Tuesday, November 13, 2007

Gadis Pemijat 4

GARA-GARA GADIS PEMIJAT
Episode "Bercinta di Kolam Renang....Aduh Nikmatnya!!"


Agak lama kami ber-French Kiss ria, perlahan ia mulai menurunkan kepalanya dan ganti memangsa leherku, "Aahhh... geli sayang," kataku. Rupanya debar jantungku yang menggelegar tak dirasakan olehnya. ia langsung mendorongku ke tembok, dan ia pun menciumi dadaku yang bidang dan berbulu tipis itu.

"Wah... dadamu seksi yah..." katanya bernafsu. Menjulurlah lidahnya menjilati dadaku "Slurrppp..." jilatan yang cepat dan teratur tersebut tak kuasa menahan adikku kecil yang agak menyembul keluar di balik celana renangku.

Jilatannya semakin lama semakin turun dan akhirnya sampai ke
pusarku. Tangan pacarku kemudian merabai batang kemaluanku yang sudah keras sekali. Aku pun sangat bernafsu sekali karena mengingatkanku pada gadis panti pijat yang merabai lembut kemaluanku.

"Ahhh.. Sayang..."
desahku tertahan.

Dengan cekatan ia memelorotkan celana renangku yang baru
saja kupakai, alhasil batanganku yang keras dan panjang pun mendongak gagah di depan mukanya.

"Ihh... gila punyamu Sayang..." katanya.
"Ema... hisap dong Sayang!" pintaku.

Ia agak ragu melakukan itu, maklum ia masih virgin sih. Ia belum menuruti permintaanku, ia hanya mengocok pelan namun gerakan kocokannya pun masih kaku, sangat berbeda dengan gadis pemijat tempo hari.

"Ssshhh... uahhh..." aku pun mendesah panjang menahan kenikmatanku.
"Sss... sayang hisap dong!"

Aku pun menarik kepalanya dan mendekatkan bibirnya yang mungil ke kepala kemaluanku, sekali lagi ia agak ragu membuka mulut.

"Aah... nggak mau Say, mana muat di mulutku..." jawabnya ragu.
"Egh... tenang saja sayang, pelan-pelan lah,"

Dia agaknya memahami gejolakku yang tak tertahan. Akhirnya ia memegang batanganku dan menjulurkan lidahnya yang mungil menjilati kepala kemaluanku.

"Slurpp... slurpp..." sejuk rasanya.
"Mmhhh... ahh, nah begitu Sayang... ayo teruss... ahh ssshh, buka mulutmu sayang."

Ia masih saja menjilati kepala dan leher kemaluanku yang mengacung menantang langit, lama-lama ia pandai juga menyenangkan lelaki, jilatannya semakin berani dan menjalar ke kantong semarku.

"Ih... bau nih sayang..
tadi nggak mandi ya?" katanya menggoda ketika menjilati buah zakarku yang ditumbuhi bulu-bulu halus, aku memang merawat khusus adikku yang satu ini.

"Ihh.. nggak lah sayang, kan yang penting nikmat," kataku tertahan.

Mulut
mungil Ema perlahan membuka, aku pun membimbing batang kemluanku masuk ke mulutnya. "Mmhh.. eghh..." terdengar suara itu dari mulut Ema ketika batangku masuk, tampaknya ia menikmatinya. Ia pun mulai menghisapnya dengan bernafsu.

"Slerpp.. cep.."
"Ahhh... mmmm.. oohhh..." desahku penuh kenikmatan.
"Mmmhh... sayang, nikmatttt sekali..." gumamku tidak jelas.

Setelah agak lama, aku pun menarik kemaluanku dari mulut Ema. Segera kubopong tubuhnya ke bangku panjang di dalam ruang ganti. Kurebahkan badannya yang lencir dan montok di sana, dengan keadaan pusakaku yang masih mengacung, kupelorotkan celana jins Ema dengan penuh nafsu, "Syuutt..." dan tak lupa CD-nya. Ia pun tampaknya pasrah dan menikmatinya karena tangannya merabai sendiri puting susunya.


Kemudian tampaklah lubang kemaluannya yang merah dan basah, aku pun segera mendekatkan kepalaku dan... "Slurp," lidahku kujulurkan ke klitorisnya.

"Hemmm... slurp..."
"Aachhh... uhhh!" desahnya panjang menahan kenikmatan yang dirasakan tarian lidahku di kemaluannya yang sangat lincah, makanya Ema mati keenakan dibuatnya.

"Sssh... sshhss..." desisnya bagaikan ular kobra.
"Andraaa... aku nggak tahan lagiii..." ia menggeliat tak karuan.
"Akuuu... nyampai nihhh..."

Jilatanku semakin kupercepat dan kutambah ciuman mesra ke bibir kemaluannya yang harum, "Cup... cupp," kelihatannya ia hampir mencapai puncak karena kemaluannya memerah dan banjir.

"Sshh... aahh... oohhh Yaangg... aku keluarrr..." erangnya menahan kenikmatan yang luar biasa.

Benar juga cairan kemaluannya membanjir menebar bau yang khas. Hemm enak, aku masih saja menjilatinya dengan penuh nafsu.

"Aduhhh... hhh... Sayang, aku udah nihh..." katanya lemas.
"Ma, aku masih konak nih..." kataku meminta.

Langsung saja tanganku ditariknya dan mendudukkanku di atas perutnya, batang kemaluanku yang masih tegang menantang belum mendapat jatahnya. Langsung saja Ema mengambil lotion "Tabir Surya" dan mengolesinya ke batang kemaluanku dan ke dadanya yang montok, dan ia segera mengapitkan kedua gunung geulis-nya agar merapat. Ia mengambil lagi lotion itu, dan mengusapkan ke kemaluanku,

"Ahhhh..." aku pun hanya merem-melek. Kemudian
ia menarik batang kemaluanku di antara jepitan gunung kembarnya. Wahh... nikmat juga rasanya, aku pun memaju-mundurkan pantatku layaknya orang yang sedang bersetubuh.

"Bagaimana rasanya sayang..." tanyanya manja dan memandangku sinis.
"Aahhh... mmmm... ssss nikmat sayang..." ia pun tertawa kecil.

Ia merapatkan lagi gunungnya sehingga rasanya semakin nikmat saja.

"Uuahhh... nikkmattt sayangg...!" erangku.

Ia hanya tersenyum melihat mukaku yang merah dan terengah menahan nikmat.

"Rasain... habis kamu nakal sih..." katanya.
"Tapi lebih... nikmat memekmu sayang."
"Hush..." katanya.

Gerakanku semakin cepat, aku ingin segera mencapai puncak yang nikmat.

"Uuhhh... uhhh... mmm... arghh..." erangku tertahan.

Tak lama aku merasa hampir keluar.

"Sayy... aku hampir nyampe nihh..." desahku.
"Keluarin aja Ndra... pasti nikmatt..."

Tak lama batang kemaluanku berdenyut dan...

"Crottt... crutt..."
"Uuahhh... hemmm... ssshh!" nikmat sekali rasanya.

Spermaku memancar dengan deras dan banyak.

"Ooohh..." gumamku.

Spermaku memancar membasahi leher Ema yang jenjang dan mengena juga janggut dan bibirnya.

"Ihhh... baunya aneh ya.."

Ia mencoba membersihkan cairan kental itu dengan tangannya, aku pun turun dari atas tubuhnya. "Aahhh... nikmat Sayang..." tapi dalam hatiku aku belum puas jika belum menjebol liang kemaluan Ema. Ema pun segera membersihkan maniku yang belepotan.

"Iihhh... kok kayak gini sih?" tanyanya penuh selidik.
"Itu namanya cairan kenikmatan sayang..." jawabku enteng.
"Ooo..." katanya pura-pura tahu.
"Habis bercinta enaknya berenang yuk?" ajaknya.
"OK," kataku.


(Bersambung.......)

............ Ia berenang mendekat ke arahku, aku pun masuk ke air, aku langsung memeluknya dan mencium bibirnya dengan ganas. "Kamu membuatku nggak tahan sayang..." kataku.


Bisnis Luar Biasa====> http://www.dt88-network.info

No comments:

Post a Comment