1. Keris Mpu Gandring

Keris  Mpu Gandring adalah senjata pusaka yang terkenal dalam riwayat  berdirinya Kerajaan Singhasari di daerah Malang, Jawa Timur sekarang.  Keris ini terkenal karena kutukannya yang memakan korban dari kalangan  elit Singasari termasuk pendiri dan pemakainya, ken Arok. Keris ini  dibuat oleh seorang pandai besi yang dikenal sangat sakti yang bernama  Mpu Gandring, atas pesanan Ken Arok. Setelah selesai menjadi keris  dengan bentuk dan wujud yang sempurna bahkan memiliki kemampuan  supranatural yang konon dikatakan melebihi keris pusaka masa itu.  Kemudian Ken Arok menguji Keris tersebut dengan menusukannya pada Mpu  Gandring yang konon menurutnya tidak menepati janji. Dalam keadaan  sekarat, Mpu Gandring mengeluarkan kutukan bahwa Keris tersebut akan  meminta korban nyawa tujuh turunan dari Ken Arok. Dalam perjalanannya,  keris ini terlibat dalam perselisihan dan pembunuhan elit kerajaan  Singhasari yakni: Tunggul Ametung, Ken Arok, Anusapati dan keturunan Ken  Arok.
2. Keris Kyai Setan Kober

Keris  Kyai Setan Kober adalah nama keris milik Adipati Jipang, Arya  Penangsang. Keris ini dikenakan pada waktu ia perang tanding melawan  Sutawijaya. Suatu saat tombak Kyai Pleret yang dipakai Sutawijaya  mengenai lambung Arya Penangsang, hingga ususnya terburai. Arya  Penangsang dengan sigap, menyangkutkan buraian ususnya itu pada wrangka  atau sarung-hulu keris yang terselip di pinggangnya, dan terus  bertempur. Saat berikutnya, Sutawijaya terdesak hebat dan kesempatan itu  digunakan oleh Arya Penangsang untuk segera penuntaskan perang tanding  tersebut, dengan mencabut keris dari dalam wrangka atau ngliga keris  (menghunus), dan tanpa sadar bahwa wilah(an) atau mata keris Kyai Setan  Kober langsung memotong ususnya yang disangkutkan di bagian wrangkanya.  Ia tewas seketika.
Sutawijaya  terkesan menyaksikan betapa gagahnya Arya Penangsang dengan usus  terburai yang menyangkut pada hulu kerisnya. Ia lalu memerintahkan agar  anak laki-lakinya, kalau kelak menikah meniru Arya Penangsang, dan  menggantikan buraian usus dengan rangkaian atau ronce bunga melati,  dengan begitu maka pengantin pria akan tampak lebih gagah, dan tradisi  tersebut tetap digunakan hingga saat ini.
3. Keris Pusaka Nagasasra dan Sabuk Inten 

Keris  Pusaka Nagasasra dan Sabuk Inten adalah dua benda pusaka peninggalan  Raja Majapahit. Nagasasra adalah nama salah satu dapur keris luk tiga  belas dan ada pula yang luk-nya berjumlah sembilan dan sebelas, sehingga  penyebutan nama dapur ini harus disertai dengan menyatakan jumlah  luk-nya.Bagian gandik keris ini diukir dengan bentuk kepala naga,  sedangkan badannya digambarkan dengan sisik yang halus mengikuti luk  pada tengah bilah sampai ke ujung keris.
Salah  satu pembuat keris dengan dapur Nagasasra terbaik, adalah karya empu Ki  Nom, merupakan seorang empu yang terkenal, dan hidup pada akhir zaman  kerajaan Majapahit sampai pada zaman pemerintahan Sri Sultan Agung  Anyokrokusumo di Mataram. Dapur Sabuk Inten, seperti juga dapur  Nagasasra mempunyai luk tiga belasdengan ciri-ciri yang berbeda yaitu  mempunyai sogokan, kembang kacang, lambe gajah dan greneng.
4. Condong Campur

Condong  Campur adalah salah satu keris pusaka milik Kerajaan Majapahit yang  banyak disebut dalam legenda dan folklor. Keris ini dikenal dengan nama  Kanjeng Kyai Condong Campur.
Konon  keris pusaka ini dibuat beramai-ramai oleh seratus orang mpu. Bahan  kerisnya diambil dari berbagai tempat. Dan akhirnya keris ini menjadi  keris pusaka yang sangat ampuh tetapi memiliki watak yang jahat.
5. Keris Taming Sari 

Di  ceritakan pemilik asal keris ini adalah merupakan pendekar atau hulu  balang kerajaan Majapahit yang bernama Taming Sari. Keris ini kemudianya  bertukar tangan kepada hulubalang Melaka yang telah berjaya membunuh  Taming Sari bernama Hang Tuah. Perpindahan kepemilikan ini terjadi dalam  suatu duel keris yang sangat luar biasa antara Taming Sari dan Hang  Tuah, yang akhirnya dimenangkan oleh Hang Tuah.
No comments:
Post a Comment