Raja Ampat adalah sebuah kabupaten yang terletak di propinsi Papua Barat. Daerah ini sangat terkenal dengan wisata baharinya yang sangat indah dan mengagumkan. Sejak 2005 kepulauan yang biasa disebut Waisai oleh masyarakatnya ini telah definitif masuk menjadi wilayah pemekaran yang semula menginduk ke kota Sorong. Pemekaran terasa lebih baik sebagai upaya pengembangan daerah yang memang terlalu jauh untuk mengurus berbagai administrasi ke kota Sorong yang waktu tempuh ke sana bisa mencapai 4-5 jam jika menggunakan kapal penyeberangan, atau 2-3 jam kalau memakai speedboat.
Sementara hingga saat ini hanya ada 2 kapal yang melayani penyeberangan Waisai - Sorong pulang pergi. Setelah beberapa tahun menjadi kabupaten baru, Raja Ampat makin populer sebagai kawasan wisata bahari. Tidak hanya dikalangan wisatawan Indonesia tapi hingga mancanegara. Keindahan alam pesisir, kepulauan dan alam bawah laut telah menarik begitu banyak pelancong ke sana.
Tapi rupanya kepopuleran Raja Ampat tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan warganya. Seperti yang saya amati, hingga saat ini sarana dan prasarana kehidupan di Raja Ampat masih sangat minim. Listrik untuk penerangan saja harus dibagi, dijatah 3 hari padam dan 2 hari menyala. Malah kadang hanya menyala satu hari dan selebihnya gelap. Hari ini (15 Maret 2012) saya ketahui bahwa pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) mengalami kerusakan sudah 2 minggu. Hanya di kantor pemerintahan dan beberapa rumah yang menggunakan genset sendiri saja yang menyala.
Tempat pengisian bahan bakar/pom bensin pun hanya satu buah, terletak 400meter dari pelabuhan dan pusat kota. Jarak itu ternyata masih harus ditambah dengan kenyataan bahwa pom bensin tersebut hanya beroperasi sesekali, lebih sering jadi tempat berteduh dari hujan atau panas bagi mereka yang kebetulan lewat. Maka tidak heran pada keadaan normal bensin bisa di jual dengan harga 8.000 rupiah/liter dan melonjak ke 30.000 ribu jika sulit ditemukan. Akibatnya masyarakat harus begitu cerdik untuk tetap bisa tahan dalam keadaan ini.
Belum lagi surat kabar (biasanya hanya ada koran lokal), pada kantor-kantor pemerintah kabupaten mereka terbiasa menerima koran baru edisi telat satu hari. Pengiriman dari kota Sorong memang siang hari tapi sampai Raja Ampat sore atau malam, lalu akhirnya didistribusikan pada keesokan hari.
Hm, semoga ke depan kabupaten Raja Ampat makin sejahtera hingga keindahan wisata yang tidak dapat terlupa itu tidak sia-sia.
No comments:
Post a Comment