnya berhenti, diganti dengan nafasnya yang kian memburu. Dan yang lebih mengagetkan lagi, kakinya tiba-tiba mengunci pantatku. Aku tersenyum, sambil mencumbui telinganya.
"Kau menikmatinya, sayang?" bisikku.
"Diam..!" dia membentakku. Namun aku yakin, Mila hanya tidak mau mengakui kekalahan dirinya. Buktinya, ketika penisku kucabut, Mila menekan pantatku. Tangannya pun memeluk tubuhku, agar aku merapatkannya kembali.
Lalu ada suara erangan dari bibirnya yang tertahan. Bersamaan erangan itu, kedua kakinya semakin erat menekan pantatku. Dan vaginanya ditekan pula ke atas. Aku pun sangat terangsang. Hingga detik-detik akhir pun akan segera tiba. Kupeluk erat pula tubuh Mila. Kugenjot lebih cepat dan lebih keras. Sampai akhirnya tiba pada genjotan yang terakhir. Aku tekan sangat kuat. Kugigit pelan lehernya.
"Agh.. Agh.. Agh.." Maniku keluar di dalam vaginanya. Begitupun Mila.
"Akh.. Akh.. Akh.. Ss.." begitulah yang keluar dari mulut Mila.
Lalu kemudian Mila mendorong tubuhku dan seakan menyesali dan tak mau lagi bersentuhan denganku.
Aku sebenarnya tidak tega menagih utang pada kawanku yang satu ini. Namun, karena keadaanku juga sangat mendesak, aku memberanikan diri dengan harapan temanku bisa membayar; minimal separuhnya dulu. Sayang sekali, Darta, kawanku yang baru menikah enam bulan yang lalu ini, tak bisa membayar barang sedikit pun. Memang aku mengerti keadaannya. Ia menikah pun karena desakan orang tua Mila, yang kini jadi istrinya. Darta sendiri, sampai saat ini belum punya pekerjaan.
Karena hari sudah larut, aku tahu diri, segera permisi pada Darta.
"Gua jadi enggak enak nih.."
"Sudahlah Ta. Gua gak apa-apa koq. Gua cuma nyoba aja, barangkali ada," aku menukasnya, takut membuatnya jadi beban pikiran.
"Ma, gua mau bisikin sesuatu..' tiba-tiba Darta mendekatkan mulutnya ke arah telingaku. Dan aku benar-benar terkejut, ketika Darta menawarkan istrinya untuk kutiduri.
"Gila lu.. Sialan.." ucapku.
"Sstt.. Jangan berisik. Gua juga kan ingin balas budi sama elu. Soalnya eu udah banyak berbuat baik sama gua. Gak ada salahnya kan, kalau kita saling berbagi kesenangan.." begitulah ucap Darta dengan serius.
http://hanya-cerita-dewasa.blogspot.com/
Memang diam-diam sudah sejak lama aku selalu memperhatikan Mila. Bahkan aku pun memuji Darta, bisa mendapatkan gadis secantik Mila. Selain posturnya yang tinggi, Mila memiliki kulitnya yang putih dan mulus. Tubuhnya menggairahkan. Memang selalu terbungkus rapat, dengan baju yang longgar. Namun aku dapat membayangkan, betapa kenyalnya tubuh Mila.
Baru melihat wajah dan jemari tangannya pun, aku memang suka langsung berpantasi; membayangkan Mila jika berada di hadapanku tanpa busana. Lalu Mila kugumuli dengan sesuka hati. Namun untuk berbuat macam-macam, rasanya kubuang jauh-jauh. Karena aku sangat tahu, Mila itu orang baik-baik, dan keturunan orang baik-baik pula. Lihat saja penampilannya, yang selalu terbungkus sopan dan rapi.
"Lu serius, Ta? Bagaimana dengan Mila? Apa dia mau?" aku pun akhirnya mulai terbuka.
"Kita pasang strategi, donk! Kalau secara langsung, jelas istri gua kagak bakalan mau," jawabnya.
"Gimana caranya?" aku penasaran.
Darta kembali membisikan lagi rencana gilanya. Aku memang sangat menginginkan hal itu terjadi. Sudah kubayangkan, betapa nikmatnya bersetubuh dengan perempuan aduhai seperti Mila.
"Mila..! Mila..! Milaa..!" Darta memanggil istrinya.
Dan tanpa selang waktu lama, Mila ke luar dari dalam kamarnya dengan dandanan yang tetap rapat.
http://hanya-cerita-dewasa.blogspot.com/
"Ada apa, Bang?" tanya Mila.
"Tolong belikan rokok ke warung..!" kata Darta sambil merogoh uang ribuan ke dalam sakunya.
"Baik, Bang," Mila menerima uang itu, lalu ke luar.
Darta segera menyuruhku masuk ke dalam kamarnya, seraya masuk ke kolong ranjang. Aku mau saja, berbaring di tembok dingin, di bawah ranjang. Lalu Darta ke luar lagi. Pintu kamar, tampak masih terbuka.
Tidak lama kemudian, terdengar suara Mila yang datang. Mereka bercakap-cakap di ruang tamu. Dan Darta mengatakan kalau aku sudah pulang, karena ada ditelepon sama bos-ku. Mila kedengarannya tidak banyak tanya. Dia tak terlalu mempedulikan kehadiranku. Hingga suara pintu yang dikunci pun, bisa terdengar dengan jelas.
Kulihat dua pasang kaki memasuki kamar. Pintu ditutup. Dikunci pula. Bahkan termasuk lampu pun dimatikan, sehingga mataku tak melihat apa-apa lagi. Yang kudengar hanya suara ranjang yang berderit dan suara kecupan bibir, entah siapa yang mengecup. Lalu ada juga yang terdengar suara seleting celana, dan nafas Mila yang mulai tak beraturan. Pluk, pluk, pluk.. Sepertinya pakaian mereka mulai dilemparkan ke lantai, satu persatu.
"Emh.. Ah.. Uh.. Oh.." Jelas, itu suara milik Mila.
"Euh.. He.. Euh.." nah kalau itu, suara Darta.
Tampaknya mereka sudah mulai bercumbu dengam hebatnya. Ranjang pun sampai bergoyang-goyang begitu dahsyat.
"Emh.. Akh.. Ayo Bang.. Aduuh ss.." suara Mila membuat nafasku bergerak lebih kencang dari biasanya.
Aku bisa merasakan, Mila sedang ada dalam puncak nafsunya. Aku sudah tidak tahan mendengar suara dengusan nafas kedua insan yang tengah memadu berahi ini. Hingga aku mulai membuka celanaku, bajuku dan celana dalamku. Aku sudah telanjang bulat. Lalu aku bergerak perlahan, ke luar dari tempat persembunyian, kolong tempat tidur.
Meski keadaan sangat gelap, namun aku masih bisa melihat dua tubuh yang bergumul. Terutama tubuh Mila, yang putih mulus. Darta sudah memasukan penisnya, dan sedang memompanya turun naik, diiringi desahan nafas yang tersengal-sengal. Konvensional. Mila sepertinya lebih menikmati berada di posisi bawah, sambil kedua tangannya memeluk erat tubuh Darta, dan kakinya menjepit pantat Darta. Aku mulai tidak tahan.
Tiba-tiba Darta semakin mempercepat pompaannya. Ranjang bergoyang lebih ganas lagi. Dan suara erangan tertahan Mila semakin menjadi-jadi.
"Emh, emh, emh, emh.. Ah.. Oh.." Hanya itu yang keluar dari mulut Mila, karena mulutnya disumpal oleh mulut Darta. Dan akhirnya.
"Agh.. Agh..!" suara Darta mengakhiri pendakian itu.
Namun tampaknya Mila belum selesai. Terbukti, kakinya masih menyilang erat, mengunci paha Darta, agar tak segera mencabut penisnya. Tetapi apa hendak dikata, Darta sudah lemas. Ia tergolek dengan nafas yang lemah-lunglai.
Kesempatan inilah, saatnya aku harus masuk. Demikian yang direncanakan Darta tadi. Maka tanpa ragu lagi, aku segera melompat ke atas ranjang. Meraih tubuh Mila dan langsung menindihnya. Tentu saja Mila terpekik kaget.
"Siapa Kau..! Kurang ajar..! Pergi..! Ke luar..! jangan..! setaan..!" Mila berontak. Ia sangat marah tampaknya.
"Mila, aku punya hutang pada kawanku. Berilah ia sedikit kesempatan.." Darta yang menjawab, sambil mengelus rambutnya.
"Biadab..! Aku tidak mau..! Lepaskan..! *******..!" Mila mendorong tubuhku.
Namun karena nafsuku sudah memuncak, aku tak mungkin menyerah. Kutekan lebih keras tubuhnya, sambil tanganku berusaha menuntun agar penisku segera masuk. Mila tetap meronta. Mila berkali-kali meludahi mukaku. Tetapi aku diam-diam menikmatinya. Bahkan ludahnya malah kusedot dari bibirnya, dan kutelan.
Meskipun liang vagina Mila sudah licin, namun penisku tetap agak seret untuk segera menembusnya. Mila terpekik, ketika aku menekan dan memaksakannya sekaligus. Bles..! Akhirnya masuk juga. Kudiamkan beberapa saat, karena aku ingin mencumbu dulu bibirnya. Mila tetap berontak, sampai akhirnya kehabisan tenaga. Akhirnya ia hanya diam.
Kurasakan ada air mata yang mengalr dari kedua kelopak matanya. Tetapi aku semakin bernafsu. Kuremas-remas payu daranya yang ternyata memang cukup besar dan begitu kenyal. Lalu aku mulai memompa penisku. Mila terpekik kembali. Kasihan juga, aku melihatnya. Sehingga aku bergerak perlahan-lahan, sampai akhirnya vagina Mila bisa beradaptasi dengan penisku. Mila tidak bereaksi. Ia diam saja. Namun aku sangat menikmatinya.
Walaupun Mila diam, tentunya jauh lebih nikmat dari pada melakukannya dengan patung. Aku terus memompanya, sampai napasku mulai ngos-ngosan. Kucoba menyalurkan nafasku ke arah telinga Mila. Dan hasilnya cukup bagus. Lama kelamaan, di sela isakan tangisnya, diam-diam kurasakan vaginanya diangkat, seakan Mila ingin menerima hunjaman penisku lebih dalam. Tentu saja aku semakin bersemangat. Kupompa lebih cepat lagi. Tiba-tiba isakan tangisnya berhenti, diganti dengan nafasnya yang kian memburu. Dan yang lebih mengagetkan lagi, kakinya tiba-tiba mengunci pantatku. Aku tersenyum, sambil mencumbui telinganya.
"Kau menikmatinya, sayang?" bisikku.
"Diam..!" dia membentakku. Namun aku yakin, Mila hanya tidak mau mengakui kekalahan dirinya. Buktinya, ketika penisku kucabut, Mila menekan pantatku. Tangannya pun memeluk tubuhku, agar aku merapatkannya kembali.
Lalu ada suara erangan dari bibirnya yang tertahan. Bersamaan erangan itu, kedua kakinya semakin erat menekan pantatku. Dan vaginanya ditekan pula ke atas. Aku pun sangat terangsang. Hingga detik-detik akhir pun akan segera tiba. Kupeluk erat pula tubuh Mila. Kugenjot lebih cepat dan lebih keras. Sampai akhirnya tiba pada genjotan yang terakhir. Aku tekan sangat kuat. Kugigit pelan lehernya.
"Agh.. Agh.. Agh.." Maniku keluar di dalam vaginanya. Begitupun Mila.
"Akh.. Akh.. Akh.. Ss.." begitulah yang keluar dari mulut Mila.
Lalu kemudian Mila mendorong tubuhku dan seakan menyesali dan tak mau lagi bersentuhan denganku.
Monday, June 22, 2009
Jebol Perawan Calon Sekretaris
Berikut pengalaman tak terlupakan dalam hidupku, selengkapnya gw ceritakan semua dalam cerita seks ini.
Aku sudah berkeluarga, tapi aku punya WIL yang juga sangat kucintai. Aku sudah menganggap ia sebagai istriku saja. Karena itu aku akan memanggilnya dalam cerita ini sebagai istriku. Dari obrolan selama ini ia mengatakan bahwa ia ingin melihatku 'bercinta' dengan wanita lain. Akhirnya tibalah pengalaman kami ini.
Siang di hari Sabtu itu terasa panas sekali, tiupan AC mobil yang menerpa langsung ke arahku dan 'istriku' kalah dengan radiasi matahari yang tembus melalui kaca-kaca jendela. Aku sedang melaju kencang di jalan tol menuju arah Bogor untuk suatu keperluan bisnis. Seperti telah direncanakan, kubelokkan mobil ke arah pom bensin di Sentul. setelah tadi tak sempat aku mengisinya. Dalam setiap antrian mobil yang cukup panjang terlihat ada gadis-gadis penjaja minuman berenergi. Sekilas cukup mencolok karena seragamnya yang cukup kontras dengan warna sekelilingnya.
Dari sederetan gadis-gadis itu tampak ada seorang yang paling cantik, putih, cukup serasi dengan warna-warni seragamnya. Ia terlalu manis untuk bekerja diterik matahari seperti ini walaupun menggunakan topi. Tatkala tersenyum, senyumnya lebih mengukuhkan lagi kalau di sini bukanlah tempat yang pantas baginya untuk bekerja. Aku sempat khawatir kalau ia tidak berada di deretanku dan aku masih hanyut dalam berbagai terkaan tentangnya, aku tidak sempat bereaksi ketika ia mengangguk, tersenyum dan menawarkan produknya. Akhirnya dengan wajah memohon ia berkata, "Buka dong kacanya.." Segera aku sadar dengan keadaan dan refleks membuka kaca jendelaku. Istriku hanya memperhatikan, tidak ada komentar.
Meluncurlah kata-kata standar yang ia ucapkan setiap kali bertemu calon pembeli. Suaranya enak didengar, tapi aku tak menyimaknya. Aku malah balik bertanya, "Kamu ngapain kerja di sini?"
"Mom, kita kan masih perlu sekretaris, kenapa tidak dia aja kita coba."
"Ya, boleh aja", jawab istriku.
"Gimana mau?" tanyaku kepada gadis itu.
"Mau.. mau Mas", katanya.
Setelah kenalan sebentar dan saling tukar nomor telepon, kulanjutkan perjalananku setelah mengisi bensin sampai penuh. Istriku akhirnya tahu kalau maksudku yang utama hanyalah ingin 'berkenalan' dengannya. Ia sangat setuju dan antusias.
Malam sekitar jam 20:00 HP istriku berdering, sesuai pembicaraan ia akan datang menemui kami. Setelah diberi tahu alamat hotel kami, beberapa saat kemudian ia muncul dengan penampilan yang cukup rapi. Ia cepat sekali akrab dengan istriku karena ternyata berasal dari daerah yang sama yaitu **** (edited), Jawa Barat. Tidak sampai setengah jam kami sudah merasa betul-betul sebagai suatu keluarga yang akrab. Ia sudah berani menerima tawaran kami untuk ikut menginap bersama. Ia sempat pamit sebentar untuk menyuruh sopir salah satu keluarganya untuk pulang saja, dan telepon ke saudaranya bahwa malam itu ia tidak pulang.
Setelah cerita kesana-kemari akhirnya obrolan kami menjurus ke masalah seks. Setelah agak kaku sebentar kemudian suasana mencair kembali. Kini dia mulai menimpali walau agak malu-malu. Singkat cerita dia masih perawan, sudah dijodohkan oleh keluarganya yang ia belum begitu puas. Keingintahuannya terhadap masalah seks termasuk agak tinggi, tapi pacarnya itu sangat pemalu, termasuk agak dingin dan agak kampungan walau berpendidikan cukup. Kami ceritakan bahwa dalam masalah seks kami selalu terbuka, punya banyak koleksi photo pribadi, bahkan kali ini kami ingin membuat photo ketika 'bercinta'.
"Udah ah, kita sambil tiduran aja yuk ngobrolnya", ajak istriku.
"Nih kamu pakai kimono satunya", kata istriku sambil memberikan baju inventaris hotel. Sedangkan aku yang tidak ada persiapan untuk menginap akhirnya hanya menggunakan kaos dan celana dalam. Ia dan istriku sudah merebahkan badannya di tempat tidur, kemudian aku menghampiri istriku langsung memeluknya dari atas. Kucumbu istriku dari mulai bibir, pipi, leher, dan buah dadanya. Istriku mengerang menikmatinya. Aku menghentikan cumbuanku sejenak kemudian meminta tamu istimewaku untuk mengambil photo dengan kamera digital yang selalu kami bawa. Tampak ia agak kikuk, kurang menguasai keadaan ketika aku menolehnya.
Setelah aku mengajarinya bagaimana menggunakan kamera yang kuberikan itu, kemudian kuteruskan mencumbu istriku. Dengan telaten kucumbu istriku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kini tamuku tampaknya sudah menguasai keadaan, ia dengan leluasa mengintip kami dari lensa kamera dari segala sudut. Akhirnya istriku mencapai klimaksnya setelah liang senggamanya kumainkan dengan lidah, dengan jari, dan terakhir dengan batang istimewaku. Sedangkan aku belum apa-apa.
"Sekarang gantian Rin, kamu yang maen aku yang ngambil photonya", kata istriku.
"Ah Mbak ini ada-ada aja", kata Rini malu-malu.
Sebagai laki-laki, aku sangat paham dari bahasa tubuhnya bahwa dia tidak menolak. Dalam keadaan telanjang bulat aku berdiri dan langsung memeluk Rini yang sedang memegang kamera. Tangan kirinya ditekuk seperti akan memegang pinggangku, tapi telapaknya hanya dikepal seolah ragu atau malu. Kuraih kamera yang masih di tangan kanannya kemudian kuberikan kepada istriku.
Kini aku lebih leluasa memeluk dan mencumbunya, kuciumi pipi dan lehernya, sedang tanganku terus menggerayang dari pundak sampai lekukan pantatnya. Pundaknya beberapakali bergerak merinding kegelian. Kedua tangannya kini ternyata sudah berani membalas memelukku. Kemudian aku memangkunya dan merebahkannya di tempat tidur. Kukulum bibir mungilnya, kuciumi pipinya, kugigit-gigit kecil telinganya, kemudian kuciumi lehernya punuh sabar dan telaten. Ia hanya mendesah, kadang menarik nafas panjang dan kadang badannya menggelinjang-gelinjang.
Tidak terlalu susah aku membuka kimononya, sejenak kemudian tampak pemandangan yang cukup mempesona. Dua bukit yang cukup segar terbungkus rapi dalam BH yang pas dengan ukurannya. Kulitnya putih, bersih dengan postur badan yang cukup indah. Sejenak aku menoleh ke bawah, tampak pahanya cukup menawan. Sementara itu onggokan kecil di selangkangan pahanya yang terbungkus CD menambah panorama keindahan.
Ia tidak menolak ketika aku membuka BH-nya, demikian juga ketika aku melepaskan kimononya melewati kedua tangannya. Kuteruskan permainanku dengan mengitari sekitar bukit-bukit segar itu. Seluruh titik di bagian atasnya telah kutelusuri tidak ada yang terlewatkan, kini kedua bukti itu kuremas perlahan. Ia mendesah, "Eeehhh.."
Tatkala kukulum puting susunya, badannya refleks bergerak-gerak, desahnya pun semakin jelas terdengar. Kuulangi lagi cumbuanku dari mulai mengulum bibirnya, mencium pipinya, kemudian lehernya. Kemudian kuciumi lagi bukit-bukit indah itu, dan kemudian kupermainkan kedua puting susunya dengan lidahku. Gelinjangnya semakin terasa bergerak mengiringi desahannya yang terasa merdu sekali.
Petualanganku kuteruskan ke bagian bawahnya. Ia mencegah ketika aku akan membuka CD-nya yang merupakan pakaian satu-satunya yang tersisa. "Ya nggak usah dibuka" ujarku, "Aku elus-elus aja ya bagian atasnya pakai punyaku", bujukku. Ia tidak bereaksi, tapi aku langsung saja menyingsingkan CD-nya ke bawah. Tampaklah dua bibir yang mengapit lembah cintanya dihiasi bulu-bulu tipis. Kupegang burungku sambil duduk mengangkang di atas kedua pahanya, kemudian kuelus-eluskan burung itu ke ujung lembah yang sebagian masih tertutup CD. Agak lama dengan permainan itu, akhirnya mungkin karena ia juga penasaran, maka ia tidak menolak ketika kulepaskan CD-nya.
Kini kami sama-sama telanjang, tak satu helai benang pun yang tersisa. Kuteruskan permainan burungku dengan lebih leluasa. Tak lama kemudian cairan kenikmatannya pun sudah meleleh menyatakan kehadirannya. Burungku pun lebih lancar menjelajah. Tapi karena lembahnya masih perawan agak susah juga untuk menembusnya.
Ketika kucoba untuk memasukkan burungku ke dalam lembah sorganya, tampak bibir-bibir kenikmatannya ikut terdorong bersama kepala burungku. Menyadari alam yang dilaluinya belum pernah dijamah, aku cukup sabar untuk melakukan permainan sampai lembah kenikmatannya betul-betul menerimanya secara alami. Gelinjang, desahan, dan ekspresi wajahnya yang sedang menahan kenikmatan membuatku semakin bersemangat dan lebih percaya diri untuk tidak segera ejakulasi. Ia sudah tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Akhirnya kepala burungku berhasil menembus lubang kenikmatan itu.
Kuteruskan permainanku dengan mengeluarkan dan memasukkan lagi kepala burungku. Ia merintih kenikmatan, ia pasrah saja dengan keadaan yang terjadi, karena itu aku yakin bahwa rintihan itu bukan rintihan kesakitan, kalaupun ada, maka akan kalah dengan kenikmatan yang diperolehnya. Selanjutnya kulihat burung yang beruntung itu lebih mendesak ke dalam. Aku sudah tidak tahan untuk memasukkan seluruh burungku ke tempatnya yang terindah.
Kemudian kurebahkan badanku di atas tubuhnya yang indah, kuciumi pipinya sambil pantatku kugerakkan naik turun. Sementara burungku lebih jauh menjangkau ke dalam lembah nikmatnya. Akhirnya seluruh berat badanku kuhempaskan ke tubuh mungil itu. Dan.., "Blesss...." seluruh burungku masuk ke dalam surga dunia yang indah. Ia mengerang, gerakan burungku pun segera kuhentikan sampai liang kewanitaannya menyesuaikan dengan situasi yang baru.
Setelah agak lama aku pun mulai lagi memainkan gerakan-gerakanku dengan gentle. Kini ia mulai mengikuti iramaku dengan menggerak-gerakkan pinggulnya. Selang berapa lama kedua tangannya lekat mencengkram punggungku, kakinya ikut menjepit kedua kakiku. Kemudian muncul erangan panjang diikuti denyut-denyut dari lembah sorganya. "Eeehhh..." desahnya. Aku pun sudah tidak tahan lagi untuk menumpahkan seluruh kenikmatan, segera kucabut burungku kemudian kumuntahkan di luar dengan menekan ke selangkangannya. "Eeehhh..." erangku juga. Kami berdua menarik nafas panjang.
Setelah agak lama kemudian aku duduk, kuraih kaos dalamku kemudian aku mengelap selangkangnya yang penuh dengan air kenikmatanku. Tampak tempat tidurnya basah oleh cairan-cairan bercampur bercak-bercak merah. Ia pun segera duduk, sejenak dari raut wajahnya tampak keraguan terhadap situasi yang telah dialaminya. Aku dan istriku memberi keyakinan untuk tidak menyesali apa yang pernah terjadi.
Besok paginya aku sempat bermain lagi dengannya sebelum check out. Betul-betul suatu akhir pekan yang susah dilupakan. Akhirnya ia kutitipkan bekerja di perusahaan temanku.
Aku sudah berkeluarga, tapi aku punya WIL yang juga sangat kucintai. Aku sudah menganggap ia sebagai istriku saja. Karena itu aku akan memanggilnya dalam cerita ini sebagai istriku. Dari obrolan selama ini ia mengatakan bahwa ia ingin melihatku 'bercinta' dengan wanita lain. Akhirnya tibalah pengalaman kami ini.
Siang di hari Sabtu itu terasa panas sekali, tiupan AC mobil yang menerpa langsung ke arahku dan 'istriku' kalah dengan radiasi matahari yang tembus melalui kaca-kaca jendela. Aku sedang melaju kencang di jalan tol menuju arah Bogor untuk suatu keperluan bisnis. Seperti telah direncanakan, kubelokkan mobil ke arah pom bensin di Sentul. setelah tadi tak sempat aku mengisinya. Dalam setiap antrian mobil yang cukup panjang terlihat ada gadis-gadis penjaja minuman berenergi. Sekilas cukup mencolok karena seragamnya yang cukup kontras dengan warna sekelilingnya.
Dari sederetan gadis-gadis itu tampak ada seorang yang paling cantik, putih, cukup serasi dengan warna-warni seragamnya. Ia terlalu manis untuk bekerja diterik matahari seperti ini walaupun menggunakan topi. Tatkala tersenyum, senyumnya lebih mengukuhkan lagi kalau di sini bukanlah tempat yang pantas baginya untuk bekerja. Aku sempat khawatir kalau ia tidak berada di deretanku dan aku masih hanyut dalam berbagai terkaan tentangnya, aku tidak sempat bereaksi ketika ia mengangguk, tersenyum dan menawarkan produknya. Akhirnya dengan wajah memohon ia berkata, "Buka dong kacanya.." Segera aku sadar dengan keadaan dan refleks membuka kaca jendelaku. Istriku hanya memperhatikan, tidak ada komentar.
Meluncurlah kata-kata standar yang ia ucapkan setiap kali bertemu calon pembeli. Suaranya enak didengar, tapi aku tak menyimaknya. Aku malah balik bertanya, "Kamu ngapain kerja di sini?"
"Mom, kita kan masih perlu sekretaris, kenapa tidak dia aja kita coba."
"Ya, boleh aja", jawab istriku.
"Gimana mau?" tanyaku kepada gadis itu.
"Mau.. mau Mas", katanya.
Setelah kenalan sebentar dan saling tukar nomor telepon, kulanjutkan perjalananku setelah mengisi bensin sampai penuh. Istriku akhirnya tahu kalau maksudku yang utama hanyalah ingin 'berkenalan' dengannya. Ia sangat setuju dan antusias.
Malam sekitar jam 20:00 HP istriku berdering, sesuai pembicaraan ia akan datang menemui kami. Setelah diberi tahu alamat hotel kami, beberapa saat kemudian ia muncul dengan penampilan yang cukup rapi. Ia cepat sekali akrab dengan istriku karena ternyata berasal dari daerah yang sama yaitu **** (edited), Jawa Barat. Tidak sampai setengah jam kami sudah merasa betul-betul sebagai suatu keluarga yang akrab. Ia sudah berani menerima tawaran kami untuk ikut menginap bersama. Ia sempat pamit sebentar untuk menyuruh sopir salah satu keluarganya untuk pulang saja, dan telepon ke saudaranya bahwa malam itu ia tidak pulang.
Setelah cerita kesana-kemari akhirnya obrolan kami menjurus ke masalah seks. Setelah agak kaku sebentar kemudian suasana mencair kembali. Kini dia mulai menimpali walau agak malu-malu. Singkat cerita dia masih perawan, sudah dijodohkan oleh keluarganya yang ia belum begitu puas. Keingintahuannya terhadap masalah seks termasuk agak tinggi, tapi pacarnya itu sangat pemalu, termasuk agak dingin dan agak kampungan walau berpendidikan cukup. Kami ceritakan bahwa dalam masalah seks kami selalu terbuka, punya banyak koleksi photo pribadi, bahkan kali ini kami ingin membuat photo ketika 'bercinta'.
"Udah ah, kita sambil tiduran aja yuk ngobrolnya", ajak istriku.
"Nih kamu pakai kimono satunya", kata istriku sambil memberikan baju inventaris hotel. Sedangkan aku yang tidak ada persiapan untuk menginap akhirnya hanya menggunakan kaos dan celana dalam. Ia dan istriku sudah merebahkan badannya di tempat tidur, kemudian aku menghampiri istriku langsung memeluknya dari atas. Kucumbu istriku dari mulai bibir, pipi, leher, dan buah dadanya. Istriku mengerang menikmatinya. Aku menghentikan cumbuanku sejenak kemudian meminta tamu istimewaku untuk mengambil photo dengan kamera digital yang selalu kami bawa. Tampak ia agak kikuk, kurang menguasai keadaan ketika aku menolehnya.
Setelah aku mengajarinya bagaimana menggunakan kamera yang kuberikan itu, kemudian kuteruskan mencumbu istriku. Dengan telaten kucumbu istriku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kini tamuku tampaknya sudah menguasai keadaan, ia dengan leluasa mengintip kami dari lensa kamera dari segala sudut. Akhirnya istriku mencapai klimaksnya setelah liang senggamanya kumainkan dengan lidah, dengan jari, dan terakhir dengan batang istimewaku. Sedangkan aku belum apa-apa.
"Sekarang gantian Rin, kamu yang maen aku yang ngambil photonya", kata istriku.
"Ah Mbak ini ada-ada aja", kata Rini malu-malu.
Sebagai laki-laki, aku sangat paham dari bahasa tubuhnya bahwa dia tidak menolak. Dalam keadaan telanjang bulat aku berdiri dan langsung memeluk Rini yang sedang memegang kamera. Tangan kirinya ditekuk seperti akan memegang pinggangku, tapi telapaknya hanya dikepal seolah ragu atau malu. Kuraih kamera yang masih di tangan kanannya kemudian kuberikan kepada istriku.
Kini aku lebih leluasa memeluk dan mencumbunya, kuciumi pipi dan lehernya, sedang tanganku terus menggerayang dari pundak sampai lekukan pantatnya. Pundaknya beberapakali bergerak merinding kegelian. Kedua tangannya kini ternyata sudah berani membalas memelukku. Kemudian aku memangkunya dan merebahkannya di tempat tidur. Kukulum bibir mungilnya, kuciumi pipinya, kugigit-gigit kecil telinganya, kemudian kuciumi lehernya punuh sabar dan telaten. Ia hanya mendesah, kadang menarik nafas panjang dan kadang badannya menggelinjang-gelinjang.
Tidak terlalu susah aku membuka kimononya, sejenak kemudian tampak pemandangan yang cukup mempesona. Dua bukit yang cukup segar terbungkus rapi dalam BH yang pas dengan ukurannya. Kulitnya putih, bersih dengan postur badan yang cukup indah. Sejenak aku menoleh ke bawah, tampak pahanya cukup menawan. Sementara itu onggokan kecil di selangkangan pahanya yang terbungkus CD menambah panorama keindahan.
Ia tidak menolak ketika aku membuka BH-nya, demikian juga ketika aku melepaskan kimononya melewati kedua tangannya. Kuteruskan permainanku dengan mengitari sekitar bukit-bukit segar itu. Seluruh titik di bagian atasnya telah kutelusuri tidak ada yang terlewatkan, kini kedua bukti itu kuremas perlahan. Ia mendesah, "Eeehhh.."
Tatkala kukulum puting susunya, badannya refleks bergerak-gerak, desahnya pun semakin jelas terdengar. Kuulangi lagi cumbuanku dari mulai mengulum bibirnya, mencium pipinya, kemudian lehernya. Kemudian kuciumi lagi bukit-bukit indah itu, dan kemudian kupermainkan kedua puting susunya dengan lidahku. Gelinjangnya semakin terasa bergerak mengiringi desahannya yang terasa merdu sekali.
Petualanganku kuteruskan ke bagian bawahnya. Ia mencegah ketika aku akan membuka CD-nya yang merupakan pakaian satu-satunya yang tersisa. "Ya nggak usah dibuka" ujarku, "Aku elus-elus aja ya bagian atasnya pakai punyaku", bujukku. Ia tidak bereaksi, tapi aku langsung saja menyingsingkan CD-nya ke bawah. Tampaklah dua bibir yang mengapit lembah cintanya dihiasi bulu-bulu tipis. Kupegang burungku sambil duduk mengangkang di atas kedua pahanya, kemudian kuelus-eluskan burung itu ke ujung lembah yang sebagian masih tertutup CD. Agak lama dengan permainan itu, akhirnya mungkin karena ia juga penasaran, maka ia tidak menolak ketika kulepaskan CD-nya.
Kini kami sama-sama telanjang, tak satu helai benang pun yang tersisa. Kuteruskan permainan burungku dengan lebih leluasa. Tak lama kemudian cairan kenikmatannya pun sudah meleleh menyatakan kehadirannya. Burungku pun lebih lancar menjelajah. Tapi karena lembahnya masih perawan agak susah juga untuk menembusnya.
Ketika kucoba untuk memasukkan burungku ke dalam lembah sorganya, tampak bibir-bibir kenikmatannya ikut terdorong bersama kepala burungku. Menyadari alam yang dilaluinya belum pernah dijamah, aku cukup sabar untuk melakukan permainan sampai lembah kenikmatannya betul-betul menerimanya secara alami. Gelinjang, desahan, dan ekspresi wajahnya yang sedang menahan kenikmatan membuatku semakin bersemangat dan lebih percaya diri untuk tidak segera ejakulasi. Ia sudah tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Akhirnya kepala burungku berhasil menembus lubang kenikmatan itu.
Kuteruskan permainanku dengan mengeluarkan dan memasukkan lagi kepala burungku. Ia merintih kenikmatan, ia pasrah saja dengan keadaan yang terjadi, karena itu aku yakin bahwa rintihan itu bukan rintihan kesakitan, kalaupun ada, maka akan kalah dengan kenikmatan yang diperolehnya. Selanjutnya kulihat burung yang beruntung itu lebih mendesak ke dalam. Aku sudah tidak tahan untuk memasukkan seluruh burungku ke tempatnya yang terindah.
Kemudian kurebahkan badanku di atas tubuhnya yang indah, kuciumi pipinya sambil pantatku kugerakkan naik turun. Sementara burungku lebih jauh menjangkau ke dalam lembah nikmatnya. Akhirnya seluruh berat badanku kuhempaskan ke tubuh mungil itu. Dan.., "Blesss...." seluruh burungku masuk ke dalam surga dunia yang indah. Ia mengerang, gerakan burungku pun segera kuhentikan sampai liang kewanitaannya menyesuaikan dengan situasi yang baru.
Setelah agak lama aku pun mulai lagi memainkan gerakan-gerakanku dengan gentle. Kini ia mulai mengikuti iramaku dengan menggerak-gerakkan pinggulnya. Selang berapa lama kedua tangannya lekat mencengkram punggungku, kakinya ikut menjepit kedua kakiku. Kemudian muncul erangan panjang diikuti denyut-denyut dari lembah sorganya. "Eeehhh..." desahnya. Aku pun sudah tidak tahan lagi untuk menumpahkan seluruh kenikmatan, segera kucabut burungku kemudian kumuntahkan di luar dengan menekan ke selangkangannya. "Eeehhh..." erangku juga. Kami berdua menarik nafas panjang.
Setelah agak lama kemudian aku duduk, kuraih kaos dalamku kemudian aku mengelap selangkangnya yang penuh dengan air kenikmatanku. Tampak tempat tidurnya basah oleh cairan-cairan bercampur bercak-bercak merah. Ia pun segera duduk, sejenak dari raut wajahnya tampak keraguan terhadap situasi yang telah dialaminya. Aku dan istriku memberi keyakinan untuk tidak menyesali apa yang pernah terjadi.
Besok paginya aku sempat bermain lagi dengannya sebelum check out. Betul-betul suatu akhir pekan yang susah dilupakan. Akhirnya ia kutitipkan bekerja di perusahaan temanku.
Tante Yuni Temen Ibukku
Ini adalah pengalaman berharga saat bisa meniduri tante-tante. Aku ceritain deh secara lengkap dan detail dalam cerita dewasa kali ini.
Dring .. teleponku berbunyi,hai anto kamu ada acara ngak pagi ini tanya tante yuni.
dan aku menjawab ngak ada acara apa2 emang nya mbak yuni mau ajak kemana.gini loh anto,suami mbak lagi keluar kota bisa ngak dik anto menemmani tante ke puncak,udah lama tante ngak nengok2 villa ,
dan aku menjawab,nanti anto kabarin.mau minta ijin sama ibu dulu setelah mendapat ijin dari ibu,kemudian aku langsung menyetujui untuk berangkat puncak bersama tante yuni,kami berangkat2 bersama sopirnya tante yuni,
aku mau bercerita sedikit tentang bagaimana aku bisa berkenalan dengan tante yuni,awalnya ada arisan keluarga dan tante yuni adalah teman baik ibuku,dan tante yuni termasuk yang termuda dalam anggota arisan ibu2,tante berumur sekita 34 thn tinggi badan tante sekitar 165 cm dada lumayan tidak terlalu besar sekita 34 pinggul lumayan juga tidak terlalu lebar badannya mulus sekali belom punya anak ,saat selesai arisan mau pulang mobilnya tidak bisa stater dan dia meminta ijin dari ibuku untuk mengantarnya pulang dan kebetulan suaminya dalam rangka tugas kantor sehingga aku yang diminta tolong mengantar pulang,sesampai dirumah aku ditahan tante yuni untuk menemani nonton tv kebetulan acara sinetron
tante yuni langsung kekamar berganti pakaian daster yang tipis dan tidak memakai bh sehingga dengan mudah bagi aku melihat kedua gunduk didalam daster,dan tante yuni duduk berhadapan dengan aku,sembali mengangkat kakinya kemeja tampa sengaja mataku melihat sekilah paha yang mulus, dan tampak menghadap kearah tempat dudukku,dan aku melilik sambil menebak apakah tante yuni tidak pakai celana dalam,dan mataku sebentar melilik dan sebentar mata menuju ke tv,dan sepertinya tante yuni mengetahui aku meliliknya dan tante yuni semakin sengaja membuka sedikit lebar pahanya sembari duduk menyenderkan kepalanya diatas sofa,mataku melilik dan sedangkan celanaku makin sempit dan sembari menahan tegang bergerak torpedoku dengan tangan kiriku aku membetulkan posisi torpedoku.saat tangan bergerak rupanya diperhatikan tante yuni dan tante yuni kelihatan senyum2,
dan tante yuni kemudian berkata kenapa anto lagi kepanasan ya bergerak2 terus,lalu aku menjawab dengan muka rada bersemu merah karena darah menjalar dengan kencang kemukaku sehingga terasa panas mukaku dan aku berkata menunduk mukaku,ngak tante eghnn....eehh.. eehh... dan aku ngak bisa menjawab
kemudian tante yuni bangun dari tempat duduk dan menghampiriku tante yuni mengambil remote tv dekat bangku dudukku, entah sengaja atau tidak dia terpeleset dan jatuh kepahaku dan tangan tidak sengaja menekan kena tepedoku aku kesakitan meringis menahan sakit dan tangannya buru diangkat tangannya dia kaget lalu betanya kenapa anto sakit ya maafkan tante ya,sembari menjululkan tangannya keselakanganku dan dipegang oleh tante yuni,dan tante yuni lalu berkata ini apa..an..koq keras2 banget,ini sakit ya.. sembari tangannya memijit2,sini tante urut biar sakitnya hilang,dan tante ngak bilang permisi langsung dibuka seletingku celanaku dan tangan meroggoh kedalam celana dalamku dan digenggam dengan erat sekali,dan tangan kanan megosok2 mengelus2 ujung kepala batangku,
dan aku sangat menikmati dan lupa dengan sakitnya,selagi tangan kirinya mengocok lalu tangan kanannya berpindah ketanganku dan ditarik ke dadanya,dan tante yuni kembali berkata ayo to...pegang aja punya tante, kamu maukan...aku langsung mejawab ,iya tante...
selagi mendapat akses,aku bertindak lebih jauh lagi kuturunkan kepalaku kujilat dadanya,dan tangan tante yuni mendekap lebih erat dan dia kembali mendesah terus to....diisap ya...to,,,,duh...enak banget, dan aku akan bertindak lebih lanjut lagi,kuelus2 perutnya setelah itu aku mau turunkan kepalaku keselankang pahanya tante,lalu tante berkata dikamar aja to..nanti diliat pembantu.
tante duduk diatas ranjang membuka paha untuk memancing nafsuku,sini to....naek keatas ranjang tante dah ngak tahan...
kemudian kami berpindah kekamar tidurnya tante yuni,sesampai dikamar tante langsung buka baju dasternya dan dia duduk diatas ranjang dengan membuka kedua pahanya lebar2 dan aku lihat ternyata memeknya tante bersih tampa sehelai rambutpun aku aku bertambah nafsu melihatnya dan akupun tidak tinggal diam kubuka seluruh pakaianku setelah kami berdua terlanjang tante yuni lalu mendorong aku keranjang dengan posisi terlentang dan kemudian tante menurunkan kepalanya menjilat pusarku lalu terus turun sampai ke selakanganku dan tangannya mengenggam dan lidahnya menjilat di sekitar kepala kemaluanku aku mendesah bagaikan bayi minta ngedot,dan akupun tidak tinggal diam tangan ku memeras dan memirin pentil unjung susunya tantepun langsung beraksi lebih jauh,batang torpedoku dimasuk kemulut dikulum turun naik sembari menjilat dan kepalanya kekiri dan kekanan aku menikmati diisap kuluman kemaluanku oleh tante yuni
tante menjilat batangku kemaluanku
sssttt...enak banget batangmu....
lalu aku menurunkan kepalaku dan kucium dan terasa bau ciri khas wanita dan aku langsung menjulurkan lidahku lalu aku jilat ujung kelentitnya dan jariku tetap kutusuk keluar masuk tante yuni kembali medesis ssstttt...ssssttt....aku mendengar tante yuni mendesis aku tahu tante yuni sudang hampir kepuncak kenikmatan akupun tetap menjilat lebih cepat dan juga aku gigit pelan tante mendesis sssttt....lalu berkata antooo...cepatt masukinn...tante dah ngak tahan..cepattt..donggg...sayangg...dan akhirnya tante yuni bangun dan dia langsung menungging dan mengenggam batang kemaluanku lalu dituntun kearah vaginanya dan digosok2 kepala kemaluanku dibelahan vaginanya yang benar2 sudah basah dan licin sekali.
akupun sudah ngak tahan lagi dan tanganku mengenggam buah pantatnya,lalu kuarahkan batang kemaluanku lalu kutekan blesss...berasa peret dan hangat sekali lobang tante yuni yang sudah sangat basah dan licin sekali,akupun memaju mundurkan pantatku dan diimbangi goyangnya pantat tante yuni bagaikan gangsing aku sangat menikmati dan didalam vagina tante yuni terasa seperti menyedot,dan aku berkata pada tanteee...memek tante enakkk..sekali...ogghhh....mendengar aku berkata enak lalu tante bergoyang pantatnya makin kencang dan aku berasa batang kemaluan terpendam dalam sekali dan berasa sepeti diurut seluruh batang kemaluanku aku benar2 terbang kelangit tujuh sstt....ogghh.....aku mendesis
tante sedang nafsu batang kemaluanku diarahkan ke vaginanya
aduhh...tante dah ngak tahan,tante masukin ya....
aku hampir kepuncaknya dan lalu aku cabut batang kemaluanku aku tidak mau cepat keluar,tantepun kerkata aduh...anto....koq dilepas sih, tante berkata kelihatan kecewa dan tante yuni berkata tante hampir dapet...akupun berkata iya...tante ganti posisi tante tadi anto..hampir keluar juga abisnya goyangan tante bikin anto ngak tahan...sekarang gantian tante di atas anto mau ngerasain goyang tante lalu tante mencubit pahaku dasar lelaki biasanya maunya terima beres takut keduluan keluar iya...akupun tersenyum dalam hatiku tahu juga nih tante.
ini gaya nungging yg paling kusukai
iyaa...terus..yang dalemm..dong sayang...
lalu tante kembali menjilat dan mengulum kemaluaanku yang baru kucabut dalam memeknya dalam keadaan berlendir, tante yuni pun menjilat tampa merasa jijik aku sangat sekali menikmati permainan tante, aku memeramkan mataku menikmatinya jilatannya setelah berselang beberapa menit lalu tante bangun lalu digenggam batang terpedoku lalu diarahkan kelobang vaginanya lalu ditekan sampai masuk tampa sejengkal batangku yang tersisa sampai kepangkalnya lalu tante yuni mengoyangkan pinggulnya memaju mundurkan pantatnya aku merasakan seluruh batang sepeti diurut selagi tante beraksi memutar pantat pinggulnya tanganku meremas buah dadanya dan jariku juga ikut memerintir ujung pentil susunya
tante yuni juga berkata anto...remes yang kencang dong... dan aku ikuti kemauan tante kuremas kedua buah dadanya dan batang kemaluaan ditancap dalam sekali dan tante akhirnya berkata terus anto...punya kamu koq enak banget, beda banget ama punya omm[suaminya], lalu aku berkata beda apanya tante...diapun menjawab beda batangnya punyamu panjang dan kepalanya helemnya besar banget terasa didalam memek tante seperti digaruk bagaikan ada yang nonjok2 , lalu kembali tante yuni mendesis dan berkata lagi anto...tante mau keluar nih.... ssstt....aku berkata jangan keluar dulu tante tungguin anto sebentar lagi, anto hampir nyampe, dan tante bergoyang pantatnya makin kencang akupun hampir tiba diujung puncak kenikmatan,
tante yuni sedang menikmati goyanganku sssttt....ougghhh.......enaknya batangmu to.....
lalu kudekap tubuh tante dan kubalik tubuhnya dan berganti posisi aku di atas dan tante yuni dibawah akupun berpacu dengan kencang kumajukan mundur pantatku bagaikan piston mobil dan selang beberapa menit tante yuni mendesis kembali..ssstttt....anto...tante dah mau nyampe...cepat to...bareng2 ya..akupun menjawab iya..tannn...anto juga mau nyampe...akhirnya jebol juga dan disusul dengan orgasmenya tante yuni dan batangku menyemprot crott..crott...crott...dan tante pun berteriak..aughh....eennakk.....aakhhh.....akhirny a aku dipeluk tante erat sekali dan dicium dan diapun berkata terima kasih iya anto kamu pintar deh puasin tante
mengalirnya lendir kenikmatan dari vaginanya tante yuni
lalu kami rebah tiduran di atas ranjang tante yuni dan diapun bercerita bahwa dari rumahku dia sudah memperhatikanku dan dia juga suka denganku dan tante yuni juga menceritakan tentang suaminya kalau main dengan tante dia paling suka anal,aku terbengong2 mendengar pengakuan tante yuni koq memeknya tante yuni enak koq mau2 aja yang di dubur apa enaknya aku bertanya kepada tante yuni dan diapun menjawab mula2nya ya sakit lama2 enak koq,dan apakah anto pernah mencobanya akupun menjawab blom pernah tante kan jijik masak dimasukin kelobang patatnya tante,dan tante berkata kembali apakah anto mau coba...aku diam sejenak lalu menjawab boleh juga akhirnya dan tante juga diam tetapi tangannya tetap mengenggam batangku yang masih lemas,dan dia tidak melepaskanya tante yuni sangat sabar dia tetap aja mengurut2 batangku selang beberapa menit akhirnya bangun kembali
lalu tante bangun ranjang dia berjalan kemeja rias mengambil bungkusan kecil dan dia sobek ternyata sebuah condom lalu tante yuni menunduk kepalanya mengulum2 batang kemaluanku yang masih lengket karena peju tersebut setelah cukup lama tante memasang condom ke batang kemaluanku dan tante lansung celentang mengangkat tinggi kedua pahanya dan dia meludah ketangannya lalu di oles kelobang pantanya dan dia menarik tanganku sembari senyum sini to...coba masukin dih..biar kamu ngak penasaran
akhirnya kuikuti kemauan tante yuni kugenggam batang torpedoku kuarahkan kelobang duburnya yang dibasahi oleh ludahnya tante yuni,lalu kutekan pelan2 tante yuni memejamkan matanya dan mulutnya keliahatan sedang mengigit bibir bawahnya,dan kutekan kembali akhirnya masuk separuh dan kutarik lalu kutekan kembali lebih dalam dan tante yuni mendesis ssstttt....pelan2 ya to..lada perih sedikit tante yuni berkata dan aku menjawab kalau sakit jangan diterusin tante,aku merasa kasian sama tante yuni dan aku menjawab biar anto masukin aja kelobang memek tante aja,tapi tante tetap mau aku melanjukan,dan kutekan lagi lebih dalam akhirnya masuk keluruh batang torpedoku dilobang pantatnya dan yang kurasakan lobang pantatnya tante yuni lebih hangat dan mencengkram bila dibanding dengan vaginanya
kumasuki batang kemaluanku ke lobang analnya tante yuni
aduh to...pelan2 ya......
aku mendesah aghhh....enakkk..banget...lalu kumaju mundurkan pantatku dengan diiringi mengosok vaginanya dan ujung jarinya menekan masuk sampai kelobang memeknya tante yuni,aku tetap memajukan mundur pantaku dan tante yuni semakin cepat mengosok vaginanya dan mata sayu melirikku dan mulutnya sedikit terbuka lidahnya terjulur sedikit,aku melihatnya semakin terlangsang,selang beberapa lama tante yuni berkata anto...tante memeknya digosok koq semakin gatel....ya....terus anto...yang kencang...dengan batang terpedoku keluar masuk dilobang pantatnya akupun sangat menikmati terasa batang torpedo sesuatu akan terjang keluar aku berkata kepada tante yuni,tan..te...anto ngak tahan dah mo keeelluarrrr.....tantepun menjawab a..maaaa......tanteee...juga..mauu..keluarrr....aa gghhh.....aduhhhhh...nyammmpe...to...
setelah selesai anal lalu tante yuni mencabut kondom tersebut lalu dijilat dan ditelan lendir kenikmatan dihadapanku
akhirnya aku juga keluar berbareng dengan orgasmenya tante yuni dan aku dipeluk erat dan kakinya juga melingkar tubuhku setelah menjelang beberapa saat tante bangun dan masih duduk diranjang dan diraih batang kemaluanku dan di tarik keluar kondom dibatangku dan dipegang dengan dua jarinya diangkat kemukanya dan tante yuni mengulurkan lidahnya menjilat kondom tersebut menghadap keaku sembari kelilik kearahku lalu tersenyum,dan tantepun berkata ini cairan peju kamu sedap sekali tante suka koq kalau anto bisa negecrot dimulut tante,dan kata dokter kalau cairan peju sangat berprotein dan akupun berkata boleh pasti anto kasih kalau om pas ngak ada dirumah dan pasti datang dan kita bisa menikmati beberapa gaya lagi yang belom kita coba.
setelah jam menunjuk 12 malam dan hpku berbunyi ternyata ibuku telephon danibuku bertanya anto ada dimana dan aku menjawab dalam perjalanan pulang bu..dan hari berikutnya aku kepuncak menemani tante yuni dan kami melakukan beberapa gaya2 yang belom kami praktek,aku sangat puas dan menikmati bermain dengan tante yuni bila suaminya sedang keluar kota atau siang hari kalau sedang ngak kuliah
Dring .. teleponku berbunyi,hai anto kamu ada acara ngak pagi ini tanya tante yuni.
dan aku menjawab ngak ada acara apa2 emang nya mbak yuni mau ajak kemana.gini loh anto,suami mbak lagi keluar kota bisa ngak dik anto menemmani tante ke puncak,udah lama tante ngak nengok2 villa ,
dan aku menjawab,nanti anto kabarin.mau minta ijin sama ibu dulu setelah mendapat ijin dari ibu,kemudian aku langsung menyetujui untuk berangkat puncak bersama tante yuni,kami berangkat2 bersama sopirnya tante yuni,
aku mau bercerita sedikit tentang bagaimana aku bisa berkenalan dengan tante yuni,awalnya ada arisan keluarga dan tante yuni adalah teman baik ibuku,dan tante yuni termasuk yang termuda dalam anggota arisan ibu2,tante berumur sekita 34 thn tinggi badan tante sekitar 165 cm dada lumayan tidak terlalu besar sekita 34 pinggul lumayan juga tidak terlalu lebar badannya mulus sekali belom punya anak ,saat selesai arisan mau pulang mobilnya tidak bisa stater dan dia meminta ijin dari ibuku untuk mengantarnya pulang dan kebetulan suaminya dalam rangka tugas kantor sehingga aku yang diminta tolong mengantar pulang,sesampai dirumah aku ditahan tante yuni untuk menemani nonton tv kebetulan acara sinetron
tante yuni langsung kekamar berganti pakaian daster yang tipis dan tidak memakai bh sehingga dengan mudah bagi aku melihat kedua gunduk didalam daster,dan tante yuni duduk berhadapan dengan aku,sembali mengangkat kakinya kemeja tampa sengaja mataku melihat sekilah paha yang mulus, dan tampak menghadap kearah tempat dudukku,dan aku melilik sambil menebak apakah tante yuni tidak pakai celana dalam,dan mataku sebentar melilik dan sebentar mata menuju ke tv,dan sepertinya tante yuni mengetahui aku meliliknya dan tante yuni semakin sengaja membuka sedikit lebar pahanya sembari duduk menyenderkan kepalanya diatas sofa,mataku melilik dan sedangkan celanaku makin sempit dan sembari menahan tegang bergerak torpedoku dengan tangan kiriku aku membetulkan posisi torpedoku.saat tangan bergerak rupanya diperhatikan tante yuni dan tante yuni kelihatan senyum2,
dan tante yuni kemudian berkata kenapa anto lagi kepanasan ya bergerak2 terus,lalu aku menjawab dengan muka rada bersemu merah karena darah menjalar dengan kencang kemukaku sehingga terasa panas mukaku dan aku berkata menunduk mukaku,ngak tante eghnn....eehh.. eehh... dan aku ngak bisa menjawab
kemudian tante yuni bangun dari tempat duduk dan menghampiriku tante yuni mengambil remote tv dekat bangku dudukku, entah sengaja atau tidak dia terpeleset dan jatuh kepahaku dan tangan tidak sengaja menekan kena tepedoku aku kesakitan meringis menahan sakit dan tangannya buru diangkat tangannya dia kaget lalu betanya kenapa anto sakit ya maafkan tante ya,sembari menjululkan tangannya keselakanganku dan dipegang oleh tante yuni,dan tante yuni lalu berkata ini apa..an..koq keras2 banget,ini sakit ya.. sembari tangannya memijit2,sini tante urut biar sakitnya hilang,dan tante ngak bilang permisi langsung dibuka seletingku celanaku dan tangan meroggoh kedalam celana dalamku dan digenggam dengan erat sekali,dan tangan kanan megosok2 mengelus2 ujung kepala batangku,
dan aku sangat menikmati dan lupa dengan sakitnya,selagi tangan kirinya mengocok lalu tangan kanannya berpindah ketanganku dan ditarik ke dadanya,dan tante yuni kembali berkata ayo to...pegang aja punya tante, kamu maukan...aku langsung mejawab ,iya tante...
selagi mendapat akses,aku bertindak lebih jauh lagi kuturunkan kepalaku kujilat dadanya,dan tangan tante yuni mendekap lebih erat dan dia kembali mendesah terus to....diisap ya...to,,,,duh...enak banget, dan aku akan bertindak lebih lanjut lagi,kuelus2 perutnya setelah itu aku mau turunkan kepalaku keselankang pahanya tante,lalu tante berkata dikamar aja to..nanti diliat pembantu.
tante duduk diatas ranjang membuka paha untuk memancing nafsuku,sini to....naek keatas ranjang tante dah ngak tahan...
kemudian kami berpindah kekamar tidurnya tante yuni,sesampai dikamar tante langsung buka baju dasternya dan dia duduk diatas ranjang dengan membuka kedua pahanya lebar2 dan aku lihat ternyata memeknya tante bersih tampa sehelai rambutpun aku aku bertambah nafsu melihatnya dan akupun tidak tinggal diam kubuka seluruh pakaianku setelah kami berdua terlanjang tante yuni lalu mendorong aku keranjang dengan posisi terlentang dan kemudian tante menurunkan kepalanya menjilat pusarku lalu terus turun sampai ke selakanganku dan tangannya mengenggam dan lidahnya menjilat di sekitar kepala kemaluanku aku mendesah bagaikan bayi minta ngedot,dan akupun tidak tinggal diam tangan ku memeras dan memirin pentil unjung susunya tantepun langsung beraksi lebih jauh,batang torpedoku dimasuk kemulut dikulum turun naik sembari menjilat dan kepalanya kekiri dan kekanan aku menikmati diisap kuluman kemaluanku oleh tante yuni
tante menjilat batangku kemaluanku
sssttt...enak banget batangmu....
lalu aku menurunkan kepalaku dan kucium dan terasa bau ciri khas wanita dan aku langsung menjulurkan lidahku lalu aku jilat ujung kelentitnya dan jariku tetap kutusuk keluar masuk tante yuni kembali medesis ssstttt...ssssttt....aku mendengar tante yuni mendesis aku tahu tante yuni sudang hampir kepuncak kenikmatan akupun tetap menjilat lebih cepat dan juga aku gigit pelan tante mendesis sssttt....lalu berkata antooo...cepatt masukinn...tante dah ngak tahan..cepattt..donggg...sayangg...dan akhirnya tante yuni bangun dan dia langsung menungging dan mengenggam batang kemaluanku lalu dituntun kearah vaginanya dan digosok2 kepala kemaluanku dibelahan vaginanya yang benar2 sudah basah dan licin sekali.
akupun sudah ngak tahan lagi dan tanganku mengenggam buah pantatnya,lalu kuarahkan batang kemaluanku lalu kutekan blesss...berasa peret dan hangat sekali lobang tante yuni yang sudah sangat basah dan licin sekali,akupun memaju mundurkan pantatku dan diimbangi goyangnya pantat tante yuni bagaikan gangsing aku sangat menikmati dan didalam vagina tante yuni terasa seperti menyedot,dan aku berkata pada tanteee...memek tante enakkk..sekali...ogghhh....mendengar aku berkata enak lalu tante bergoyang pantatnya makin kencang dan aku berasa batang kemaluan terpendam dalam sekali dan berasa sepeti diurut seluruh batang kemaluanku aku benar2 terbang kelangit tujuh sstt....ogghh.....aku mendesis
tante sedang nafsu batang kemaluanku diarahkan ke vaginanya
aduhh...tante dah ngak tahan,tante masukin ya....
aku hampir kepuncaknya dan lalu aku cabut batang kemaluanku aku tidak mau cepat keluar,tantepun kerkata aduh...anto....koq dilepas sih, tante berkata kelihatan kecewa dan tante yuni berkata tante hampir dapet...akupun berkata iya...tante ganti posisi tante tadi anto..hampir keluar juga abisnya goyangan tante bikin anto ngak tahan...sekarang gantian tante di atas anto mau ngerasain goyang tante lalu tante mencubit pahaku dasar lelaki biasanya maunya terima beres takut keduluan keluar iya...akupun tersenyum dalam hatiku tahu juga nih tante.
ini gaya nungging yg paling kusukai
iyaa...terus..yang dalemm..dong sayang...
lalu tante kembali menjilat dan mengulum kemaluaanku yang baru kucabut dalam memeknya dalam keadaan berlendir, tante yuni pun menjilat tampa merasa jijik aku sangat sekali menikmati permainan tante, aku memeramkan mataku menikmatinya jilatannya setelah berselang beberapa menit lalu tante bangun lalu digenggam batang terpedoku lalu diarahkan kelobang vaginanya lalu ditekan sampai masuk tampa sejengkal batangku yang tersisa sampai kepangkalnya lalu tante yuni mengoyangkan pinggulnya memaju mundurkan pantatnya aku merasakan seluruh batang sepeti diurut selagi tante beraksi memutar pantat pinggulnya tanganku meremas buah dadanya dan jariku juga ikut memerintir ujung pentil susunya
tante yuni juga berkata anto...remes yang kencang dong... dan aku ikuti kemauan tante kuremas kedua buah dadanya dan batang kemaluaan ditancap dalam sekali dan tante akhirnya berkata terus anto...punya kamu koq enak banget, beda banget ama punya omm[suaminya], lalu aku berkata beda apanya tante...diapun menjawab beda batangnya punyamu panjang dan kepalanya helemnya besar banget terasa didalam memek tante seperti digaruk bagaikan ada yang nonjok2 , lalu kembali tante yuni mendesis dan berkata lagi anto...tante mau keluar nih.... ssstt....aku berkata jangan keluar dulu tante tungguin anto sebentar lagi, anto hampir nyampe, dan tante bergoyang pantatnya makin kencang akupun hampir tiba diujung puncak kenikmatan,
tante yuni sedang menikmati goyanganku sssttt....ougghhh.......enaknya batangmu to.....
lalu kudekap tubuh tante dan kubalik tubuhnya dan berganti posisi aku di atas dan tante yuni dibawah akupun berpacu dengan kencang kumajukan mundur pantatku bagaikan piston mobil dan selang beberapa menit tante yuni mendesis kembali..ssstttt....anto...tante dah mau nyampe...cepat to...bareng2 ya..akupun menjawab iya..tannn...anto juga mau nyampe...akhirnya jebol juga dan disusul dengan orgasmenya tante yuni dan batangku menyemprot crott..crott...crott...dan tante pun berteriak..aughh....eennakk.....aakhhh.....akhirny a aku dipeluk tante erat sekali dan dicium dan diapun berkata terima kasih iya anto kamu pintar deh puasin tante
mengalirnya lendir kenikmatan dari vaginanya tante yuni
lalu kami rebah tiduran di atas ranjang tante yuni dan diapun bercerita bahwa dari rumahku dia sudah memperhatikanku dan dia juga suka denganku dan tante yuni juga menceritakan tentang suaminya kalau main dengan tante dia paling suka anal,aku terbengong2 mendengar pengakuan tante yuni koq memeknya tante yuni enak koq mau2 aja yang di dubur apa enaknya aku bertanya kepada tante yuni dan diapun menjawab mula2nya ya sakit lama2 enak koq,dan apakah anto pernah mencobanya akupun menjawab blom pernah tante kan jijik masak dimasukin kelobang patatnya tante,dan tante berkata kembali apakah anto mau coba...aku diam sejenak lalu menjawab boleh juga akhirnya dan tante juga diam tetapi tangannya tetap mengenggam batangku yang masih lemas,dan dia tidak melepaskanya tante yuni sangat sabar dia tetap aja mengurut2 batangku selang beberapa menit akhirnya bangun kembali
lalu tante bangun ranjang dia berjalan kemeja rias mengambil bungkusan kecil dan dia sobek ternyata sebuah condom lalu tante yuni menunduk kepalanya mengulum2 batang kemaluanku yang masih lengket karena peju tersebut setelah cukup lama tante memasang condom ke batang kemaluanku dan tante lansung celentang mengangkat tinggi kedua pahanya dan dia meludah ketangannya lalu di oles kelobang pantanya dan dia menarik tanganku sembari senyum sini to...coba masukin dih..biar kamu ngak penasaran
akhirnya kuikuti kemauan tante yuni kugenggam batang torpedoku kuarahkan kelobang duburnya yang dibasahi oleh ludahnya tante yuni,lalu kutekan pelan2 tante yuni memejamkan matanya dan mulutnya keliahatan sedang mengigit bibir bawahnya,dan kutekan kembali akhirnya masuk separuh dan kutarik lalu kutekan kembali lebih dalam dan tante yuni mendesis ssstttt....pelan2 ya to..lada perih sedikit tante yuni berkata dan aku menjawab kalau sakit jangan diterusin tante,aku merasa kasian sama tante yuni dan aku menjawab biar anto masukin aja kelobang memek tante aja,tapi tante tetap mau aku melanjukan,dan kutekan lagi lebih dalam akhirnya masuk keluruh batang torpedoku dilobang pantatnya dan yang kurasakan lobang pantatnya tante yuni lebih hangat dan mencengkram bila dibanding dengan vaginanya
kumasuki batang kemaluanku ke lobang analnya tante yuni
aduh to...pelan2 ya......
aku mendesah aghhh....enakkk..banget...lalu kumaju mundurkan pantatku dengan diiringi mengosok vaginanya dan ujung jarinya menekan masuk sampai kelobang memeknya tante yuni,aku tetap memajukan mundur pantaku dan tante yuni semakin cepat mengosok vaginanya dan mata sayu melirikku dan mulutnya sedikit terbuka lidahnya terjulur sedikit,aku melihatnya semakin terlangsang,selang beberapa lama tante yuni berkata anto...tante memeknya digosok koq semakin gatel....ya....terus anto...yang kencang...dengan batang terpedoku keluar masuk dilobang pantatnya akupun sangat menikmati terasa batang torpedo sesuatu akan terjang keluar aku berkata kepada tante yuni,tan..te...anto ngak tahan dah mo keeelluarrrr.....tantepun menjawab a..maaaa......tanteee...juga..mauu..keluarrr....aa gghhh.....aduhhhhh...nyammmpe...to...
setelah selesai anal lalu tante yuni mencabut kondom tersebut lalu dijilat dan ditelan lendir kenikmatan dihadapanku
akhirnya aku juga keluar berbareng dengan orgasmenya tante yuni dan aku dipeluk erat dan kakinya juga melingkar tubuhku setelah menjelang beberapa saat tante bangun dan masih duduk diranjang dan diraih batang kemaluanku dan di tarik keluar kondom dibatangku dan dipegang dengan dua jarinya diangkat kemukanya dan tante yuni mengulurkan lidahnya menjilat kondom tersebut menghadap keaku sembari kelilik kearahku lalu tersenyum,dan tantepun berkata ini cairan peju kamu sedap sekali tante suka koq kalau anto bisa negecrot dimulut tante,dan kata dokter kalau cairan peju sangat berprotein dan akupun berkata boleh pasti anto kasih kalau om pas ngak ada dirumah dan pasti datang dan kita bisa menikmati beberapa gaya lagi yang belom kita coba.
setelah jam menunjuk 12 malam dan hpku berbunyi ternyata ibuku telephon danibuku bertanya anto ada dimana dan aku menjawab dalam perjalanan pulang bu..dan hari berikutnya aku kepuncak menemani tante yuni dan kami melakukan beberapa gaya2 yang belom kami praktek,aku sangat puas dan menikmati bermain dengan tante yuni bila suaminya sedang keluar kota atau siang hari kalau sedang ngak kuliah
Monday, June 15, 2009
Kisah pemerkosaan
Saat ini aku bekerja di perusahaan papaku, sebagai orang kepercayaan
papaku ( mungkin karena anaknya sendiri ). Kuliahku sendiri sudah
tamat S1 di universitas swasta yang cukup terkenal di Jakarta. berikut cerita dewasa lebih lengkap ...
Hari itu, aku mendapat telepon dari sahabat lamaku di SMU (sampai
kuliah juga masih sih), "hallo Vyonne nya ada?"suara dari telepon
seberang sana, "siapa nih?"tanyaku, "Vy yah? Ini Shanty, bego!!!
Hhahaha gimana kabar lu?", "oh Shanty? Sialan luh! Gua baik baik
aja, ngapain luh telpon gua pagi pagi buta gini?" tanyaku, "jee jadi
ga bole nih telpon ratu kecantikan kita pagi pagi gini?" ledeknya.
Semenjak aku dinobatkan sebagai ratu kecantikan memang sering sekali
teman temanku suka mengungkit ungkit gelar tersebut.
"Jee, bukan begitu, abis tumben aja telpon gua, gua kira lu udah
lupa ama gua"kataku,
"Eh neng, yang lupa siapa? Ente kali yang lupa sapa
gue"celetuknya, "Udah kerja mah jadi udah ga pernah ngumpul lagi,
uda ga inget lagi ama temen, taunya kerja mulu, dulu kuliah masih
ngumpul ngumpul"lanjutnya yang membuatku tertawa terus.
"Eh ya aduh gua belum lulus lulus nih, sialan dosen pembimbing gua,
orangnya genit maunya ketemuan terus, sialan mau dilamporin ke polda
juga kali hahaha"katanya lagi.
"Eh kok bisa sih skripsi lu dapet A? bagus banget tuh padahal di
UNT** mana mungkin sih dapet A, kampus 2 lagi, jago juga luh, ga
sia – sia di SMU dulu dapet ranking atu mulu."pujinya kemudian.
"Makanya belajar yang rajin, nak hhahaha…. Loh emang dosen
pembimbing luh siapa?"tanyaku heran. "Si itu, pak P***, gelo tuh
dosen, bentar bentar ganti tema, sengaja biar bisa sering ketemuan
gua yang cakep ini kali hahaha pd banget gua yah?"candanya diikuti
tawa kami berdua, temanku yang satu ini memang agak pede dengan
penampilan dirinya yang memang cantik
"Tau gitu, dulu gua konsentrasi ambil SDM aja, gila pemasaran mah
jadinya sales, eh tar kalau gua udah lulus, kerja tempat papa lu
bole ga nih? Itung itung bantu teman, kan perusahaan papa lu gede
juga, jadi kalau abis dari sana pengalaman kerja uda ada, jadi lebih
enak"rujuknya.
"Loh emang papalu? Lu bukannya punya juga perusahaan? Ama papa luh
aja lagi."kataku.
"Hm nggak ah gua ga mau masuk ke perusahaan papa gua, gua lebih
senang kerja ama yang lain biar ga disangka KKN n yang paling
penting ga Jeruk makan Jeruk, sama aja kan gajinya dari situ situ
juga"sindirnya kepadaku yang bekerja pada papaku.
"Wuih luh ngomong kaya gua ga disini aja! Gua kan kerja ama bokap
gua juga, gimana luh? Tar ga gua terima luh, hahaha, ya uda yang
penting lulus dulu, sayang tinggal selangkah lagi"kataku,
"Sebenarnya sih lulus gampang, dosennya ini sialan…"katanya lagi,
yang kemudian hening sesaat.
"Eh ya ini gua telpon luh mau bilang temen temen mau reunian tuh,
mau ke dufan, ikut ga?"katanya, "Hah? Dufan? Waduh males juga sih ke
dufan, takut kena panas"aku memelas,.
"Yah ilah neng yah pasti panas lah ga apa jadi item dikit, luh udah
keputihan banget kali, udalah yuk, orang bule aja berlomba lomba
berjemur masa luh kecoreng dikit nggak mau, udah ah yuk, dulu waktu
SD bukannya jagoan lu? Gua denger denger sih"rayunya,
"SD mah udah lama banget, emang luh ga denger iklan Mariana itu,
selagi muda kita harus coba semua tantangan, makanya waktu SD dulu
gua naikin semua yang ada di dufan, sekarang sih da tua!!! Waktu SD
kan gua udah tinggi juga, yang pasti waktu itu halilintar gua
diijinin masuk aja. Sekarang sih 168 cm sih udah mentok ga bisa
tinggi lagi kali yah? Eh rame ga? Siapa aja? Di Dufannya sendiri
padat ga?"tanyaku.
"Yang pegi yah teman teman kita dulu, kalau soal dufan rame apa kaga
sih gua kaga tau, emang gua dewa apa, jadi ikut ya, sekarang nih
buruan gua jemput deh"
"Yah uda deh bole, gua siap siap dulu, tau aja yah luh kalau gua off
hari ini. Yah gua ajak Billy juga bole ga?"kataku kemudian, memang
aku kerja seminggu ada 3 kali tidak masuk kerja, tetapi biasanya aku
tetap masuk dan tidak mengambil kesempatan tersebut buat berlibur,
mungkin aku tipe workalkoholic kali.
"Billy? Cowo luh itu, jangan atuh namanya juga reunion sahabat gitu,
udah deh pokoknya Cuma kita berenam aja, si Amel saudara lu, si
Cindy, Sisca, lu, gue ama si kecebong banci temen kita si Randy
hehehehe"
"Jahat lu si Randy lu katain kecebong, hahahaaha banci banci gitu
baik banget lagi orangnya" kataku membela temanku yang banci
itu. "Ya udah jadi berenam aja yah? Ok deh gua siap siap dulu mau
pake lotion anti matahari dulu deh bye, thanks ya"timpalku, "Ok bye
jangan lama lama yah, gua sampe luh da musti siap yah ok deh
byeee"kata Shanty mengakhiri pembicaraannya.
Shanty juga adalah seorang keturunan, orangnya pintar, ia adalah
peraih peringkat 2 di kelasku sewaktu SMU dulu dan aku rank1 saat
itu, ia memiliki body yang sexy, proposional, ukuran branya lebih
besar dari kepunyaanku, dia mengenakan bra 34c, sedangkan aku 34b,
wajahnya juga sangat cantik, dengan tinggi badan 164cm dan berat 48
kg, tetapi kalau bicara soal ukuran payudara maka saudaraku yang
juga sahabatku Amel memilikki ukuran yang paling besar, 36 c.
tubuhnya montok tapi tidak terlihat gemuk, wajahnya cantik, kulitnya
tidak seputih kami walaupun seorang keturunan pula, mungkin karena
sering berenang, rambutnya sebahu, dan dicat pirang, ia mengambil
kuliah di Singapore. Di SMU dulu ia adalah wanita yang memiliki
wajah imut dan dada yang besar sehingga terasa kebesaran untuk
tubuhnya, dan banyak pria pria yang mengejarnya, Amel memiliki
tinggi badan 157 cm dengan berat 50kg, memang kelima temanku
merupakan keturunan semua.
Cindy temanku merupakan yang paling berduit di antara teman –
temanku, ayahnya memiliki 3 buah kapal yatch, Cindy juga merupakan
salah satu idola kaum pria hanya saja otaknya kadang agak lemot, (
sorry loh Cin kalau lu baca cerita gua, tapi emang bener kan? )Cindy
memiliki kulit yang paling putih di antara kami, dan herannya
kulitnya itu sepertinya susah hitam, bila ia berjemur maka hanya
terlihat terbakar kemerahan, hanya kurun waktu 2 hari kulitnya sudah
putih kinclong seperti semula. Cindy memiliki tinggi 165 cm dengan
ukuran bra 36a dan berat badan sekitar 49kg.
Sedangkan Sisca adalah teman kami yang paling rusak, dialah kepala
preman di SMU kami dulu, orangnya tomboy, tapi cantik dengan rambut
agak panjang kira kira sejengkal di atas pinggang. Rambutnya sangat
lurus, anaknya suka dugem, merokok, dan easy going, tetapi setahu
kami ia bukan pemakai obat obatan, mungkin karena ia lebih cepat
bergaul dengan kami, jadi tidak sempat tersesat ke alam yang kelam.
Merokok pun sudah banyak berkurang, tingginya sekitar 158cm dengan
berat badan 46kg, tapi cukup berisi, dengan ukuran bra sama denganku
34b, sedangkan aku memiliki tinggi 168cm dengan berat 48kg. memang
akulah memiliki tinggi yang paling tinggi di antara teman teman yang
cewe.
Sedangkan Randy temanku sebenarnya memiliki wajah yang cukup tampan,
tetapi bukanlah gantengnya cowo, tapi terlebih terlihat seperti
wanita, dengan tinggi 178cm dengan berat 68kg, memang sangat
bongsor, bahkan ia mengikuti latihan kebugaran fitness sehingga
badannya cukup kekar, tetapi juga mengikuti latihan aerobic hahaha,
dia juga pemain basket, orangnya baik, selalu membantu kami, dan
kurang lebih sebagai tempat curhat kami berlima juga sekaligus
bodyguard yang bisa diandalkan, dan mungkin karena sifat bancinya
yang menambah kekuatannya ( memang banyak yang bilang seoran g banci
memiliki tenaga lebih besar mungkin 2 kali lipat dari pria dengan
postur tubuh yang sama ), tetapi belum pernah kami mendengar ia suka
pada seorang gadis maupun pria. Ia lebih sibuk dengan kegiatan
desingnernya.
Setelah aku bersiap siap dengan dandanan t-shirt ketat sepusar warna
biru laut dengan motif air laut, dengan rok mini warna coklat
berbulu dan juga jaket bertopi lengan panjang karena takut matahari
yang terik, tidak lupa wajah, leher, lengan, paha sampai ke ujung
jari kaki kelingking kuoleskan sunblock yang cukup bagus rekomendasi
dari dokter kulit langgananku di RS Pluit, agar tidak hitam.
Kudengar tidak lama suara bell berbunyi, "Mbok, ada yang dating,
tolong donk bukain pintu dulu" teriakku memanggil pembantuku,
ternyata yang dating adalah Shanty dan Sisca mereka satu mobil
memang Shanty dan Sisca daerah rumahnya lebih berdekatan, tetapi
Shanty dari perumahan yang lebih elite dan Sisca tidak terlalu,
karena ia tinggal di Jakarta bersama neneknya karena orang tuanya
sudah pisah ranjang dan masing masing mengurusi bisnisnya, mungkin
karena ini pula Sisca jadi tidak begitu diperhatikan dan jadi suka
merokok dan clubbing.
Setelah dipersilahkan masuk oleh pembantuku, akupun turun menyapa
mereka "Eh hi waw dah lama ga ketemu? berdua aja datengnya? Yang
lain mana?" tanyaku, sambil memeluk mereka dan sun pipi kiri dan
kanan.
Shanty terlihat sangat cantik dengan setelan tangtop putih dan rok
mini jeansnya, tampaknya ia membawa jaket kulit hitamnya, sedangkan
Sisca dengan kaus t-shirt ketat sepusar warna kuning dengan rok
selutut warna merah.
"Oh si Cindy bawa sopir, dia bareng sopirnya ama Amel ama Rendy,
jadi 2 grup ntar kita ketemuan di sana janjiannya sih tempat kuda
kuda itu loh, tapi tar hp in aja" kata Sisca. "Oooh, eh mau minum ga
nih?" tawarku, "Udahlah ga usa ntar dia orang kalau sampe duluan ga
enak juga kita telat, kan daerah lu mau ke Dufan jauh juga Vy,
makasih, kita berangkat sekarang aja deh," kata Shanty, "Eh ya Vy
tar gua ga bisa malem malem loh, soalnya gua musti nyelesaiin
skripsi gua, jadi jam sebelasan lah gua udah musti ampe rumah okey?"
tambah Shanty.
"Jam sebelas ga malem gila luh, malemnya luh jam brapa emang?"
candaku, dan kami pun tertawa.
< href="http://hanya-cerita-dewasa.blogspot.com/">cerita dewasa> http://hanya-cerita-dewasa.blogspot.com/
Akhirnya kita berangkat ke Dufan, di mobil kita bercerita banyak,
karena sudah lama tidak bertemu semenjak aku kerja dengan papaku
memang kegiatan agak sibuk, tapi aku menikmati pekerjaanku, aku juga
sudah tau lika liku perusahaanku, aku memiliki seorang kakak laki
laki tapi bukan saudara kandung, ia diangkat anak oleh papaku karena
ayahnya meninggal, sebetulnya masi saudara sepupu dengan aku dan
Amel, dia juga menjalankan usaha papaku. Kami sudah begitu dekat
layaknya saudara kandung karena saat dia di masukan ke keluarga kami
usianya baru 3 tahun, dan aku belum lahir baru setelah 2 tahun
kemudian aku lahir, ia juga menganggap ayahku seperti ayahnya
sendiri, orangnya baik dengan wajah tampan dan seorang pria yang
didamkan banyak wanita, termasuk teman temanku. Tapi sayang untuk ke
depannya bukan dia yang mendapat keberuntungan menikmati tubuh putri
putri cantik seperti kami, melainkan…….
Akhirnya setelah menempuh waktu sekitar 1 ½ jam sampai juga kami ke
daerah yang di tuju, setelah membayar tiket masuk mobil, aku pun
menelepon Amel "Eh Mel, di mana? Udah sampe belum? Kita uda bayar
tiket masuk mobil nih"kataku.
"Eh si cakep, kita kita di sini juga baru aja masuk untung tadi di
rumah Amel, gua suruh main game dulu, soalnya kan rumah mel udah
deket kalau mau ke Dufan, pas banget donk yah…. Hmm… eh lu pada naek
BMW nya Shanty yah? Yang putih? Yang seri 7 itu? Kayaknya kamu orang
yang di depan mobil kita sekitar 2 mobil deh, kita naek mobil Land
cruisernya Cindy, liat ga?"kata Amel, memang Amel orangnya agak agak
manja kalau berbicara, Akupun menolehkan kepala ke belakang mencari
cari dan setelah melihat mobil yang diindentifikasikan, "Oh iya iya
yang platnya B**MW itu yah? Iya gua udah liat tuh, wah barengan
nih"kataku penuh dengan canda ria, aku sudah tak sabar ingin bertemu
sahabat-sahabat lamaku.
Maka akhirnya kita pun sampai ke tempat tujuan, Cindy memakai rok
selutut warna biru dengan jaket berbulu dan tank top merah dengan
belahan rendah terlihat sangat cantik yang pasti membuat para pria
berpikiran ingin menyetubuhinya, Amel dengan celana jeans dan kaus
t-
shirt warna merah yang ketat sehingga terasa bajunya tidak mau
menampung payudaranya yang besar tersebut, dan Rendy dengan kaus
bermotif perak ngejreng, seperti penyanyi dangdut.
Suasana begitu meriah ketika kita bertemu kembali setelah kurun
waktu beberapa lama tidak bertemu, mungkin sekitar setahun lamanya
(mungkin bagi beberapa orang itu adalah waktu yang singkat tapi bagi
kami serasa 10tahun kali, karena sudah terbiasa bersama sama)
semenjak reunion tahun lalu.
Kita berfoto ria dengan memakai kamera digitalku, si Cindy juga
mebawa kamera digitalnya, lalu aku membawa handycamku merekam
kejadian kejadian lucu dan indah yang pantas dikenang.
Aku takkan pernah lupa masa masa bahagia ini, karena semenjak kita
berteman tidak pernah berkumpul di Dufan jadi ini untuk pertama
kalinya ngumpul bareng di Dufan, serasa masih kecil saat dulu, kita
naik halilintar dan macam macam lainnya lagi sampai akhirnya naik
arung jeram yang membuat tubuh kami basah semua, tak pernah aku
merasa sebahagia ini semenjak aku sudah mulai kerja.
"Wah basah semua nih gimana nih? Mau kering-in dimana nih? Apa mau
langsung cabut aja nih?"tanyaku,
"Hah? Kering-in? ini mana bisa kering malem malem gini, yang ada
malah masuk angin, emang ga bawa baju ganti apa? Kita kita sih
bawa"kata Cindy.
"Hah? Lu orang ada baju ganti semua?"kata Shanty.
"Wah berarti rombongan kita doank nih yang ga bawa"sambung Sisca,
"Makanya sedia payung sebelum ujan, tadi sebelum jemput gua, gua
udah ingetin ke Cindy ama Rendy bawa baju ganti soalnya rencana mau
main yang basah basah malem aja biar lebih seru, gua kira luh pada
udah pada tau bisa bawa baju ganti, kan yang terpinter diantara ada
2 biji dalam satu mobil, bisa bisanya pada ga nyadar" kata Amel
sambil memeras ujung bajunya, sambil mengeleng-geleng kepalanya,
tidak menyangka kami akan sebodoh itu.
Akhirnya tinggal kami bertiga yang berbasahan tapi tidak punya baju
ganti, untunglah tadi aku memakai jaket jadi bagian dalam bajuku
tidak terlalu basah, karena jaketku termasuk tebal walau bahan
sweeter gitu, tapi celana dalamku terasa sangat tidak nyaman karena
sangat basah, "Eh Shan, gimana nih cd gua basah banget nih, ga
nyaman banget nih"bisikku pada Shanty, "Iya gua punya juga, udah
lepasin aja ga ada yang tau ini, ga enak banget" sarannya sambil
meringgis kepadaku, "Ya uda gua temenin juga deh"kata Sisca yang
juga lupa membawa baju ganti, akhirnya kita bertiga memutuskan untuk
ke toilet dan melepaskan celana dalam kami dan kami selipkan di tas
kami tentu saja setelah diperas dan dimasukan ke dalam plastic
putih.
"Yuk udah yuk pulang uda malem banget nih, gua mau ngerjain scripsi
gua nih"rujuk Shanty, yang akhirnya disetujui semua pihak.
Akhirnya setelah makan Mcd kita pun berpelukan sambil mencium pipi
kiri dan kanan dan berpisah, sesuai dengan mobil yang pertama kita
tumpangi masing masing.
Akhirnya sampai juga di komplek perumahanku, mereka tentu
mengantarkanku terlebih dahulu, karena rumah mereka lebih
berdekatan, sesampainya di depan rumahku, aku pun turun.
"Wah thank you banget yah, wah gua senang banget loh hari ini, eh
semoga skripsi luh bisa kelsr ya Shan, tar deh kita contact –
contact lagi"kataku.
Dan cukup lama aku berdiri di depan rumahku sambil bercanda dan
tertawa riang, tanpa menyadari ada seseorang yang sedang
memperhatikanku, seharusnya dia dmelihatku dengan jelas, karena
depan rumahku cukup terang untuk menerangi jalanan di depan rumah,
setelah berbasa basi selesai maka mobil Shanty pun melaju pergi, dan
mimpi burukku dimulai.
Saat hendak masuk rumah kudengar suara rintihan seseorang, tadinya
aku berniat untuk mengacuhkan saja suara tersebut, pikirku bukan
urusanku, tapi kemudian naluri kemanusiaanku berkata lain.
Setelah membuka gembok rumah, akhirnya kukunci kembali, kudekati
orang tersebut, orang itu memakai jubah yang menutupi wajahnya dan
membunkuk kesakitan.
"Ada apa pak?" tiba tiba pada saat aku berada pada jarak yang sangat
dekat orang tersebut berdiri.
"Hei kalau ga mau mampus ikut gua"kata orang itu sambil menodongkan
pisau goloknya yang besar, aku tersentak kaget dan shock.
"Apa apain ini?"mukaku mulai pucat pasi.
"KALAU LUH GA MAU MAMPUS DI SINI IKUT GUA SEKARANG!!!!"orang itu
mengulangi.
Aku hendak berteriak dan berlari ke rumahku yang hanya berjarak
beberapa meter, aku sangat menyesal mengikuti naluri bodohku, tapi
kemudian ku piker rasanya tidak sempat dan kakiku sangat lemas
sekali, "Tolong pak jangan bunuh saya, saya akan kasih uang ke bapak
kalau bapak membutuhkannya"kataku.
"Hm ya bagus kalo luh ngerti, tapi gua ga mau lu kasi di sini luh
musti ikut gua!!!"bentak orang itu.
Perawakkannya besar sekali mungkin tingginya sekitar 180an dengan
kulit hitam dan perut buncit, di lengannya kulihat banyak tato
menandakan bekas preman, belum lagi bekas bekas luka jahitan di
tubuhnya, wajahnya tidak terlalu jelas karena dalam suasana
gelap, "Yah ba…baik pak, saya ikut bapak"kataku ketakutan menuruti
perintahnya.
Kemudian aku mengikutinya, kulihat diujung jalan ada sebuah mobil
nongkrong dan ada sekitar 3 orang yang aku yakin pemilik mobil
tersebut. Kemudian otakku berpikir keras bagaimana supaya lolos dan
meminta tolong pada 3 orang tersebut, "Pak, saya mau dibawa kemana?"
kataku mengulur waktu sambil membuatnya tidak sadar akan adanya
orang di depan.
"Udah lu diem ntar juga luh tau!!"katanya.
Kulihat ia tampaknya menurunkan pisaunya takut terlihat 3 orang
tersebut karena ia mulai menyadari bahayanya sendiri.
Nah, ini dia kesempatanku, aku spontan berlari ke arah mobil
tersebut "Pak tolong pak, saya mau ditodong pak"teriakku tersendat
sendat sambil berlari kea rah mobil tersebut, kurasakan orang yang
menodongku tidak mengejarku, "Hah? Mau ditodong siapa neng?"kata
orang tersebut, "Itu pak, itu orang yang besar itu yang sedang
menuju sini pak, hati hati pak dia bawa golok, tolong pak"kataku.
"Hati hati? Justru yang harus hati hati tuh kamu hahhaha"katanya dan
diikuti tawa teman temannya, "Saya ga becanda pak orang itu mau
todong saya"kataku memelas dan mulai kesal karena tidak
dipercaya. "Yang bilang ga percaya itu sapa neng, lu liat gua siapa
dulu!!"kata salah seorang tersebut, kemudian aku merasa pernah kenal
dengannya si Prambo, salah seorang mahasiswa di kampusku, tetapi ia
mengambil jurusan hukum, dan kami hanya pernah sekelas pada saat
pelajaran MKU saja.
"Oh prambo ya? Iya mas tolong saya saya mau ditodong mas"kataku. "Ya
uda masuk mobil sana, pak Suryo jaga dia baik baik, kirno juga jaga
yang bener" kemudian aku naik keatas mobilnya di bagian tengah,
mobil kijang Krista terbaru karena Prambo termasuk anak yang lumayan
dari keuangannya, ayahnya adalah salah seorang pejabat di
pemerintahan orde baru, tetapi sampai sekarang juga masi dipakai
karena tidak terbukti KKN, dan menurutku memang ayahnya seorang yang
bersih dari hukum dan tindak KKN, Prambo adalah seorang pribumi
wajahnya tidak bisa dibilang jelek tapi juga tidak tampan, biasa
biasa saja tetapi salah seorang murid yang cerdas.
Akhirnya aku bisa bernafas lega, aku duduk di tengah diapit pak
Suryo yang kelihatannya seorang **** tetapi aku merasa ia bukan
seorang **** yang benar, dan Kirno dengan tubuh kurus ceking dengan
gigi tongos yang sangat buruk rupa, dan bahkan kelihatan seperti
orang idiot, karena cengegesan sejak tadi.
Kemudian Prambo masuk ke mobil dan menyalakan mesin, dan orang
bertubuh sangat besar tersebut sudah sangat dekat, "Bo jalan donk,
bo ada apa? Kenapa ga jalan dia uda makin deket, lu ga berniat lawan
dia kan? Dia bukan lawan luh badannya aja gede banget," tiba-tiba
buk kaca jendela dipukul dan orang tersebut melihat melalui kaca,
mengintipku dari kaca yang gelap, baru bisa kulihat dengan jelas
ternyata wajahnya menyeramkan dan ia menyeringai kepadaku, dan aku
rasanya sudah tidak tahan lagi dengan suara cengengesan si Kirno,
ingin rasanya menyuruhnya diam.
"Udah jalan bo, ke kantor polisi aja"kataku, tapi mereka semua diam
saja, dan benar saja orang bertubuh bongsor dan buncit itu masuk ke
dalam ke samping sopir tempat duduk, "ASTAGA"pekikku dalam hati,
matilah kita semua.
"Mas prabawa, wuih si mas berhasil bikin temen gua takut" kata
Prambo. HAHAHAHAHA tawa riuh di dalam mobil tersebut, langsung
kusadari aku sudah masuk ke sarang buaya, ternyata mereka satu
komplotan, langsung lemas badanku, dan mobilpun melaju.
Kemudian Prambo menjelaskan kalau Kirno emang otaknya ga beres, rada
rada tolol dan gila, kalau pak Suryo adalah seorang guru ngaji yang
sudah pension dari kotanya di daerah pesisiran pinggiran Bandung dan
dibuang oleh warga sana karena mencabuli bocah bocah di bawah umur
selain itu ia juga merangkap sebagai dukun cabul, tetapi pak Suryo
adalah paman jauhnya, paman dari ibunya, bisa dibilang adik ipar
ibunya, usianya sekitar 50an, dan karena pak Suryo sering merawat
dan mendidik Prambo, maka menjadi dekat sehingga sewaktu pak Suryo
ditangkap maka keluara Prambo dengan kuasa ayahnya dan kemampuan
hukum yang dipelajarinya pak Suryo dapat bebas dengan mudah dan
menjadi sahabat karib Prambo.
Kirno usianya sekitar 18 tahun dengan otak dungunya cocok dengan
wajahnya yang sangat jelek adalah temannya sejak Prambo di bangku
SMP, saat itu Kirno masi SD, tapi mereka satu tempat les sehingga
akrab satu sama lain, Prambo juga sering mengatasi kesulitan
belajarnya Kirno.
Dan pak Prabawa adalah mantan militer yang sudah dipecat, dan salah
satu aktivis pemerkosa yang terjadi bulan mei98 lalu, dan sekarang
menjadi bodyguard Prambo, menurut Prambo, pak Prabawa sangat
rasialisme, ia sangat membenci ras lain.
Sedangkan Prambo semenjak satu ruang denganku saat pelajaran mku, ia
sering menyatakan cintanya kepadaku,dan kutolak, karena aku sudah
memiliki pacar dan aku sama sekali tidak memiliki hati dengannya.
Bukan karena rasnya, karena papaku mengajarkan kalau semua orang itu
sederajat, hanya orang orang yang mau berusaha dan tidak memiliki
pikiran picik, niscaya ia akan sukses.
Selama di mobil, aku terus digerayangi, dadaku diremas remas dengan
agak kasar "AAHH…… jangan tolong sakit sekali, jangan"kataku
memelas, "Udah diem nikmatin aja"kata pak Suryo, tasku di ambil oleh
pak Prabawa, diperiksanya kartu indententitasku, sim ku, dan barang
barang berharga lainnya termasuk handycam dan kamera digital yang
aku miliki, ia lihat satu persatu hasil fotoku, "Wah gila bos emang
sip kalau milih cewe, gua udah terangsang banget nih hieahahahaha,
liat nih bos foto teman temannya, cuantik cuantik bos, wuih gila,
sayang ini ada foto siapa nih? Raja minyak nih? Tapi kok kaya
bencong gitu sih gayanya? Jijik gua jadi ngeliatinnya, dasar cina
geblek!!!"entah apa saja yang di dumelin oleh pak Prabawa, tetapi
lama kelamaan kupingku panas juga mendengar ejekan demi ejekan yang
dilontarkan, ingin rasanya membuat mereka mati, tapi apa daya aku
tidak mampu, bahkan bisa bisa aku yang dibuat mati.
Bagian pahaku kini di geranyangi monster jadi jadian si Kirno,tangan nya yang dingin mengelus dan memaksa masuk ke dalam rokku dan
kutahan karena aku takut ia mengetahui aku tidak memakai celana dalam lagi, ia terus memaksa dan aku menekan rokku dengan sekuat
tenaga, kemudian pak Suryo mengangkat kedua tanganku sehingga tangan si kirno langsung menyusup ke dalam rok miniku, "Aaaahh…
engghh"desahku ketika tangan dinginnya menyentuh bagian kemaluanku. "Wuih gila ini cewe ga pake cd bok, emang udah nunggu kita kita kali
yah? Tau aja luh mau di entotin!" ujar si kirno, "Wuih bo, jembutnya alus banget nih ga tralu lebat tapi lembut"ujar Kirno.
Aku berusaha memberontak tapi pak Suryo menekanku sehingga aku tidak mampu bergerak, aku heran kenapa pak Suryo bisa menekanku dengan mudah, mungkin kekuatan dukun yang dimiliki pak Suryo, mampu membuat tubuhku tak bergerak dengan sentuhan ringannya, akhirnya setelah Kirno puas meremas remas dadaku dan mengelus elus kemaluanku, kita sampai disebuah tempat yang gelap. "Ayoh turun!!"perintah prabawa, aku pun turun, dan langsung saja bau
busuk yang menyengat terasa mengganggu pernafasanku, setelah kuamati ternyata ini adalah sebuah pasar, tetapi kelihataannya sepi dan tidak ada seorangpun yang disini,rupanya ini adalah pasar gelap, dimana segala hasil rampasan dijual bebas disiini termasuk hewan hewan ternak hasil curian.
Kemudian aku ditarik sampai ditempat yang paling bau, yaitu sekitar bak sampah yang menggunung, dan sangat bau pesing mungkin banyak yang buang air kecil disini sehinnga lantai pun agak sedikit becek. "Buka baju luh semua kalau lug a mau baju luh basah!!"perintah Prambo, "Waduh bo, kok luh gini sih? Mau luh tuh apa sih? Jangan gini donk bo, sadar lu tuh anak kuliahan, gua tuh masi temen luh, wah gua ga nyangka lu bakal gini"ujarku sambil memelas minta ampun.
"HEI ******* CEPET BUKA BAJU LUH GUA JEJELIN SAMPAH JUGA NIH MULUT LUH!!!"tiba tiba prabawa membentak, membuat nyaliku ciut dan jantungku hamper copot, biasanya aku adalah orang yang tidak takut mati, entah kenapa hari ini aku begitu takut, takut sekali akhirnya kulepaskan bajuku satu persatu mulai dari jaketku yang lagsung di pegang Kirno, dan Prambo pun menyuruh pak Suryo mulai merekam. "Ulangin apa yang gua omong atau gua bunuh luh" kata Prambo, "Aku
Vyonne, inilah kisah cintaku, kisah indah yang paling kutunggu tunggu, ayo cepat ulangi"perintah Prambo, aku sudah mulai bisa
menduga apa yang akan terjadi selanjutnya, air mataku pun mengalir, " aku… ak… u.vy…vyonne… ini…kisas… kisas…kisahhh… cinn taku… yang pal…ing…" "LUH LAGI NGOMONG APA LAGI *******?"bentak Prambo "ulangi lagi"kata Prambo, akupun menguatkan diriku dan sebisa mungkin tidak terbata bata lagi, karena aku ingin ini semua cepat berakhir "Aku vyonne…. Inilah… kisahku kisah cintaku…kisah indah yang paling kutunggu tunggu." Akhirnya aku sanggup menyelesaikan
kalimat menjijikan ini, "Bagus bagus banget, ini dia yang kuharap harapkan,"ujarnya, "Ya udah lanjut buka baju luh sono!"perintahnya.
Aku pun menuruti apa katanya karena bagiku sudah kepalang tanggung dan entah harus lari kemana lagi, akhirnya aku berhasil melepas
bajuku semua, "Wuih busyet dah putih mulus banget nih, gila ngecling banget, wah gila beruntung banget nih kita nemenin Prambo di sini,
ga sia sia gua ga nonton KDI buat yang ginian"kata kirno mengomentari, "Sekarang gua mau nanya luh, kenapa luh ga pake color?
Eh sori ga pake cangcut?"ujar Prambo, huh bener bener memalukan sekali pikirku, bagaimana mungkin aku bisa menjawab pertanyaan
konyol gitu, "Hei gua Tanya lu musti jawab!!! Ngapain luh ga pake cangcut? Luh ini eksibionis ya?"ejek Prambo dengan mata menatap
curiga, "Bu….kan.. begitu… tadi vy main arung jeram basah semua, jadi karena ga nyaman maka saya lepas cd itu,"kataku "Hahaha guoblok
luh guoblok dasar tolol, oke oke, jadi luh ga nyaman yah, gua perintahkan mulai saat ini luh ga bole pake yang namanya kolor,
termasuk waktu luh lagi dating bulan"katanya, mulai saat ini? Pikirku, apakah ini tidak akan berakhir pada saat ini saja? "Ta,, tapi pram.."aku hendak menanyakan kalau ini berakhir sampai sini saja, "Kenapa? Luh takut waktu lagi mens keluar terus, tenang aja gua uda pikirin hal itu, lh ga usa kuatir, asal luh nurut, hari iniluh bebas dari yang namanya mati, dan bukan Cuma luh yang mati, tapi bokap nyokap dan cowo luh beserta koko luh juga gua bantai, dan gua
bisa sembunyikan mereka dan buat mereka seolah mati kecelakaan, luh mau kaya gitu?" ancam Prambo. "Nggg….. nggak jangan Pram luh bole apain gua aja hari ini gua milik lu, tapi jangan melibatkan yang lain lagi."aku memohon, aku benar benar tidak dapat kehilangan keluarga yang sudah sangat
menyayangiku. "Okey okey sekarang lu merangkak ketempat gua dan mohon ke gua untuk buka celana gua buat luh oralin… CEPATTTT CEPATTTT CEPATTTTT"Prambo
tampak tidak sabar lagi melihat kepasrahanku. Akupun merangkak, tanganku menyentuh dinginnya lantai yang agak becek, dan berbau tidak sedap, aku bergidik sesaat dan tubuhku merinding karena udara malam yang dingin mulai menusuk tubuhku, lututku juga menyentuh lantai becek dekat bak sampah tersebut,
sementara Pram mengambil kursi lipat yang sudah agak lusuh tetapi masih dapat dipakai, ia duduk disana, walaupun jarakku dan Pram tidaklah jauh hanya tinggal beberapa puluh centimeter saja, tapi terasa bermil – mil jauhnya, "Pram…. Aku… mau…. (terasa sangat berat untuk mengucapkan hal ini)
oralin kamu" "Hah? Apa? Gua ga denger… coba ulangin sekali lagi tapi yang lebih manis"kata Pram "Pram, aku mau oralin kamu"kataku
"Ooh okey, jadi luh mau dibayar berapa buat oralin gua?" aku bingung harus menjawab apa, kemudian aku melihat pak Suryo mengucapkan sesuatu kepadaku dengan gerakan bibir sangat perlahan dan tidak bersuara "Gratis". "Uhm.. Gratis Pram"kataku "Ohh jadi luh rela yah, bukan paksaan yah?"kata Pram
"Bukan"kataku sambil memalingkan wajahku dari handycam yang disorot kea rah wajahku seolah di close up. "Okey kalau gitu silahkan mulai"kata Pram.
Akupun mulai membuka resleting celananya, kancing celananya dan kulepaskan, ia membantu mengangkat pantatnya agar aku dengan mudah meloloskan celananya, kulihat cetakan besar dibalik celana dalam biru lautnya, kemudian aku lepaskan juga, Dan terlihat sebuah benda yang mengacung dengan kerasnya dan sedikit
berbau asin, aku cukup terkejut dengan ukuran penisnya, walaupun tidak sebesar milik pacarku, tetapi terasa sangat kokoh, dan
terlebih lagi hitam kelam, kemudian aku mulai menyentuh penisnya, kudekatkan mulutku, dan mulai menjilati ujung penisnya, terasa asin,
dan terasa ada cairan sedikit pada ujungnya, kemudian aku menutup mataku dan langsung kumasukan saja kedalam mulutku, aku hisap, dan aku kulum, kukocok kocok dengan tanganku juga, lama kelamaan aku mulai terbiasa dengan penisnya aku mulai dapat menyesuaikan diri, aku jilat samping sampingnya hingga ke buah pelirnya, aku mainkan ludahku sedikit dipenisnya, kemudian aku ratakan dan kuhisap dan kujilat kembali, tampaknya aku jadi menikmati penisnya, terasa
sesuatu sensasi yang lain dari pada bermain dengan pacarku. "Wuih gila man sepongannya enak tenan… ga kaya perek perek pinggir
jalan euy, asyik tenan, mirip artis artis bokep jepang atau bule"kata Pram mengomentari. Memang kalau aku paling jago dalam hal oral, bahkan seringkali
pacarku sampai tidak tahan langsung mengeluarkan spermannya, tetapi tidak pernah aku menelan spermanya, memang pernah rasanya ingin mencoba tetapi baru terasa di mulut rasanya tidak biasa, pernah suatu kali aku mencoba untuk menelan sedikit saja tetapi kemudian aku malah mual dan terasa penuh, rasanya tidak menyenangkan sekali. "Waduh bos jangan lama lama yah, udah ga sabar nih"ujar Kirno. "Ya udah ya udah sekarang giliran Kirno tuh, daripada gua kluar
sekarang, trus satu satu musti luh jajal penisnya, dan jangan lupa untuk memohon"kata Pram. Maka akupun mulai memohon satu persatu, si Kirno memiliki penis yang
biasa saja, penisnya terasa dingin, dan Kirno belum disunat,
"Bole saya hisap penis kamu?"kataku,
"Oh hik hi hik bole neng boleh cik vyonne, kalau mau silahkan,
langsung aja ga usa malu malu kalau memang kepengen ogut punya
ya"kta Kirno cengengesan,
Maka akupun mulai menghisap sampai ia kegelian, kemudian
"Giliran gua giliran gua"kata pak Suryo seperti anak kecil minta
permen, sedangkan pak Suryo memiliki penis yang terbesar diantara
mereka, "Mbah, boleh saya hisap penis mbah?"kataku dengan wajah
sudah seperti udang rebus yang kontras dengan kulit putihku, menahan
rasa malu yang amat sangat, "silahkan dik, nanti setelah cobaiin
****** abang dijamin ****** lain uda beda rasanya uda ga bakalan
mau"kata pak Suryo.
Saat aku menghisap penisnya ternyata ada sesuatu di ujung penisnya,
sesuatu yang bergrinjal grinjal, seperti batu atau sesuatu yang
tidak kuketahui, aku cuek saja, sambil terus menghisap, menjilati,
memberi air liur dan kuhisap lagi, memang terasa enak penis pak
Suryo, ada sesuatu yang lain daripada yang lain, sesuatu yang asyik,
membuat perasaan jadi tenang dan ingin terus melumatnya sampai
habis,
"Okey okey, jangan keenakan gitu non, sekarang si badan baja mau
coba mulut luh juga niih, mau cobain kehebatan mulut atas luh, nanti
kita kita juga bakal cobain mulut bawah luh mau tau luh pantes jadi
budaknya kita pa nggak, gih jajal temen gua, sori juri satu lagi
maksud gua"kata pak Suryo sambil ngakak sendiri sambil dengan nada
mengejek.
"Ayoh cepet gua uda ga sabar mau diisep ama perek, pecun kaya luh,
mau cobain mulut anak orang kaya jadi pecunnya kita, pasti asyik
betul kan hahahahaha"ejek Prabawa, kupingku terasa panas, tetapi
menghadapi ejekan demi ejekan justru membuatku makin bergairah
terhadap orang orang yang kelasnya dibawahku semua ini.
Sedangkan Prabawa ternyata dengan tubuh besarnya memiliki penis
terkecil diantara mereka tetapi memili diameter yang terbesar, pada
saat aku menghisap penis Prabawa, si Kirno sudah tidak tahan, ia
memasukkan jari jarinya ke dalam vaginaku dengan agak kasar,
vaginaku memang sudah basah, karena aku merasa sangat terangsang
sekali dengan keadaan ini, aku tahu posisiku sedang diancam, tetapi
batinku mengatakan kalaupun aku tidak dalam keadaan diancam mungkin
aku juga akan melakukan dengan sukarela, entah apa yang menyebabkan
aku punya pikiran seperti ini, apakah mungkin Pak Suryo yang seorang
dukun cabul? Aku tidak tahu yang kutahu aku sangat menikmati
perlakuan mereka.
Penis mereka satu persatu kukulum tetapi mereka tidak mau sampai
mengeluarkan, katanya masih panjang perjalanan ini.
"Wuih ilah basah betul nih cewe kita, ci emang enak ya ngisepin
******? Asyik ya? Kita juga merasa mulutnya nci jago sih, belajar
dimana sih? Udah biasa yah ama hansip hansip rumah? Ato satpam
satpam? Ko keliatannya jago amat yah?"kata Kirno mengomentari.
"Hmmmm…….. harum lagi…"kata Kirno lagi, sambil menghenduskan
hidungnya ke vaginaku, ia sekarang mempermainkan clitorisku, ia
gosok gosokkan,
"Ah… jangan… jangan… ahhh…"aku sangat terangsang tetapi aku tidak
ingin mereka tahu, aku berusaha merapatkan kedua pahaku, agar tidak
dikerjai Kirno lebih dalam lagi.
Tetapi yang terjadi selanjutnya malah aku yang membuka kedua pahaku
sementara kamera terus memfokuskan kemaluanku, badanku dan wajahku,
"AAAHHHHHHH…..AHHH"akhirnya aku tidak tahan lagi, aku memuncratkan
cairan kewanitaanku, memang tidak banyak wanita yang dapat
memuncratkan kewanitaannya, jarang sekali, tetapi aku salah satu
dari sekian banyak gadis,
"Wuih gila mannnnn…. Muncrat…. Aje gile…. Emang cewe Chinese semua
gitu ya Pram?"ujar Kirno penasaran dan agak norak.
"Nggak tau deh gua, ntar luh cobain aja temen temennya"kata Prambo
langsung tersentak aku terkejut, teman temanku? Apa mereka juga mau
mencicipi teman temanku? Tapi aku sudah terlalu capai untuk
mengomentari hal itu, aku biarkan saja hal itu seolah olah aku tidak
pernah mendengarnya.
"Nah sekarang giliran gua ya"kata Pram sambil mendekati diriku,
ia mengarahkan penisnya kearah kemaluanku, sementara aku masih dalam
keadaan membukuk terlungkup, aku merasakan ujung penisnya menyentuh
ujung vaginaku, ia putar putarkan vaginanya, tiba tiba ia
menjulurkan tangannya ke arah wajahku,
"Ludahin,"perintahnya.
Akupun menurutinya kuludahi telapak tangannya.
"Tambah lagi lebih banyak"katanya lagi, maka aku meludah lebih
banyak,
Air liurku kemudian dihirup sebentar olehnya, "uhh gila wangi
yah"komentarnya yang kemudian dioleskan ke penisnya.
Kemudian dengan cairan kewanitaanku dan air liurku ia mulai
memasukkan penisnya, "Ini cewe yang minta loh, buktinya ****** gua
bisa masuk berkat memeknya yang basah dan ludahnya sendiri, jadi
memek bawah ama memek atas kasi pelican hahahaahah"ejeknya yang
diikuti tawa ketiga teman – temannya, perkataannya sangatlah kasar,
mulut indahku ini dikatakan maaf memek, sangatnya tidak etis, tapi
aku terlalu larut dalam kenikmatan permainan mereka, aku telah
menjadi budak seks mereka.
Akhirnya aku merasakan penisnya menyeruak masuk ke dalam vaginaku,
ia mulai mengenjotku dengan posisi doggie style "OOugh… ough… gila…
enak… waduh… cowo luh ga pernah ewe in luh yah? Kok masi sempit sih
luh punya? Tapi uda ga perawan, Kok bisa? Luh suka masturbasi yah?
Luh ilangin sendiri yah perawannya luh?"ujar Pram sambil terus
mengenjot vaginaku, tangannya meremas remas payudaraku, dari arah
belakang. Aku merasakan nyeri pada vaginaku, aku sering merawat
kemaluanku itu, memang aku sudah pernah melakukannya sekali bersama
cowoku, tapi itu sudah lama dank arena kami sama sama khilaf, tapi
kemudian tidak pernah melakukannya lagi, hanya sekedar jilat jilat
badan dan oralseks saja.
Kamera terus diarahkan ke arah di mana penisnya memasuki area
kemaluanku, keluar – masuk – keluar – masuk. Begitu seterusnnya,
sampai akhirnya aku mencapai puncakku yang kedua kalinya sementara
Pram belum menujukan tanda tanda akan keluar, ia juga mengambil
kamera digitalku untuk memotret moment tersebut, sambil film terus
dilanjutkan, mungkin ini sudah dvd yang kedua, aku tidak tahu, yang
pasti aku memang selalu membawa cadangan dvd kosong, di tasku ada
sekitar 5 dvd lagi yang masih kosong.
Kemudian Pram memutar mutarkan penisnya kedalam vaginaku, aku
merasakan batang penisnya menyentuh seluruh rongga vaginaku, terasa
berputar putar, terasa sangat penuh, sampai akhirnya aku rasakan
penisnya berdenyut denyut di dalam rongga vaginaku dan aku
sendiripun sudah akan mencapai klimaksku yang ketiga kalinya
"Uoooooohhhhh….."teriakknya diikuti semburan spermanya di dalam
rongga rahimku.
Ada perasaan takut hamil juga, tapi saat itu untung bukan masa
suburku,
Kemudian Pram belum juga melepaskan penisnya memutar tubuhku hingga
aku berhadap hadapan dengannya, dengan penis masih menancap di
vaginaku dia mulai mencumbuku dengan ganasnya, akhirnya aku pasrah
saja ketika lidahnya mulai bermain main di mulutku, aku juga ikut
membalas cumbuannya, aku kait kaitkan lidahku dengan lidahnya, air
liur kami sudah menetes netes di pinggir bibir kami, akhirnya ia
melepaskan panggutannya sehingga aku dapat menghirup udara sesaat.
Kemudian ia melepaskan penisnya dari rahimku, disusul dengan lelehan
spermanya yang lengket dan legit itu.
Giliran Kirno yang maju menyerangku, ia langsung menciumi telingaku
leherku sehingga aku kegelian, kemudian ia menjilati wajahku
sehingga basah dan bau air liurnya, ternyata si Kirno mempunyai
masalah dengan bau mulutnya, aku sebenarnya sudah mau muntah juga,
tetapi akhirnya aku dapat beradaptasi dengan mulutnya dan tubuhnya
yang dingin, setelah puas menciumi wajahku kini giliran payudaraku
yang mendapat cupangan cupangan, kulit putih mulus payudaraku jadi
penuh dengan cupangan cupangan merah dan air liurnya, kemudian
barulah ia melepas bajunya semua hingga bugil dan kembali menciumku,
bahkan ia menciumi dan menjilati vaginaku, ia menjilati clitorisku
sampai aku mengerang keenakan, sementara si Prabawa dan Pak Suryo
masing masing sudah telanjang sambil mengocok kemaluannya sendiri,
handycam sekarang di pegang pak Suryo, dan kamera digital pada
Prabawa, sedangkan Prambo entah menghilang kemana.
Mereka tertawa cencengesan melihat ulah Kirno yang asyik dengan
Vaginaku, aku sendiri pun sudah tak tahan dan akhirnya aku mencapai
klimaks kembali, tetapi tidak muncrat seperti yang pertama kali.
Tiba – tiba Kirno bangkit dan membuka sebuah bungkusan kecil seperti
bungkusan permen, yang lain juga kebingungan pada apa yang dilakukan
Kirno, si Prabawa berusaha mendongkakan kepalannya melihat ulah
Kirno, begitu ia tau langsung ia mendekati Kirno dan tiba – tiba,
PLAKKK, kepala Kirno di geplaknya "Guoblok luh, gua kira ngapain,
pake kondom segala luh!!! Tolol bener sih luh jadi orang? Ada juga
si non ini yang takut ketularan penyakit dari kita bukannya elu yang
takut kena penyakit dari nih cewe!! Bego banget sih luh? Buang tuh
kondom!!!"bentak Prabawa pada Kirno,
Tenyata si Kirno ingin memasang kondom pada penisnya, aku sendiri
pun merasa geli dan rasanya mau tertawa tapi kutahan, melihat
kebodohan Kirno ini.
"Iya iya uwis tak buang aja! Huh gitu aja marah"ujar Kirno mendumel
dengan logat jawanya.
Kemudian kepala penis Kirno mulai memasuki liang vaginaku, liang
vagina ku terkuak bersamaan masuknya batang penis Kirno, vaginaku
tidak terlalu sakit lagi karena ada bekas cairan sperma Prambo,
tubuhku diseret kearah lantai yang agak becek, aku rasakan rambutku
dan bagian kepalaku basah oleh air kotor yang ada di lantai ini.
Badan Kirno yang kurus ceking tersebut, saat bersentuhan kulit
denganku terasa dingin, tubuhnya seperti cicak yang dingin, kemudian
dia menempelkan telapak tangannya pada lantai yang basah kemudian
meremas dadaku, sehingga dadaku terkena cairan kotor yang ada di
lantai, "Uuuhhh…"keluhku sambil mengerutkan dahiku karena berasa
jijik, "Kenapa? Nikmatin aja ya ci, heheehe"ujar Kirno sambil
cengengesan sambil terus memompa penisnya keluar masuk liang
senggamaku, kali ini jarinya bergerak kea rah lubang anusku, ia
mainkan jarinya di sekitar lubang anusku, sambil sesekali
mencocolkan air dari lantai, membuat lubang duburku, kembang kempis
menahan rasa geli yang diperbuatnya, dan kemudian jarinya mulai
memasuki lubang anusku, aku tidak tahu dengan jari apa ia memasukkan
ke anusku, tapi aku membuka lebih lebar liangku agar tidak terlalu
sakit, karena dari beberapa artikel yang kubaca, agar wanita tidak
merasakan
sakit saat analseks maka ia harus merelakan dimasukan, dan tidak
bole ditahan.
Lama kelamaan aku menikmati perlakuan kotornya ini, aku rasakan saat
ia mengeluarkan jarinya maka mulut anusku akan terlihat monyong dan
sewaktu dimasukan akan melesak kempot ke dalam.
Pahaku tak terasa membuka sendiri dengan lebar, berharap Kirno
melakukan lebih jauh lagi "Ahh ahhhh, ahhhh"desahku aku merasa tidak
dapat membendung lagi hasratku rasanya begitu nikmat, aku merasa
melayang layang "AAAAA HHHHH aaa"akhirnya aku mencapai puncak
kenikmatanku untuk yang kesekian kalinya,
"He hehe enak ya non? Padahal biasanya pada jijik loh kalau mau main
ama saya, hehehe ternyata non doyan juga ya ama saya? jadi pacar aku
aja mau?"tawa Kirno.
Aku hanya diam, tidak memperdulikannya, aku hanya memejamkan mataku
merasakan masa masa kenikmatanku, begitu nikmatnya sampai badanku
bergetar getar.
Keringat mengucur di seluruh tubuhku, aku sangat kelelahan, aku
sempat bernafas kira kira 2 menit lamanya, sampai akhirnya giliran
pak Suryo yang seorang dukun ini mengarapku.
"Hehehe non, tenang aja yah, nyantai aja, ntar kalau uda nyobain
****** mbah, dijamin non pasti mutusin cowo non, ****** mbah ini
sekali dicoba topcer ampe nyess nyess… hehehehe"ujak pak Suryo yang
membuatku bergidik mendengarnya.
Tiba – tiba ponselku berbunyi, rupanya orangtuaku menghubungiku,
ingin rasanya aku berteriak minta tolong, tetapi "Hei, awas kalau
macam – macam, Prambo sedang berada di depan rumahmu ingin membakar
rumahmu, bila kau macam macam, kami tinggal menghubunginya,
bagaimana?"kata Prabawa. "Bajingan kalian ini semua!!!"umpatku dalam
hati, "Baik, aku akan menuruti kalian"kataku.
"Halo ma, sorry yah ma ga hubungin mama, aku lagi di rumah Shinta,
bantuin skripsinya, mama ga usa khawatir ya…"kataku. Setelah mamaku
menyarankan agar tidak tidur terlalu larut, dan berbasa basi
sebentar, akhirnya aku mengucapkan selamat malam.
"Hm… untuk jaga jaga supaya mamamu saat menghubungi Shinta dan kamu
ternyata tidak ada di sana, sebaiknya kamu telpon temanmu itu"kata
pak Suryo.
Maka akupun menuruti kehendaknya, dengan cerita yang dikarang bahwa
aku berada di rumah pacarku saat ini dan aku juga mengatakan apabila
mamaku saat menelepon ke rumahnya, minta ia beralasan saya sedang ke
wc atau sedang tidur atau apapun juga supaya mamaku tidak mengetahui
aku menginap di rumah pacarku, bahwa aku menginap di rumah Shinta.
Kemudian tidak lupa juga aku menelepon pacarku bahwa aku sedang
berada di rumah Shinta dan memintanya untuk tidak menghubungi rumah
Shinta karena takut mengganggu orang orang di rumah Shinta, dan ia
pun mau mengerti, tapi yang membuat saya kesal adalah saat aku
sedang menelepon pacarku pak Suryo terus menggeranyangi tubuh
mulusku.
Kemudian akhirnya telepon pun diakhiri bersamaan menghujamnya penis
pak Suryo ke kemaluanku bleessss… "Ahhhh…"rintihku sakit.
Tapi kemudian tubuhku tiba tiba merinding bulu bulu romaku berdiri
semua, menambah kesexian di mata pak Suryo, tiba – tiba saja aku
merasakan sesuatu yang sangat nikmat, padahal pak Suryo belum lagi
menyodok yodok barangnya di dalam kemaluanku.
"Ahhh… Uhhh E e enakkk"desahku tak karuan, aku merasa cuek saja toh
aku juga sudah disetubuhi dari tadi, tidak masalah apabila kali ini
aku ingin menikmati senikmat nikmatnya.
Pak Suryo mulai memaju mundurkan pinggulnya pertama tama pelan makin
lama makin kencang keluar – masuk – keluar – masuk – keluar – masuk.
Disertai bunyi kecipak kecipak, sambil tangannya terus memainkan
putting susuku, diplintir kesana kemari layaknya mencari gelombang
Sonora untuk radio.
Aku tidak tahan lagi dengan perlakuan pak Suryo yang entah jago
bermain sex atau memang ada jampi jampinya, aku tidak peduli yang
penting sekarang aku merasakan diriku berada di awang awang.
"Aaaaahhh aahhh terus pak terus enak banget sih, ahhhh ahhh
ahhh…"teriakku, "Enak kan non? Enak mana ama punya pacarnya non?
Mbah bikin kamu ketagihan yah?"ledeknya. "Iya mbah enak
banget"ujarku yang sudah tidak peduli lagi bahwa saat ini kamera
sedang mengarah padaku.
Setengah jam lamanya pak Suryo memainkan penisnya diputar di keluar
masukan baik lembut nian, maupun kasar, tapi aku suka sekali,
rasanya aku tidak ingin melepaskan penis pak Suryo dari kemaluanku.
papaku ( mungkin karena anaknya sendiri ). Kuliahku sendiri sudah
tamat S1 di universitas swasta yang cukup terkenal di Jakarta. berikut cerita dewasa lebih lengkap ...
Hari itu, aku mendapat telepon dari sahabat lamaku di SMU (sampai
kuliah juga masih sih), "hallo Vyonne nya ada?"suara dari telepon
seberang sana, "siapa nih?"tanyaku, "Vy yah? Ini Shanty, bego!!!
Hhahaha gimana kabar lu?", "oh Shanty? Sialan luh! Gua baik baik
aja, ngapain luh telpon gua pagi pagi buta gini?" tanyaku, "jee jadi
ga bole nih telpon ratu kecantikan kita pagi pagi gini?" ledeknya.
Semenjak aku dinobatkan sebagai ratu kecantikan memang sering sekali
teman temanku suka mengungkit ungkit gelar tersebut.
"Jee, bukan begitu, abis tumben aja telpon gua, gua kira lu udah
lupa ama gua"kataku,
"Eh neng, yang lupa siapa? Ente kali yang lupa sapa
gue"celetuknya, "Udah kerja mah jadi udah ga pernah ngumpul lagi,
uda ga inget lagi ama temen, taunya kerja mulu, dulu kuliah masih
ngumpul ngumpul"lanjutnya yang membuatku tertawa terus.
"Eh ya aduh gua belum lulus lulus nih, sialan dosen pembimbing gua,
orangnya genit maunya ketemuan terus, sialan mau dilamporin ke polda
juga kali hahaha"katanya lagi.
"Eh kok bisa sih skripsi lu dapet A? bagus banget tuh padahal di
UNT** mana mungkin sih dapet A, kampus 2 lagi, jago juga luh, ga
sia – sia di SMU dulu dapet ranking atu mulu."pujinya kemudian.
"Makanya belajar yang rajin, nak hhahaha…. Loh emang dosen
pembimbing luh siapa?"tanyaku heran. "Si itu, pak P***, gelo tuh
dosen, bentar bentar ganti tema, sengaja biar bisa sering ketemuan
gua yang cakep ini kali hahaha pd banget gua yah?"candanya diikuti
tawa kami berdua, temanku yang satu ini memang agak pede dengan
penampilan dirinya yang memang cantik
"Tau gitu, dulu gua konsentrasi ambil SDM aja, gila pemasaran mah
jadinya sales, eh tar kalau gua udah lulus, kerja tempat papa lu
bole ga nih? Itung itung bantu teman, kan perusahaan papa lu gede
juga, jadi kalau abis dari sana pengalaman kerja uda ada, jadi lebih
enak"rujuknya.
"Loh emang papalu? Lu bukannya punya juga perusahaan? Ama papa luh
aja lagi."kataku.
"Hm nggak ah gua ga mau masuk ke perusahaan papa gua, gua lebih
senang kerja ama yang lain biar ga disangka KKN n yang paling
penting ga Jeruk makan Jeruk, sama aja kan gajinya dari situ situ
juga"sindirnya kepadaku yang bekerja pada papaku.
"Wuih luh ngomong kaya gua ga disini aja! Gua kan kerja ama bokap
gua juga, gimana luh? Tar ga gua terima luh, hahaha, ya uda yang
penting lulus dulu, sayang tinggal selangkah lagi"kataku,
"Sebenarnya sih lulus gampang, dosennya ini sialan…"katanya lagi,
yang kemudian hening sesaat.
"Eh ya ini gua telpon luh mau bilang temen temen mau reunian tuh,
mau ke dufan, ikut ga?"katanya, "Hah? Dufan? Waduh males juga sih ke
dufan, takut kena panas"aku memelas,.
"Yah ilah neng yah pasti panas lah ga apa jadi item dikit, luh udah
keputihan banget kali, udalah yuk, orang bule aja berlomba lomba
berjemur masa luh kecoreng dikit nggak mau, udah ah yuk, dulu waktu
SD bukannya jagoan lu? Gua denger denger sih"rayunya,
"SD mah udah lama banget, emang luh ga denger iklan Mariana itu,
selagi muda kita harus coba semua tantangan, makanya waktu SD dulu
gua naikin semua yang ada di dufan, sekarang sih da tua!!! Waktu SD
kan gua udah tinggi juga, yang pasti waktu itu halilintar gua
diijinin masuk aja. Sekarang sih 168 cm sih udah mentok ga bisa
tinggi lagi kali yah? Eh rame ga? Siapa aja? Di Dufannya sendiri
padat ga?"tanyaku.
"Yang pegi yah teman teman kita dulu, kalau soal dufan rame apa kaga
sih gua kaga tau, emang gua dewa apa, jadi ikut ya, sekarang nih
buruan gua jemput deh"
"Yah uda deh bole, gua siap siap dulu, tau aja yah luh kalau gua off
hari ini. Yah gua ajak Billy juga bole ga?"kataku kemudian, memang
aku kerja seminggu ada 3 kali tidak masuk kerja, tetapi biasanya aku
tetap masuk dan tidak mengambil kesempatan tersebut buat berlibur,
mungkin aku tipe workalkoholic kali.
"Billy? Cowo luh itu, jangan atuh namanya juga reunion sahabat gitu,
udah deh pokoknya Cuma kita berenam aja, si Amel saudara lu, si
Cindy, Sisca, lu, gue ama si kecebong banci temen kita si Randy
hehehehe"
"Jahat lu si Randy lu katain kecebong, hahahaaha banci banci gitu
baik banget lagi orangnya" kataku membela temanku yang banci
itu. "Ya udah jadi berenam aja yah? Ok deh gua siap siap dulu mau
pake lotion anti matahari dulu deh bye, thanks ya"timpalku, "Ok bye
jangan lama lama yah, gua sampe luh da musti siap yah ok deh
byeee"kata Shanty mengakhiri pembicaraannya.
Shanty juga adalah seorang keturunan, orangnya pintar, ia adalah
peraih peringkat 2 di kelasku sewaktu SMU dulu dan aku rank1 saat
itu, ia memiliki body yang sexy, proposional, ukuran branya lebih
besar dari kepunyaanku, dia mengenakan bra 34c, sedangkan aku 34b,
wajahnya juga sangat cantik, dengan tinggi badan 164cm dan berat 48
kg, tetapi kalau bicara soal ukuran payudara maka saudaraku yang
juga sahabatku Amel memilikki ukuran yang paling besar, 36 c.
tubuhnya montok tapi tidak terlihat gemuk, wajahnya cantik, kulitnya
tidak seputih kami walaupun seorang keturunan pula, mungkin karena
sering berenang, rambutnya sebahu, dan dicat pirang, ia mengambil
kuliah di Singapore. Di SMU dulu ia adalah wanita yang memiliki
wajah imut dan dada yang besar sehingga terasa kebesaran untuk
tubuhnya, dan banyak pria pria yang mengejarnya, Amel memiliki
tinggi badan 157 cm dengan berat 50kg, memang kelima temanku
merupakan keturunan semua.
Cindy temanku merupakan yang paling berduit di antara teman –
temanku, ayahnya memiliki 3 buah kapal yatch, Cindy juga merupakan
salah satu idola kaum pria hanya saja otaknya kadang agak lemot, (
sorry loh Cin kalau lu baca cerita gua, tapi emang bener kan? )Cindy
memiliki kulit yang paling putih di antara kami, dan herannya
kulitnya itu sepertinya susah hitam, bila ia berjemur maka hanya
terlihat terbakar kemerahan, hanya kurun waktu 2 hari kulitnya sudah
putih kinclong seperti semula. Cindy memiliki tinggi 165 cm dengan
ukuran bra 36a dan berat badan sekitar 49kg.
Sedangkan Sisca adalah teman kami yang paling rusak, dialah kepala
preman di SMU kami dulu, orangnya tomboy, tapi cantik dengan rambut
agak panjang kira kira sejengkal di atas pinggang. Rambutnya sangat
lurus, anaknya suka dugem, merokok, dan easy going, tetapi setahu
kami ia bukan pemakai obat obatan, mungkin karena ia lebih cepat
bergaul dengan kami, jadi tidak sempat tersesat ke alam yang kelam.
Merokok pun sudah banyak berkurang, tingginya sekitar 158cm dengan
berat badan 46kg, tapi cukup berisi, dengan ukuran bra sama denganku
34b, sedangkan aku memiliki tinggi 168cm dengan berat 48kg. memang
akulah memiliki tinggi yang paling tinggi di antara teman teman yang
cewe.
Sedangkan Randy temanku sebenarnya memiliki wajah yang cukup tampan,
tetapi bukanlah gantengnya cowo, tapi terlebih terlihat seperti
wanita, dengan tinggi 178cm dengan berat 68kg, memang sangat
bongsor, bahkan ia mengikuti latihan kebugaran fitness sehingga
badannya cukup kekar, tetapi juga mengikuti latihan aerobic hahaha,
dia juga pemain basket, orangnya baik, selalu membantu kami, dan
kurang lebih sebagai tempat curhat kami berlima juga sekaligus
bodyguard yang bisa diandalkan, dan mungkin karena sifat bancinya
yang menambah kekuatannya ( memang banyak yang bilang seoran g banci
memiliki tenaga lebih besar mungkin 2 kali lipat dari pria dengan
postur tubuh yang sama ), tetapi belum pernah kami mendengar ia suka
pada seorang gadis maupun pria. Ia lebih sibuk dengan kegiatan
desingnernya.
Setelah aku bersiap siap dengan dandanan t-shirt ketat sepusar warna
biru laut dengan motif air laut, dengan rok mini warna coklat
berbulu dan juga jaket bertopi lengan panjang karena takut matahari
yang terik, tidak lupa wajah, leher, lengan, paha sampai ke ujung
jari kaki kelingking kuoleskan sunblock yang cukup bagus rekomendasi
dari dokter kulit langgananku di RS Pluit, agar tidak hitam.
Kudengar tidak lama suara bell berbunyi, "Mbok, ada yang dating,
tolong donk bukain pintu dulu" teriakku memanggil pembantuku,
ternyata yang dating adalah Shanty dan Sisca mereka satu mobil
memang Shanty dan Sisca daerah rumahnya lebih berdekatan, tetapi
Shanty dari perumahan yang lebih elite dan Sisca tidak terlalu,
karena ia tinggal di Jakarta bersama neneknya karena orang tuanya
sudah pisah ranjang dan masing masing mengurusi bisnisnya, mungkin
karena ini pula Sisca jadi tidak begitu diperhatikan dan jadi suka
merokok dan clubbing.
Setelah dipersilahkan masuk oleh pembantuku, akupun turun menyapa
mereka "Eh hi waw dah lama ga ketemu? berdua aja datengnya? Yang
lain mana?" tanyaku, sambil memeluk mereka dan sun pipi kiri dan
kanan.
Shanty terlihat sangat cantik dengan setelan tangtop putih dan rok
mini jeansnya, tampaknya ia membawa jaket kulit hitamnya, sedangkan
Sisca dengan kaus t-shirt ketat sepusar warna kuning dengan rok
selutut warna merah.
"Oh si Cindy bawa sopir, dia bareng sopirnya ama Amel ama Rendy,
jadi 2 grup ntar kita ketemuan di sana janjiannya sih tempat kuda
kuda itu loh, tapi tar hp in aja" kata Sisca. "Oooh, eh mau minum ga
nih?" tawarku, "Udahlah ga usa ntar dia orang kalau sampe duluan ga
enak juga kita telat, kan daerah lu mau ke Dufan jauh juga Vy,
makasih, kita berangkat sekarang aja deh," kata Shanty, "Eh ya Vy
tar gua ga bisa malem malem loh, soalnya gua musti nyelesaiin
skripsi gua, jadi jam sebelasan lah gua udah musti ampe rumah okey?"
tambah Shanty.
"Jam sebelas ga malem gila luh, malemnya luh jam brapa emang?"
candaku, dan kami pun tertawa.
< href="http://hanya-cerita-dewasa.blogspot.com/">cerita dewasa> http://hanya-cerita-dewasa.blogspot.com/
Akhirnya kita berangkat ke Dufan, di mobil kita bercerita banyak,
karena sudah lama tidak bertemu semenjak aku kerja dengan papaku
memang kegiatan agak sibuk, tapi aku menikmati pekerjaanku, aku juga
sudah tau lika liku perusahaanku, aku memiliki seorang kakak laki
laki tapi bukan saudara kandung, ia diangkat anak oleh papaku karena
ayahnya meninggal, sebetulnya masi saudara sepupu dengan aku dan
Amel, dia juga menjalankan usaha papaku. Kami sudah begitu dekat
layaknya saudara kandung karena saat dia di masukan ke keluarga kami
usianya baru 3 tahun, dan aku belum lahir baru setelah 2 tahun
kemudian aku lahir, ia juga menganggap ayahku seperti ayahnya
sendiri, orangnya baik dengan wajah tampan dan seorang pria yang
didamkan banyak wanita, termasuk teman temanku. Tapi sayang untuk ke
depannya bukan dia yang mendapat keberuntungan menikmati tubuh putri
putri cantik seperti kami, melainkan…….
Akhirnya setelah menempuh waktu sekitar 1 ½ jam sampai juga kami ke
daerah yang di tuju, setelah membayar tiket masuk mobil, aku pun
menelepon Amel "Eh Mel, di mana? Udah sampe belum? Kita uda bayar
tiket masuk mobil nih"kataku.
"Eh si cakep, kita kita di sini juga baru aja masuk untung tadi di
rumah Amel, gua suruh main game dulu, soalnya kan rumah mel udah
deket kalau mau ke Dufan, pas banget donk yah…. Hmm… eh lu pada naek
BMW nya Shanty yah? Yang putih? Yang seri 7 itu? Kayaknya kamu orang
yang di depan mobil kita sekitar 2 mobil deh, kita naek mobil Land
cruisernya Cindy, liat ga?"kata Amel, memang Amel orangnya agak agak
manja kalau berbicara, Akupun menolehkan kepala ke belakang mencari
cari dan setelah melihat mobil yang diindentifikasikan, "Oh iya iya
yang platnya B**MW itu yah? Iya gua udah liat tuh, wah barengan
nih"kataku penuh dengan canda ria, aku sudah tak sabar ingin bertemu
sahabat-sahabat lamaku.
Maka akhirnya kita pun sampai ke tempat tujuan, Cindy memakai rok
selutut warna biru dengan jaket berbulu dan tank top merah dengan
belahan rendah terlihat sangat cantik yang pasti membuat para pria
berpikiran ingin menyetubuhinya, Amel dengan celana jeans dan kaus
t-
shirt warna merah yang ketat sehingga terasa bajunya tidak mau
menampung payudaranya yang besar tersebut, dan Rendy dengan kaus
bermotif perak ngejreng, seperti penyanyi dangdut.
Suasana begitu meriah ketika kita bertemu kembali setelah kurun
waktu beberapa lama tidak bertemu, mungkin sekitar setahun lamanya
(mungkin bagi beberapa orang itu adalah waktu yang singkat tapi bagi
kami serasa 10tahun kali, karena sudah terbiasa bersama sama)
semenjak reunion tahun lalu.
Kita berfoto ria dengan memakai kamera digitalku, si Cindy juga
mebawa kamera digitalnya, lalu aku membawa handycamku merekam
kejadian kejadian lucu dan indah yang pantas dikenang.
Aku takkan pernah lupa masa masa bahagia ini, karena semenjak kita
berteman tidak pernah berkumpul di Dufan jadi ini untuk pertama
kalinya ngumpul bareng di Dufan, serasa masih kecil saat dulu, kita
naik halilintar dan macam macam lainnya lagi sampai akhirnya naik
arung jeram yang membuat tubuh kami basah semua, tak pernah aku
merasa sebahagia ini semenjak aku sudah mulai kerja.
"Wah basah semua nih gimana nih? Mau kering-in dimana nih? Apa mau
langsung cabut aja nih?"tanyaku,
"Hah? Kering-in? ini mana bisa kering malem malem gini, yang ada
malah masuk angin, emang ga bawa baju ganti apa? Kita kita sih
bawa"kata Cindy.
"Hah? Lu orang ada baju ganti semua?"kata Shanty.
"Wah berarti rombongan kita doank nih yang ga bawa"sambung Sisca,
"Makanya sedia payung sebelum ujan, tadi sebelum jemput gua, gua
udah ingetin ke Cindy ama Rendy bawa baju ganti soalnya rencana mau
main yang basah basah malem aja biar lebih seru, gua kira luh pada
udah pada tau bisa bawa baju ganti, kan yang terpinter diantara ada
2 biji dalam satu mobil, bisa bisanya pada ga nyadar" kata Amel
sambil memeras ujung bajunya, sambil mengeleng-geleng kepalanya,
tidak menyangka kami akan sebodoh itu.
Akhirnya tinggal kami bertiga yang berbasahan tapi tidak punya baju
ganti, untunglah tadi aku memakai jaket jadi bagian dalam bajuku
tidak terlalu basah, karena jaketku termasuk tebal walau bahan
sweeter gitu, tapi celana dalamku terasa sangat tidak nyaman karena
sangat basah, "Eh Shan, gimana nih cd gua basah banget nih, ga
nyaman banget nih"bisikku pada Shanty, "Iya gua punya juga, udah
lepasin aja ga ada yang tau ini, ga enak banget" sarannya sambil
meringgis kepadaku, "Ya uda gua temenin juga deh"kata Sisca yang
juga lupa membawa baju ganti, akhirnya kita bertiga memutuskan untuk
ke toilet dan melepaskan celana dalam kami dan kami selipkan di tas
kami tentu saja setelah diperas dan dimasukan ke dalam plastic
putih.
"Yuk udah yuk pulang uda malem banget nih, gua mau ngerjain scripsi
gua nih"rujuk Shanty, yang akhirnya disetujui semua pihak.
Akhirnya setelah makan Mcd kita pun berpelukan sambil mencium pipi
kiri dan kanan dan berpisah, sesuai dengan mobil yang pertama kita
tumpangi masing masing.
Akhirnya sampai juga di komplek perumahanku, mereka tentu
mengantarkanku terlebih dahulu, karena rumah mereka lebih
berdekatan, sesampainya di depan rumahku, aku pun turun.
"Wah thank you banget yah, wah gua senang banget loh hari ini, eh
semoga skripsi luh bisa kelsr ya Shan, tar deh kita contact –
contact lagi"kataku.
Dan cukup lama aku berdiri di depan rumahku sambil bercanda dan
tertawa riang, tanpa menyadari ada seseorang yang sedang
memperhatikanku, seharusnya dia dmelihatku dengan jelas, karena
depan rumahku cukup terang untuk menerangi jalanan di depan rumah,
setelah berbasa basi selesai maka mobil Shanty pun melaju pergi, dan
mimpi burukku dimulai.
Saat hendak masuk rumah kudengar suara rintihan seseorang, tadinya
aku berniat untuk mengacuhkan saja suara tersebut, pikirku bukan
urusanku, tapi kemudian naluri kemanusiaanku berkata lain.
Setelah membuka gembok rumah, akhirnya kukunci kembali, kudekati
orang tersebut, orang itu memakai jubah yang menutupi wajahnya dan
membunkuk kesakitan.
"Ada apa pak?" tiba tiba pada saat aku berada pada jarak yang sangat
dekat orang tersebut berdiri.
"Hei kalau ga mau mampus ikut gua"kata orang itu sambil menodongkan
pisau goloknya yang besar, aku tersentak kaget dan shock.
"Apa apain ini?"mukaku mulai pucat pasi.
"KALAU LUH GA MAU MAMPUS DI SINI IKUT GUA SEKARANG!!!!"orang itu
mengulangi.
Aku hendak berteriak dan berlari ke rumahku yang hanya berjarak
beberapa meter, aku sangat menyesal mengikuti naluri bodohku, tapi
kemudian ku piker rasanya tidak sempat dan kakiku sangat lemas
sekali, "Tolong pak jangan bunuh saya, saya akan kasih uang ke bapak
kalau bapak membutuhkannya"kataku.
"Hm ya bagus kalo luh ngerti, tapi gua ga mau lu kasi di sini luh
musti ikut gua!!!"bentak orang itu.
Perawakkannya besar sekali mungkin tingginya sekitar 180an dengan
kulit hitam dan perut buncit, di lengannya kulihat banyak tato
menandakan bekas preman, belum lagi bekas bekas luka jahitan di
tubuhnya, wajahnya tidak terlalu jelas karena dalam suasana
gelap, "Yah ba…baik pak, saya ikut bapak"kataku ketakutan menuruti
perintahnya.
Kemudian aku mengikutinya, kulihat diujung jalan ada sebuah mobil
nongkrong dan ada sekitar 3 orang yang aku yakin pemilik mobil
tersebut. Kemudian otakku berpikir keras bagaimana supaya lolos dan
meminta tolong pada 3 orang tersebut, "Pak, saya mau dibawa kemana?"
kataku mengulur waktu sambil membuatnya tidak sadar akan adanya
orang di depan.
"Udah lu diem ntar juga luh tau!!"katanya.
Kulihat ia tampaknya menurunkan pisaunya takut terlihat 3 orang
tersebut karena ia mulai menyadari bahayanya sendiri.
Nah, ini dia kesempatanku, aku spontan berlari ke arah mobil
tersebut "Pak tolong pak, saya mau ditodong pak"teriakku tersendat
sendat sambil berlari kea rah mobil tersebut, kurasakan orang yang
menodongku tidak mengejarku, "Hah? Mau ditodong siapa neng?"kata
orang tersebut, "Itu pak, itu orang yang besar itu yang sedang
menuju sini pak, hati hati pak dia bawa golok, tolong pak"kataku.
"Hati hati? Justru yang harus hati hati tuh kamu hahhaha"katanya dan
diikuti tawa teman temannya, "Saya ga becanda pak orang itu mau
todong saya"kataku memelas dan mulai kesal karena tidak
dipercaya. "Yang bilang ga percaya itu sapa neng, lu liat gua siapa
dulu!!"kata salah seorang tersebut, kemudian aku merasa pernah kenal
dengannya si Prambo, salah seorang mahasiswa di kampusku, tetapi ia
mengambil jurusan hukum, dan kami hanya pernah sekelas pada saat
pelajaran MKU saja.
"Oh prambo ya? Iya mas tolong saya saya mau ditodong mas"kataku. "Ya
uda masuk mobil sana, pak Suryo jaga dia baik baik, kirno juga jaga
yang bener" kemudian aku naik keatas mobilnya di bagian tengah,
mobil kijang Krista terbaru karena Prambo termasuk anak yang lumayan
dari keuangannya, ayahnya adalah salah seorang pejabat di
pemerintahan orde baru, tetapi sampai sekarang juga masi dipakai
karena tidak terbukti KKN, dan menurutku memang ayahnya seorang yang
bersih dari hukum dan tindak KKN, Prambo adalah seorang pribumi
wajahnya tidak bisa dibilang jelek tapi juga tidak tampan, biasa
biasa saja tetapi salah seorang murid yang cerdas.
Akhirnya aku bisa bernafas lega, aku duduk di tengah diapit pak
Suryo yang kelihatannya seorang **** tetapi aku merasa ia bukan
seorang **** yang benar, dan Kirno dengan tubuh kurus ceking dengan
gigi tongos yang sangat buruk rupa, dan bahkan kelihatan seperti
orang idiot, karena cengegesan sejak tadi.
Kemudian Prambo masuk ke mobil dan menyalakan mesin, dan orang
bertubuh sangat besar tersebut sudah sangat dekat, "Bo jalan donk,
bo ada apa? Kenapa ga jalan dia uda makin deket, lu ga berniat lawan
dia kan? Dia bukan lawan luh badannya aja gede banget," tiba-tiba
buk kaca jendela dipukul dan orang tersebut melihat melalui kaca,
mengintipku dari kaca yang gelap, baru bisa kulihat dengan jelas
ternyata wajahnya menyeramkan dan ia menyeringai kepadaku, dan aku
rasanya sudah tidak tahan lagi dengan suara cengengesan si Kirno,
ingin rasanya menyuruhnya diam.
"Udah jalan bo, ke kantor polisi aja"kataku, tapi mereka semua diam
saja, dan benar saja orang bertubuh bongsor dan buncit itu masuk ke
dalam ke samping sopir tempat duduk, "ASTAGA"pekikku dalam hati,
matilah kita semua.
"Mas prabawa, wuih si mas berhasil bikin temen gua takut" kata
Prambo. HAHAHAHAHA tawa riuh di dalam mobil tersebut, langsung
kusadari aku sudah masuk ke sarang buaya, ternyata mereka satu
komplotan, langsung lemas badanku, dan mobilpun melaju.
Kemudian Prambo menjelaskan kalau Kirno emang otaknya ga beres, rada
rada tolol dan gila, kalau pak Suryo adalah seorang guru ngaji yang
sudah pension dari kotanya di daerah pesisiran pinggiran Bandung dan
dibuang oleh warga sana karena mencabuli bocah bocah di bawah umur
selain itu ia juga merangkap sebagai dukun cabul, tetapi pak Suryo
adalah paman jauhnya, paman dari ibunya, bisa dibilang adik ipar
ibunya, usianya sekitar 50an, dan karena pak Suryo sering merawat
dan mendidik Prambo, maka menjadi dekat sehingga sewaktu pak Suryo
ditangkap maka keluara Prambo dengan kuasa ayahnya dan kemampuan
hukum yang dipelajarinya pak Suryo dapat bebas dengan mudah dan
menjadi sahabat karib Prambo.
Kirno usianya sekitar 18 tahun dengan otak dungunya cocok dengan
wajahnya yang sangat jelek adalah temannya sejak Prambo di bangku
SMP, saat itu Kirno masi SD, tapi mereka satu tempat les sehingga
akrab satu sama lain, Prambo juga sering mengatasi kesulitan
belajarnya Kirno.
Dan pak Prabawa adalah mantan militer yang sudah dipecat, dan salah
satu aktivis pemerkosa yang terjadi bulan mei98 lalu, dan sekarang
menjadi bodyguard Prambo, menurut Prambo, pak Prabawa sangat
rasialisme, ia sangat membenci ras lain.
Sedangkan Prambo semenjak satu ruang denganku saat pelajaran mku, ia
sering menyatakan cintanya kepadaku,dan kutolak, karena aku sudah
memiliki pacar dan aku sama sekali tidak memiliki hati dengannya.
Bukan karena rasnya, karena papaku mengajarkan kalau semua orang itu
sederajat, hanya orang orang yang mau berusaha dan tidak memiliki
pikiran picik, niscaya ia akan sukses.
Selama di mobil, aku terus digerayangi, dadaku diremas remas dengan
agak kasar "AAHH…… jangan tolong sakit sekali, jangan"kataku
memelas, "Udah diem nikmatin aja"kata pak Suryo, tasku di ambil oleh
pak Prabawa, diperiksanya kartu indententitasku, sim ku, dan barang
barang berharga lainnya termasuk handycam dan kamera digital yang
aku miliki, ia lihat satu persatu hasil fotoku, "Wah gila bos emang
sip kalau milih cewe, gua udah terangsang banget nih hieahahahaha,
liat nih bos foto teman temannya, cuantik cuantik bos, wuih gila,
sayang ini ada foto siapa nih? Raja minyak nih? Tapi kok kaya
bencong gitu sih gayanya? Jijik gua jadi ngeliatinnya, dasar cina
geblek!!!"entah apa saja yang di dumelin oleh pak Prabawa, tetapi
lama kelamaan kupingku panas juga mendengar ejekan demi ejekan yang
dilontarkan, ingin rasanya membuat mereka mati, tapi apa daya aku
tidak mampu, bahkan bisa bisa aku yang dibuat mati.
Bagian pahaku kini di geranyangi monster jadi jadian si Kirno,tangan nya yang dingin mengelus dan memaksa masuk ke dalam rokku dan
kutahan karena aku takut ia mengetahui aku tidak memakai celana dalam lagi, ia terus memaksa dan aku menekan rokku dengan sekuat
tenaga, kemudian pak Suryo mengangkat kedua tanganku sehingga tangan si kirno langsung menyusup ke dalam rok miniku, "Aaaahh…
engghh"desahku ketika tangan dinginnya menyentuh bagian kemaluanku. "Wuih gila ini cewe ga pake cd bok, emang udah nunggu kita kita kali
yah? Tau aja luh mau di entotin!" ujar si kirno, "Wuih bo, jembutnya alus banget nih ga tralu lebat tapi lembut"ujar Kirno.
Aku berusaha memberontak tapi pak Suryo menekanku sehingga aku tidak mampu bergerak, aku heran kenapa pak Suryo bisa menekanku dengan mudah, mungkin kekuatan dukun yang dimiliki pak Suryo, mampu membuat tubuhku tak bergerak dengan sentuhan ringannya, akhirnya setelah Kirno puas meremas remas dadaku dan mengelus elus kemaluanku, kita sampai disebuah tempat yang gelap. "Ayoh turun!!"perintah prabawa, aku pun turun, dan langsung saja bau
busuk yang menyengat terasa mengganggu pernafasanku, setelah kuamati ternyata ini adalah sebuah pasar, tetapi kelihataannya sepi dan tidak ada seorangpun yang disini,rupanya ini adalah pasar gelap, dimana segala hasil rampasan dijual bebas disiini termasuk hewan hewan ternak hasil curian.
Kemudian aku ditarik sampai ditempat yang paling bau, yaitu sekitar bak sampah yang menggunung, dan sangat bau pesing mungkin banyak yang buang air kecil disini sehinnga lantai pun agak sedikit becek. "Buka baju luh semua kalau lug a mau baju luh basah!!"perintah Prambo, "Waduh bo, kok luh gini sih? Mau luh tuh apa sih? Jangan gini donk bo, sadar lu tuh anak kuliahan, gua tuh masi temen luh, wah gua ga nyangka lu bakal gini"ujarku sambil memelas minta ampun.
"HEI ******* CEPET BUKA BAJU LUH GUA JEJELIN SAMPAH JUGA NIH MULUT LUH!!!"tiba tiba prabawa membentak, membuat nyaliku ciut dan jantungku hamper copot, biasanya aku adalah orang yang tidak takut mati, entah kenapa hari ini aku begitu takut, takut sekali akhirnya kulepaskan bajuku satu persatu mulai dari jaketku yang lagsung di pegang Kirno, dan Prambo pun menyuruh pak Suryo mulai merekam. "Ulangin apa yang gua omong atau gua bunuh luh" kata Prambo, "Aku
Vyonne, inilah kisah cintaku, kisah indah yang paling kutunggu tunggu, ayo cepat ulangi"perintah Prambo, aku sudah mulai bisa
menduga apa yang akan terjadi selanjutnya, air mataku pun mengalir, " aku… ak… u.vy…vyonne… ini…kisas… kisas…kisahhh… cinn taku… yang pal…ing…" "LUH LAGI NGOMONG APA LAGI *******?"bentak Prambo "ulangi lagi"kata Prambo, akupun menguatkan diriku dan sebisa mungkin tidak terbata bata lagi, karena aku ingin ini semua cepat berakhir "Aku vyonne…. Inilah… kisahku kisah cintaku…kisah indah yang paling kutunggu tunggu." Akhirnya aku sanggup menyelesaikan
kalimat menjijikan ini, "Bagus bagus banget, ini dia yang kuharap harapkan,"ujarnya, "Ya udah lanjut buka baju luh sono!"perintahnya.
Aku pun menuruti apa katanya karena bagiku sudah kepalang tanggung dan entah harus lari kemana lagi, akhirnya aku berhasil melepas
bajuku semua, "Wuih busyet dah putih mulus banget nih, gila ngecling banget, wah gila beruntung banget nih kita nemenin Prambo di sini,
ga sia sia gua ga nonton KDI buat yang ginian"kata kirno mengomentari, "Sekarang gua mau nanya luh, kenapa luh ga pake color?
Eh sori ga pake cangcut?"ujar Prambo, huh bener bener memalukan sekali pikirku, bagaimana mungkin aku bisa menjawab pertanyaan
konyol gitu, "Hei gua Tanya lu musti jawab!!! Ngapain luh ga pake cangcut? Luh ini eksibionis ya?"ejek Prambo dengan mata menatap
curiga, "Bu….kan.. begitu… tadi vy main arung jeram basah semua, jadi karena ga nyaman maka saya lepas cd itu,"kataku "Hahaha guoblok
luh guoblok dasar tolol, oke oke, jadi luh ga nyaman yah, gua perintahkan mulai saat ini luh ga bole pake yang namanya kolor,
termasuk waktu luh lagi dating bulan"katanya, mulai saat ini? Pikirku, apakah ini tidak akan berakhir pada saat ini saja? "Ta,, tapi pram.."aku hendak menanyakan kalau ini berakhir sampai sini saja, "Kenapa? Luh takut waktu lagi mens keluar terus, tenang aja gua uda pikirin hal itu, lh ga usa kuatir, asal luh nurut, hari iniluh bebas dari yang namanya mati, dan bukan Cuma luh yang mati, tapi bokap nyokap dan cowo luh beserta koko luh juga gua bantai, dan gua
bisa sembunyikan mereka dan buat mereka seolah mati kecelakaan, luh mau kaya gitu?" ancam Prambo. "Nggg….. nggak jangan Pram luh bole apain gua aja hari ini gua milik lu, tapi jangan melibatkan yang lain lagi."aku memohon, aku benar benar tidak dapat kehilangan keluarga yang sudah sangat
menyayangiku. "Okey okey sekarang lu merangkak ketempat gua dan mohon ke gua untuk buka celana gua buat luh oralin… CEPATTTT CEPATTTT CEPATTTTT"Prambo
tampak tidak sabar lagi melihat kepasrahanku. Akupun merangkak, tanganku menyentuh dinginnya lantai yang agak becek, dan berbau tidak sedap, aku bergidik sesaat dan tubuhku merinding karena udara malam yang dingin mulai menusuk tubuhku, lututku juga menyentuh lantai becek dekat bak sampah tersebut,
sementara Pram mengambil kursi lipat yang sudah agak lusuh tetapi masih dapat dipakai, ia duduk disana, walaupun jarakku dan Pram tidaklah jauh hanya tinggal beberapa puluh centimeter saja, tapi terasa bermil – mil jauhnya, "Pram…. Aku… mau…. (terasa sangat berat untuk mengucapkan hal ini)
oralin kamu" "Hah? Apa? Gua ga denger… coba ulangin sekali lagi tapi yang lebih manis"kata Pram "Pram, aku mau oralin kamu"kataku
"Ooh okey, jadi luh mau dibayar berapa buat oralin gua?" aku bingung harus menjawab apa, kemudian aku melihat pak Suryo mengucapkan sesuatu kepadaku dengan gerakan bibir sangat perlahan dan tidak bersuara "Gratis". "Uhm.. Gratis Pram"kataku "Ohh jadi luh rela yah, bukan paksaan yah?"kata Pram
"Bukan"kataku sambil memalingkan wajahku dari handycam yang disorot kea rah wajahku seolah di close up. "Okey kalau gitu silahkan mulai"kata Pram.
Akupun mulai membuka resleting celananya, kancing celananya dan kulepaskan, ia membantu mengangkat pantatnya agar aku dengan mudah meloloskan celananya, kulihat cetakan besar dibalik celana dalam biru lautnya, kemudian aku lepaskan juga, Dan terlihat sebuah benda yang mengacung dengan kerasnya dan sedikit
berbau asin, aku cukup terkejut dengan ukuran penisnya, walaupun tidak sebesar milik pacarku, tetapi terasa sangat kokoh, dan
terlebih lagi hitam kelam, kemudian aku mulai menyentuh penisnya, kudekatkan mulutku, dan mulai menjilati ujung penisnya, terasa asin,
dan terasa ada cairan sedikit pada ujungnya, kemudian aku menutup mataku dan langsung kumasukan saja kedalam mulutku, aku hisap, dan aku kulum, kukocok kocok dengan tanganku juga, lama kelamaan aku mulai terbiasa dengan penisnya aku mulai dapat menyesuaikan diri, aku jilat samping sampingnya hingga ke buah pelirnya, aku mainkan ludahku sedikit dipenisnya, kemudian aku ratakan dan kuhisap dan kujilat kembali, tampaknya aku jadi menikmati penisnya, terasa
sesuatu sensasi yang lain dari pada bermain dengan pacarku. "Wuih gila man sepongannya enak tenan… ga kaya perek perek pinggir
jalan euy, asyik tenan, mirip artis artis bokep jepang atau bule"kata Pram mengomentari. Memang kalau aku paling jago dalam hal oral, bahkan seringkali
pacarku sampai tidak tahan langsung mengeluarkan spermannya, tetapi tidak pernah aku menelan spermanya, memang pernah rasanya ingin mencoba tetapi baru terasa di mulut rasanya tidak biasa, pernah suatu kali aku mencoba untuk menelan sedikit saja tetapi kemudian aku malah mual dan terasa penuh, rasanya tidak menyenangkan sekali. "Waduh bos jangan lama lama yah, udah ga sabar nih"ujar Kirno. "Ya udah ya udah sekarang giliran Kirno tuh, daripada gua kluar
sekarang, trus satu satu musti luh jajal penisnya, dan jangan lupa untuk memohon"kata Pram. Maka akupun mulai memohon satu persatu, si Kirno memiliki penis yang
biasa saja, penisnya terasa dingin, dan Kirno belum disunat,
"Bole saya hisap penis kamu?"kataku,
"Oh hik hi hik bole neng boleh cik vyonne, kalau mau silahkan,
langsung aja ga usa malu malu kalau memang kepengen ogut punya
ya"kta Kirno cengengesan,
Maka akupun mulai menghisap sampai ia kegelian, kemudian
"Giliran gua giliran gua"kata pak Suryo seperti anak kecil minta
permen, sedangkan pak Suryo memiliki penis yang terbesar diantara
mereka, "Mbah, boleh saya hisap penis mbah?"kataku dengan wajah
sudah seperti udang rebus yang kontras dengan kulit putihku, menahan
rasa malu yang amat sangat, "silahkan dik, nanti setelah cobaiin
****** abang dijamin ****** lain uda beda rasanya uda ga bakalan
mau"kata pak Suryo.
Saat aku menghisap penisnya ternyata ada sesuatu di ujung penisnya,
sesuatu yang bergrinjal grinjal, seperti batu atau sesuatu yang
tidak kuketahui, aku cuek saja, sambil terus menghisap, menjilati,
memberi air liur dan kuhisap lagi, memang terasa enak penis pak
Suryo, ada sesuatu yang lain daripada yang lain, sesuatu yang asyik,
membuat perasaan jadi tenang dan ingin terus melumatnya sampai
habis,
"Okey okey, jangan keenakan gitu non, sekarang si badan baja mau
coba mulut luh juga niih, mau cobain kehebatan mulut atas luh, nanti
kita kita juga bakal cobain mulut bawah luh mau tau luh pantes jadi
budaknya kita pa nggak, gih jajal temen gua, sori juri satu lagi
maksud gua"kata pak Suryo sambil ngakak sendiri sambil dengan nada
mengejek.
"Ayoh cepet gua uda ga sabar mau diisep ama perek, pecun kaya luh,
mau cobain mulut anak orang kaya jadi pecunnya kita, pasti asyik
betul kan hahahahaha"ejek Prabawa, kupingku terasa panas, tetapi
menghadapi ejekan demi ejekan justru membuatku makin bergairah
terhadap orang orang yang kelasnya dibawahku semua ini.
Sedangkan Prabawa ternyata dengan tubuh besarnya memiliki penis
terkecil diantara mereka tetapi memili diameter yang terbesar, pada
saat aku menghisap penis Prabawa, si Kirno sudah tidak tahan, ia
memasukkan jari jarinya ke dalam vaginaku dengan agak kasar,
vaginaku memang sudah basah, karena aku merasa sangat terangsang
sekali dengan keadaan ini, aku tahu posisiku sedang diancam, tetapi
batinku mengatakan kalaupun aku tidak dalam keadaan diancam mungkin
aku juga akan melakukan dengan sukarela, entah apa yang menyebabkan
aku punya pikiran seperti ini, apakah mungkin Pak Suryo yang seorang
dukun cabul? Aku tidak tahu yang kutahu aku sangat menikmati
perlakuan mereka.
Penis mereka satu persatu kukulum tetapi mereka tidak mau sampai
mengeluarkan, katanya masih panjang perjalanan ini.
"Wuih ilah basah betul nih cewe kita, ci emang enak ya ngisepin
******? Asyik ya? Kita juga merasa mulutnya nci jago sih, belajar
dimana sih? Udah biasa yah ama hansip hansip rumah? Ato satpam
satpam? Ko keliatannya jago amat yah?"kata Kirno mengomentari.
"Hmmmm…….. harum lagi…"kata Kirno lagi, sambil menghenduskan
hidungnya ke vaginaku, ia sekarang mempermainkan clitorisku, ia
gosok gosokkan,
"Ah… jangan… jangan… ahhh…"aku sangat terangsang tetapi aku tidak
ingin mereka tahu, aku berusaha merapatkan kedua pahaku, agar tidak
dikerjai Kirno lebih dalam lagi.
Tetapi yang terjadi selanjutnya malah aku yang membuka kedua pahaku
sementara kamera terus memfokuskan kemaluanku, badanku dan wajahku,
"AAAHHHHHHH…..AHHH"akhirnya aku tidak tahan lagi, aku memuncratkan
cairan kewanitaanku, memang tidak banyak wanita yang dapat
memuncratkan kewanitaannya, jarang sekali, tetapi aku salah satu
dari sekian banyak gadis,
"Wuih gila mannnnn…. Muncrat…. Aje gile…. Emang cewe Chinese semua
gitu ya Pram?"ujar Kirno penasaran dan agak norak.
"Nggak tau deh gua, ntar luh cobain aja temen temennya"kata Prambo
langsung tersentak aku terkejut, teman temanku? Apa mereka juga mau
mencicipi teman temanku? Tapi aku sudah terlalu capai untuk
mengomentari hal itu, aku biarkan saja hal itu seolah olah aku tidak
pernah mendengarnya.
"Nah sekarang giliran gua ya"kata Pram sambil mendekati diriku,
ia mengarahkan penisnya kearah kemaluanku, sementara aku masih dalam
keadaan membukuk terlungkup, aku merasakan ujung penisnya menyentuh
ujung vaginaku, ia putar putarkan vaginanya, tiba tiba ia
menjulurkan tangannya ke arah wajahku,
"Ludahin,"perintahnya.
Akupun menurutinya kuludahi telapak tangannya.
"Tambah lagi lebih banyak"katanya lagi, maka aku meludah lebih
banyak,
Air liurku kemudian dihirup sebentar olehnya, "uhh gila wangi
yah"komentarnya yang kemudian dioleskan ke penisnya.
Kemudian dengan cairan kewanitaanku dan air liurku ia mulai
memasukkan penisnya, "Ini cewe yang minta loh, buktinya ****** gua
bisa masuk berkat memeknya yang basah dan ludahnya sendiri, jadi
memek bawah ama memek atas kasi pelican hahahaahah"ejeknya yang
diikuti tawa ketiga teman – temannya, perkataannya sangatlah kasar,
mulut indahku ini dikatakan maaf memek, sangatnya tidak etis, tapi
aku terlalu larut dalam kenikmatan permainan mereka, aku telah
menjadi budak seks mereka.
Akhirnya aku merasakan penisnya menyeruak masuk ke dalam vaginaku,
ia mulai mengenjotku dengan posisi doggie style "OOugh… ough… gila…
enak… waduh… cowo luh ga pernah ewe in luh yah? Kok masi sempit sih
luh punya? Tapi uda ga perawan, Kok bisa? Luh suka masturbasi yah?
Luh ilangin sendiri yah perawannya luh?"ujar Pram sambil terus
mengenjot vaginaku, tangannya meremas remas payudaraku, dari arah
belakang. Aku merasakan nyeri pada vaginaku, aku sering merawat
kemaluanku itu, memang aku sudah pernah melakukannya sekali bersama
cowoku, tapi itu sudah lama dank arena kami sama sama khilaf, tapi
kemudian tidak pernah melakukannya lagi, hanya sekedar jilat jilat
badan dan oralseks saja.
Kamera terus diarahkan ke arah di mana penisnya memasuki area
kemaluanku, keluar – masuk – keluar – masuk. Begitu seterusnnya,
sampai akhirnya aku mencapai puncakku yang kedua kalinya sementara
Pram belum menujukan tanda tanda akan keluar, ia juga mengambil
kamera digitalku untuk memotret moment tersebut, sambil film terus
dilanjutkan, mungkin ini sudah dvd yang kedua, aku tidak tahu, yang
pasti aku memang selalu membawa cadangan dvd kosong, di tasku ada
sekitar 5 dvd lagi yang masih kosong.
Kemudian Pram memutar mutarkan penisnya kedalam vaginaku, aku
merasakan batang penisnya menyentuh seluruh rongga vaginaku, terasa
berputar putar, terasa sangat penuh, sampai akhirnya aku rasakan
penisnya berdenyut denyut di dalam rongga vaginaku dan aku
sendiripun sudah akan mencapai klimaksku yang ketiga kalinya
"Uoooooohhhhh….."teriakknya diikuti semburan spermanya di dalam
rongga rahimku.
Ada perasaan takut hamil juga, tapi saat itu untung bukan masa
suburku,
Kemudian Pram belum juga melepaskan penisnya memutar tubuhku hingga
aku berhadap hadapan dengannya, dengan penis masih menancap di
vaginaku dia mulai mencumbuku dengan ganasnya, akhirnya aku pasrah
saja ketika lidahnya mulai bermain main di mulutku, aku juga ikut
membalas cumbuannya, aku kait kaitkan lidahku dengan lidahnya, air
liur kami sudah menetes netes di pinggir bibir kami, akhirnya ia
melepaskan panggutannya sehingga aku dapat menghirup udara sesaat.
Kemudian ia melepaskan penisnya dari rahimku, disusul dengan lelehan
spermanya yang lengket dan legit itu.
Giliran Kirno yang maju menyerangku, ia langsung menciumi telingaku
leherku sehingga aku kegelian, kemudian ia menjilati wajahku
sehingga basah dan bau air liurnya, ternyata si Kirno mempunyai
masalah dengan bau mulutnya, aku sebenarnya sudah mau muntah juga,
tetapi akhirnya aku dapat beradaptasi dengan mulutnya dan tubuhnya
yang dingin, setelah puas menciumi wajahku kini giliran payudaraku
yang mendapat cupangan cupangan, kulit putih mulus payudaraku jadi
penuh dengan cupangan cupangan merah dan air liurnya, kemudian
barulah ia melepas bajunya semua hingga bugil dan kembali menciumku,
bahkan ia menciumi dan menjilati vaginaku, ia menjilati clitorisku
sampai aku mengerang keenakan, sementara si Prabawa dan Pak Suryo
masing masing sudah telanjang sambil mengocok kemaluannya sendiri,
handycam sekarang di pegang pak Suryo, dan kamera digital pada
Prabawa, sedangkan Prambo entah menghilang kemana.
Mereka tertawa cencengesan melihat ulah Kirno yang asyik dengan
Vaginaku, aku sendiri pun sudah tak tahan dan akhirnya aku mencapai
klimaks kembali, tetapi tidak muncrat seperti yang pertama kali.
Tiba – tiba Kirno bangkit dan membuka sebuah bungkusan kecil seperti
bungkusan permen, yang lain juga kebingungan pada apa yang dilakukan
Kirno, si Prabawa berusaha mendongkakan kepalannya melihat ulah
Kirno, begitu ia tau langsung ia mendekati Kirno dan tiba – tiba,
PLAKKK, kepala Kirno di geplaknya "Guoblok luh, gua kira ngapain,
pake kondom segala luh!!! Tolol bener sih luh jadi orang? Ada juga
si non ini yang takut ketularan penyakit dari kita bukannya elu yang
takut kena penyakit dari nih cewe!! Bego banget sih luh? Buang tuh
kondom!!!"bentak Prabawa pada Kirno,
Tenyata si Kirno ingin memasang kondom pada penisnya, aku sendiri
pun merasa geli dan rasanya mau tertawa tapi kutahan, melihat
kebodohan Kirno ini.
"Iya iya uwis tak buang aja! Huh gitu aja marah"ujar Kirno mendumel
dengan logat jawanya.
Kemudian kepala penis Kirno mulai memasuki liang vaginaku, liang
vagina ku terkuak bersamaan masuknya batang penis Kirno, vaginaku
tidak terlalu sakit lagi karena ada bekas cairan sperma Prambo,
tubuhku diseret kearah lantai yang agak becek, aku rasakan rambutku
dan bagian kepalaku basah oleh air kotor yang ada di lantai ini.
Badan Kirno yang kurus ceking tersebut, saat bersentuhan kulit
denganku terasa dingin, tubuhnya seperti cicak yang dingin, kemudian
dia menempelkan telapak tangannya pada lantai yang basah kemudian
meremas dadaku, sehingga dadaku terkena cairan kotor yang ada di
lantai, "Uuuhhh…"keluhku sambil mengerutkan dahiku karena berasa
jijik, "Kenapa? Nikmatin aja ya ci, heheehe"ujar Kirno sambil
cengengesan sambil terus memompa penisnya keluar masuk liang
senggamaku, kali ini jarinya bergerak kea rah lubang anusku, ia
mainkan jarinya di sekitar lubang anusku, sambil sesekali
mencocolkan air dari lantai, membuat lubang duburku, kembang kempis
menahan rasa geli yang diperbuatnya, dan kemudian jarinya mulai
memasuki lubang anusku, aku tidak tahu dengan jari apa ia memasukkan
ke anusku, tapi aku membuka lebih lebar liangku agar tidak terlalu
sakit, karena dari beberapa artikel yang kubaca, agar wanita tidak
merasakan
sakit saat analseks maka ia harus merelakan dimasukan, dan tidak
bole ditahan.
Lama kelamaan aku menikmati perlakuan kotornya ini, aku rasakan saat
ia mengeluarkan jarinya maka mulut anusku akan terlihat monyong dan
sewaktu dimasukan akan melesak kempot ke dalam.
Pahaku tak terasa membuka sendiri dengan lebar, berharap Kirno
melakukan lebih jauh lagi "Ahh ahhhh, ahhhh"desahku aku merasa tidak
dapat membendung lagi hasratku rasanya begitu nikmat, aku merasa
melayang layang "AAAAA HHHHH aaa"akhirnya aku mencapai puncak
kenikmatanku untuk yang kesekian kalinya,
"He hehe enak ya non? Padahal biasanya pada jijik loh kalau mau main
ama saya, hehehe ternyata non doyan juga ya ama saya? jadi pacar aku
aja mau?"tawa Kirno.
Aku hanya diam, tidak memperdulikannya, aku hanya memejamkan mataku
merasakan masa masa kenikmatanku, begitu nikmatnya sampai badanku
bergetar getar.
Keringat mengucur di seluruh tubuhku, aku sangat kelelahan, aku
sempat bernafas kira kira 2 menit lamanya, sampai akhirnya giliran
pak Suryo yang seorang dukun ini mengarapku.
"Hehehe non, tenang aja yah, nyantai aja, ntar kalau uda nyobain
****** mbah, dijamin non pasti mutusin cowo non, ****** mbah ini
sekali dicoba topcer ampe nyess nyess… hehehehe"ujak pak Suryo yang
membuatku bergidik mendengarnya.
Tiba – tiba ponselku berbunyi, rupanya orangtuaku menghubungiku,
ingin rasanya aku berteriak minta tolong, tetapi "Hei, awas kalau
macam – macam, Prambo sedang berada di depan rumahmu ingin membakar
rumahmu, bila kau macam macam, kami tinggal menghubunginya,
bagaimana?"kata Prabawa. "Bajingan kalian ini semua!!!"umpatku dalam
hati, "Baik, aku akan menuruti kalian"kataku.
"Halo ma, sorry yah ma ga hubungin mama, aku lagi di rumah Shinta,
bantuin skripsinya, mama ga usa khawatir ya…"kataku. Setelah mamaku
menyarankan agar tidak tidur terlalu larut, dan berbasa basi
sebentar, akhirnya aku mengucapkan selamat malam.
"Hm… untuk jaga jaga supaya mamamu saat menghubungi Shinta dan kamu
ternyata tidak ada di sana, sebaiknya kamu telpon temanmu itu"kata
pak Suryo.
Maka akupun menuruti kehendaknya, dengan cerita yang dikarang bahwa
aku berada di rumah pacarku saat ini dan aku juga mengatakan apabila
mamaku saat menelepon ke rumahnya, minta ia beralasan saya sedang ke
wc atau sedang tidur atau apapun juga supaya mamaku tidak mengetahui
aku menginap di rumah pacarku, bahwa aku menginap di rumah Shinta.
Kemudian tidak lupa juga aku menelepon pacarku bahwa aku sedang
berada di rumah Shinta dan memintanya untuk tidak menghubungi rumah
Shinta karena takut mengganggu orang orang di rumah Shinta, dan ia
pun mau mengerti, tapi yang membuat saya kesal adalah saat aku
sedang menelepon pacarku pak Suryo terus menggeranyangi tubuh
mulusku.
Kemudian akhirnya telepon pun diakhiri bersamaan menghujamnya penis
pak Suryo ke kemaluanku bleessss… "Ahhhh…"rintihku sakit.
Tapi kemudian tubuhku tiba tiba merinding bulu bulu romaku berdiri
semua, menambah kesexian di mata pak Suryo, tiba – tiba saja aku
merasakan sesuatu yang sangat nikmat, padahal pak Suryo belum lagi
menyodok yodok barangnya di dalam kemaluanku.
"Ahhh… Uhhh E e enakkk"desahku tak karuan, aku merasa cuek saja toh
aku juga sudah disetubuhi dari tadi, tidak masalah apabila kali ini
aku ingin menikmati senikmat nikmatnya.
Pak Suryo mulai memaju mundurkan pinggulnya pertama tama pelan makin
lama makin kencang keluar – masuk – keluar – masuk – keluar – masuk.
Disertai bunyi kecipak kecipak, sambil tangannya terus memainkan
putting susuku, diplintir kesana kemari layaknya mencari gelombang
Sonora untuk radio.
Aku tidak tahan lagi dengan perlakuan pak Suryo yang entah jago
bermain sex atau memang ada jampi jampinya, aku tidak peduli yang
penting sekarang aku merasakan diriku berada di awang awang.
"Aaaaahhh aahhh terus pak terus enak banget sih, ahhhh ahhh
ahhh…"teriakku, "Enak kan non? Enak mana ama punya pacarnya non?
Mbah bikin kamu ketagihan yah?"ledeknya. "Iya mbah enak
banget"ujarku yang sudah tidak peduli lagi bahwa saat ini kamera
sedang mengarah padaku.
Setengah jam lamanya pak Suryo memainkan penisnya diputar di keluar
masukan baik lembut nian, maupun kasar, tapi aku suka sekali,
rasanya aku tidak ingin melepaskan penis pak Suryo dari kemaluanku.