Sunday, September 16, 2012

5 “Kejadian” yang Mindiskreditkan Islam Dan Nabi Muhammad


Semua “kejadian” yang terjadi ini, boleh jadi disebabkan oleh Islamophobia atau ketidaksukaan seseorang, kelompok atau organisasi yang tidak menyukai Islam. Manifestasi ketidaksukaan dan kebenciannya, melalui berbagai media dengan melakukan penghinaan terhadap Islam atau Nabi Muhammad.  Islamofobia sendiri adalah istilah kontroversi yang merujuk pada prasangka dan diskriminasi pada Islam dan Muslim. Istilah itu sudah ada sejak tahun 1980-an, tapi menjadi lebih populer setelah peristiwa serangan 11 September 2001. Berikut 5 “Kejadian” yang Mindiskreditkan Islam & Nabi Muhammad:

1. Film; Innocence of Muslim, (2012)
Innocence Muslim atau  sebelumnya disebut Innocence of Bin Laden (Desert Warrior), adalah filem anti-Islam yang beredar pada September 2012 ini, yang isinya mendiskreditkan kehidupan Nabi Muhammad. Filem ini dibuat oleh orang Mesir Amerika Nakoula Basseley Nakoula, dengan menggunakan nama samaran dari “Sam Bacile” dan “Alan Roberts.
Pada  8 September, film tersebut dikecam oleh parti politik Mesir. Protes terhadap film pada tanggal 11 September 2012, semakin meluas ke negara-negara muslim lainnya – bahkan hingga menyulut kerusuhan di Benghazi, Libya. Hal ini dipicu oleh pemutaran film yang diproduksi oleh warga asing dari komuniti koptik Mesir di AS, yang dianggap oleh masyarakat Islam setempat telah menghina Nabi Muhammad. Insiden ini bersamaan dengan peringatan 11 tahun serangan 11 September 2001 di AS.

2. Film; Fitna, (2008)
Fitna adalah film Belanda karya politikus Belanda, Geert Wilders yang merupakan pemimpin Partij voor de Vrijheid (PVV) di parlemen Belanda. Film ini berisi pandangannya mengenai Islam dan Qur’an. Film ini dirilis di Internet pada tanggal 27 March 2008.
Pembuatan filem Fitna ini sendiri dilatar belakangi oleh pengetahuan Wilders tentang sejarah Islam. Ia merasa bahwa Islam telah mengurangi kebebasan di Belanda dan perilakunya Muhammad tidak sesuai dengan kemoralan Barat. Namun sumber lain menyebutkan bahwa sesungguhnya Wilders adalah politisi yang mencoba mencari keuntungan dengan dibuatnya film tersebut, Ia adalah pendukung Yahudi. Isu Yahudi bagi seorang Wilders jelas sangat penting tapi ini disangkal Wilders dan tidak terbukti.


3. Surat Kabar; Kartun Jyllands-Posten, (2005)
Kontroversi mengenai kartun Nabi Muhammad pertama dimulai setelah dua belas kartun Nabi Muhammad, nabi terakhir dalam agama Islam, diterbitkan di surat kabar Jyllands-Posten; 30 September 2005. Jyllands Posten adalah surat khabar terbesar di Denmark.
Enam dari kedua belas kartun tersebut diterbitkan ulang di surat khabar Mesir, El Faqr, pada 30 Oktober 2005 untuk mendampingi sebuah artikel yang mengkritik keras tindakan Posten, namun saat itu kartun-kartun ini belum mendapat perhatian yang besar di luar Denmark. Hanya pada Desember 2005, saat Organisasi Konferensi Islam mulai menyatakan penentangannya, barulah kontroversi ini menghangat di dunia. Sebagian dari kartun tersebut diterbitkan di surat kabar Norwegia, Magazinet, pada tanggal 10 Januari 2006. Koran Jerman, Die Welt, surat kabar Perancis France Soir dan banyak surat kabar lain di Eropa dan juga surat kabar di Selandia Baru dan Jordan.


4. Film; Submission, (2004)
Submission (2004) adalah sebuah film singkat berdurasi 11-minit dalam bahasa Inggris yang disutradarai oleh Theo van Gogh dan ditulis oleh Ayaan Hirsi Ali (mantan anggota DPR Belanda untuk Partai Rakyat Kebebasan dan Demokrasi). Judul film adalah terjemahan langsung dari kata “Islam”. Film ini bercerita tentang empat karakter fiksi yang dimainkan oleh aktris tunggal mengenakan jilbab, namun dibalut dalam tubuh tembus pandang yang ditato dengan ayat-ayat dari Al-Qur’an . Karakter adalah perempuan Muslim yang telah disalahgunakan dengan berbagai cara.
Sebagai reaksi dari film tersebut, sutradara van Gogh dibunuh oleh seseorang yang menganggap film tersebut telah menghina Islam.

5. Buku; The Satanic Verses, (1988)
The Satanic Verses adalah novel ke-empat karya Salman Rushdie, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1988, dan sebahagian terinspirasikan dari kisah hidup Muhammad. Judulnya merujuk pada apa yang diketahui sebagai ayat-ayat setan. Dalam novel ini, sang tokoh utama yang bernama Mahound (yang kemungkinan besar merujuk pada Muhammad) diceritakan secara kilas balik paralel dengan dua tokoh utama lainnya Gibreel Farishta dan Saladin Chamcha.
Di Britania Raya, novel ini diterima dengan baik oleh para kritikus, dan menjadi finalis Booker Prize tahun 1988, walaupun dikalahkan oleh Oscar and Lucinda karya Peter Carey yang memenangkan Whitbread Award 1988 untuk novel terbaik tahun itu. Namun di komuniti Muslim, novel ini menghasilkan kontroversi yang luar biasa. Buku ini tidak boleh beredar di India, dan banyak dibakar pada demonstrasi di Britania Raya. Novel ini juga menyulutkan kerusuhan di Pakistan pada tahun 1989. Bahkan pemimpin Iran ketika itu,  Ayatollah Ruhollah Khomeini sampai mengeluarkan fatwa memerintahkan semua umat Muslim untuk membunuh Rushdie.

Tambahan:

Kes Beruang Tedy Sudan, 2007
Kes teddy bear Sudan, adalah sebuah kes penghujatan yang dilakukan guru Inggris Gillian Gibbons yang bekerja di Sekolah Tinggi Unity di Sudan pada tahun 2007. Gillian Gibbons lahir pada tahun 1953 dan memperoleh BEd dari CF Mott College of Education di Prescot pada tahun 1975. Ia ditangkap karena diduga menghina Islam dengan menamakan boneka beruang “Muhammad” pada kelasnya. Setiap Muslim mengutuk setiap penggambaran Nabi Muhammad, dalam bentuk apapun.(**)

No comments:

Post a Comment