Sunday, November 11, 2007

Gadis Pemijat 2

GARA-GARA GADIS PEMIJAT SEXY
(Bagian 2)


Setelah agak lama aku merabai gunungnya ia pun turun dari perutku, ia perlahan membuka kancing bajunya sampai turun ke bawah, sambil menatapku dengan penuh nafsu. Ia sengaja mempermainkan perasaanku dengan agak perlahan membuka bajunya.

"Cepatlahh.. ke sini, kasihan nih adikku udah menunggu lama..." aku sambil mengocok sendiri kemaluanku, habis nggak tahan sih.

"Eits... jangan!" ia memegang tanganku.

"Ini bagianku," katanya sambil menuding adikku yang seakan mau meledak.

Tak lama ia kemudian mengambil minyak pijat dan mengoleskan ke kemaluanku.

"Ehmm... ahhh..." aku pun menggelinjang, namun ia tak peduli, malah tangannya semakin cekatan memainkan kemaluanku.

"Augghh... aku nggak tahan nihhh..."

Kemudian ia mulai menghisapnya seraya tangannya mengelus buah zakarku.

"Aduhhh... arghh.. aku mau keluar nihhh!"

Kemudian kemaluanku berdenyut dengan keras dan akhirnya "Croottt..." maniku memancar dengan derasnya, ia terus mengocoknya seakan maniku seakan dihabiskan oleh kocokannya.

"Aahhh..." aku melenguh panjang, badanku semua mengejang. Ia kelihatanya suka cairanku, ia menjilatinya sampai bersih, aku pun lemas.

"Gimana... enak kan? tapi kamu payah deh baru digituin dikit aja udah 'KO'," godanya.

"Habbiss kamu gitukan sih, siapa tahannn..."

Ia memakluminya dan agaknya tahu kalau aku baru pertama kalinya.

"Tuh kan lemes, punyamu mengkerut lagi," sambil ia memainkan kemaluanku yang sudah nggak berdaya lagi.

"Entar ya, nanti kukerasin lagi," katanya.

"Hufff... OK lah," kataku pasrah.

Dengan masih menggunakan bra dan CD ia mulai memijatku lagi. Kali ini ia memijat pahaku dan terkadang ia menjilati kemaluanku yang sudah lemas.

"Ihhh... lucu ya kalau sudah lemes, kecil!" ia mengejekku.

Aku yang merasa di-"KO"-nya diam saja. Sembari ia memijat pahaku, dadanya yang montok kadang juga menggesek kakiku, wahhh kenyal sekali!

"Kenapa liat-liat, napsu ya ama punyaku?" katanya.
"Wahhh, bisa-bisa adikku terusik lagi nih," jawabku.

Aku sambil mengelus dan mengocok sendiri kemaluanku sembari melihat geliat gadis itu memijatku.

"Wah dasar tukang coli kamu..." serangnya.
"Biar aja, akan kubuktikan kalo aku mampu bangkit lagi dan meng-'KO' kamu," kataku dengan semangat.

Benar juga kemaluanku yang tadinya tidur dan lemas lambat laun mulai naik dan mengeras.

"Tuh.. berdiri lagi," katanya girang.
"Pasti!" kataku.

Aku tidak melewatkan kesempatan itu, segera kuraih tangannya dan aku segera menindihnya.

"Uhhh.. pelan dikit doong!" katanya.
"Biar aja, habis kamu napsuin sih..." kataku.

Dengan cepat aku melucuti BH dan CD-nya. Sekarang kelihatan semua gunung kembarnya yang padat berisi dengan puting merahnya serta lubang kemaluannya yang bagus dan merah. Langsung saja kujilati puncak gunungnya dengan penuh nafsu, "Emmm.. nikmat, ayo terusin.." desahnya membuatku berdebar. Kulihat tangannya mulai merabai kemaluannya sendiri sehingga kelihatan basah sekarang. Tandanya ia mulai bernafsu berat, aku pun mengambil alih tangannya dan segera menjulurkan lidahku dan kumainkan di lubang kemaluannya yang lezat. Ia semakin menjadi, desahannya semakin keras dan geliat tubuhnya bagaikan cacing,

"Ahhh... uhhh ayo lah puaskan
aku..." ia pun mulai menggapai batang kemaluanku yang sudah keras,
"Ayolah
masukkan!" tanpa basa-basi aku pun menancapkan barangku ke lubang kemaluannya.

"Slep.. slepp!"
"Arghh... ihhh... ssshhh," ia agak kaget rupanya menerima hujaman pusakaku yang besar itu.
"Uahhh.. ennakkk..." katanya.

Mulutnya megap-megap kelihatan seperti ikan yang kekurangan air, aku pun semakin semangat memompanya. Tapi apa yang terjadi karena terlalu bernafsunya aku tidak bisa mengontrol maniku.

"Heggh... hegghh... ahhh,
ehmm... aku mau keluar lagi nihh!" kataku.
"Sshhh... ahhh ah... payah lo, gue tanggung ni... entar donk!"
"Aku sudah tidak tahan lagii..."

Tak lama kemudian batang kemaluanku berdenyut kencang.

"Aaaku keluarrr..." erangku.
"Ehhh... cepat cabut!" sergapnya.

Aku pun mencabut batang kemaluanku dan ia pun segera menghisapnya.

"Ahhh... shhh...!"

"Crot... crottt... crottt" memancar dengan derasnya maniku memenuhi mulutnya dan berceceran juga di gunung kembarnya yang masih tegang.

"Ugghh..." aku pun langsung tumbang lemas.

"Aduh... gimana sih, aku nanggung nihh... loyo kamu."

Aku sudah tidak bisa berkata lagi, dengan agak sewot ia berdiri.

"Ahhh... kamu menghabiskan cairanku yaaa.. lemes nihh," kataku.

"Udah lahh.. aku pergi," katanya sewot.

"Ya udah sana... thanks ya Sayang..." ia pun berlalu sambil tersenyum.

Pengalaman malam itu seakan telah merubah pandanganku tentang cewek. Aku berpikir semua cewek adalah penyuka seks dan penyuka akan kemaluan lelaki. Atas dasar itulah kejadian ini terjadi. Siang itu aku bertemu sama pacarku.

"Ehhh.. abis ngapain kamu Ndra? kok kelihatanya lemes amat? sakit yah..." tanyanya.

"Ah nggak kok, kemaren abis berburu sama ayahku," jawabku singkat.

"Ohh.. gitu ya," ia kelihatannya mulai paham.

Memang siang itu mukaku kelihatan kusut, sayu dan acak-acakan. Pokoknya kelihatan sekali deh kalau orang habis ML jor-joran, tapi kelihatannya "Yayang"-ku tidak curiga.

"Eh besok hari Rabu kan kita nggak kuliah," katanya.
"Iya memang enggak.." jawabku.
"Kita berenang yuk?" ajaknya.
"Emm... OK jadi!" jawabku mantap.

Yayangku memang hobi berenang sih, jadi ya OK saja deh. Karena hari itu sudah sore, waktu menunjukkan pukul 04:55, aku segera menggandeng tangan Ema,

"Ayo lah kita pulang, yok kuantar.." dia pun menurut sambil memeluk
tanganku di dadanya.


(Bersambung............)

Bisnis Luar Biasa====> http://www.dt88-network.info

No comments:

Post a Comment